PAST : Seven.

827 205 19
                                    

Hari sudah gelap ketika Chan kecil menekan bel pintu rumah Yeeun.

Sembari menunggu Deokmi Ajhumma membuka pintu, Chan merapikan pita yang melingkar pada boneka beruang kesayangan Yeeun. Boneka itu ada padanya setelah Sangyeon datang mengembalikan treasure box serta boneka beruang kesayangan Yeeun yang tertinggal di gazebo sore tadi.

"Bang Chan?"

Chan terkesiap begitu Deokmi Ajhumma memanggil namanya. Karena terlalu fokus merapikan pita di leher boneka itu Chan sampai tidak sadar bahwa pintu sudah dibuka oleh Deokmi Ajhumma. Maka dengan sedikit kikuk, Chan membungkukkan tubuhnya bersamaan dengan salam yang terucap.

"Annyeonghaseyo, Chan ke sini mau balikin boneka Yeeun yang ketinggalan, Ajhumma."

"Oh kalau begitu masuklah, kebetulan Yeeun masih bangun."

Chan mengangguk. Ia pun mulai merajut langkah menuju ruang tengah rumah Yeeun setelah Deokmi Ajhumma mengatakan bahwa anak perempuan itu ada di sana. Dia lagi-lagi menemukan Yeeun yang duduk di sofa sedang menikmati kartun dari televisinya. Bedanya, kartun yang terputar kali ini adalah kartun dengan karakter tiga beruang.

Chan melangkah pelan untuk duduk di salah satu sisi kosong sofa tepat di samping Yeeun. Anak perempuan itu tampak tak terganggu sama sekali. Ia masih terus fokus pada layar televisinya tanpa melirik ke arah Chan sedetik pun. Bahkan ketika Chan menyapanya, anak perempuan itu tidak memberikan respon apapun.

"Yeeun-ah, aku ke sini mau balikin boneka kamu," ucap Chan sembari menyodorkan boneka yang sedari tadi dibawanya.

Tanpa berucap sepatah kata, Yeeun mengambil boneka beruang kesayangannya. Dia kemudian merapikan bulu-bulu boneka itu sebelum memeluknya dan fokus kembali pada layar televisi.

Chan tak terlalu mempermasalahkan sifat Yeeun yang seperti ini. Mungkin karena sudah biasa atau mungkin juga karena Chan masih merasa bersalah. Karena bagaimana pun, Chan sendirilah yang mengajak--dengan sedikit memaksa--Yeeun untuk pergi ke lapangan bersamanya. Dan Chan semakin merasa bersalah setelah melihat lutut Yeeun yang terbalut rapat dengan kain kasa.

"Yeeun," Chan kembali bersuara setelah cukup lama memandangi lutut Yeeun yang terbalut kasa, "lutut kamu masih kerasa sakit?"

"Menurutmu?"

"Pasti sakit banget, ya?"

"Kalau sudah tahu kenapa masih nanya?"

Chan menggigit bibir bawahnya pelan sebelum menunduk dalam, "Maaf."

Sungguh, Chan benar-benar merasa bersalah. Meski sampai sekarang Chan masih tak mengerti kenapa luka-luka Yeeun yang terbilang kecil harus dibalut serapat itu, Chan tetap merasa harus bertanggung jawab atas apa yang terjadi padanya.

"Kamu kalau mau pukul aku boleh, kok."

Cicitan Chan berhasil membuat Yeeun mengalihkan pandangannya dari layar televisi, "Apa?"

"Kamu kalau mau pukul aku boleh, kok." Chan mengulangi kembali kalimatnya masih dengan kepala yang tertunduk, "Anggap aja kamu balas dendam sama aku, biar aku ngerasain sakit yang kamu rasain."

Selama beberapa saat ruang tengah itu hening. Yeeun hanya diam memandangi Chan yang lebih tertarik dengan jari-jemari kakinya sendiri. Setelah cukup lama membiarkan keheningan mengudara, Yeeun membawa tangan boneka beruangnya untuk memukul lengan Chan.

Mendapat pukulan lembut seperti itu, Chan seketika menoleh. Dipandanginya Yeeun yang juga sedang memandanginya hingga tatapan mata mereka bertemu. Lagi-lagi mereka terdiam dalam keheningan selama beberapa waktu.

Stand by Me - Stray Kids FanfictionTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang