BAB 2

17.6K 867 5
                                    

Happy Reading🌿

Kendrick adalah pria berusia 28 tahun dengan penampilan yang menarik

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Kendrick adalah pria berusia 28 tahun dengan penampilan yang menarik. Matanya yang tajam dan rambut hitam yang dibiarkan tergerai memberinya aura kegagahan yang tak terbantahkan. Namun, apa yang tersembunyi di balik senyumannya adalah obsesi rahasia yang dia pendam selama berbulan-bulan. Obsesi ini muncul ketika dia pertama kali melihat Zahwa tampil di sebuah video online, bermain biola dengan penuh semangat. Dalam diam, dia telah mengikuti setiap langkah Zahwa. Dia telah mengumpulkan foto-foto dan artikel tentangnya. Dia bahkan mencoba menghubungi Zahwa melalui media sosial, tetapi semua usahanya sia-sia.

Kendrick Reegan Addison duduk di sudut lobi teater, menatap layar ponselnya dengan intensitas yang hampir tak tertandingi. Layar tersebut memuat foto-foto Zahwa Nazhifa Aulia yang dia ambil dari penampilannya tadi malam. Matanya terus-menerus mengikuti setiap gerakan dan ekspresi wajah Zahwa dalam foto-foto itu.

Obsesinya terhadap Zahwa semakin membara. Baginya, Zahwa adalah gambaran sempurna dari keindahan yang tak terlukiskan. Dia bisa mendengar suara biola indah yang keluar dari bayangan Zahwa ketika dia memainkan lagu tadi malam. Kendrick merasa seperti dia telah menemukan pusat dari segala keindahan di dunia ini, dan pusat itu adalah Zahwa. Namun, dia juga menyadari bahwa dia harus bertindak lebih hati-hati. Membayangkan Zahwa menjadi miliknya adalah impian terlarang yang tidak bisa dia penuhi dengan cara biasa. Dia perlu mendekati Zahwa tanpa menimbulkan kecurigaan, dan itu adalah tantangan besar.

Kendrick mulai merenung tentang langkah selanjutnya. Dia tahu bahwa harus mencari tahu lebih banyak tentang Zahwa, apa yang dia sukai, hobi, dan rutinitasnya. Hanya dengan informasi itu dia bisa mendekati Zahwa dengan lebih baik.

Setelah beberapa jam penelitian yang intensif di internet, Kendrick berhasil mengumpulkan cukup informasi tentang Zahwa. Dia mengetahui bahwa dia sangat mencintai musik klasik dan sering berpartisipasi dalam konser-konser kampus. Ini adalah kesempatan bagus untuk mendekati Zahwa. Minggu berikutnya, Kendrick memutuskan untuk hadir di salah satu konser kampus yang akan diadakan Zahwa. Dia berpakaian sopan dengan setelan jas hitam dan berdandan rapi, mencoba memastikan bahwa penampilannya sesuai dengan acara tersebut. Dia merasa sedikit gugup, karena ini adalah pertemuan pertamanya dengan Zahwa secara langsung.

Ketika konser dimulai, Kendrick duduk di barisan tengah, berusaha untuk tidak menonjol. Zahwa tampil lagi dengan anggun, dan suara biolanya merayu pendengar seperti pesona sihir. Kendrick merasa hatinya berdegup kencang saat dia mendengarkan setiap nada yang dia mainkan. Dia merasa seperti melihat sisi lain dari Zahwa yang dia cintai dari jarak yang begitu dekat.

Setelah konser selesai, Kendrick memutuskan untuk bersabar dan menunggu di luar gedung teater. Dia ingin melihat apakah dia bisa bertemu dengan Zahwa setelah pertunjukan. Waktu berlalu, dan akhirnya, Zahwa keluar dari gedung bersama Zain.

Kendrick mengambil nafas dalam-dalam dan memutuskan untuk mendekatinya. "Permisi," ujarnya dengan sopan saat mereka berjalan melewatinya.

Zahwa dan Zain berhenti sejenak, menatap Kendrick yang tidak dikenal. "Ya?" kata Zahwa, dengan pandangan tajamnya.

Kendrick mencoba untuk tidak gemetar. "Saya tidak bisa tidak memperhatikan penampilan Anda tadi malam. Anda luar biasa."

Zahwa tampak sedikit terkejut, tetapi dia tersenyum dengan ramah. "Terima kasih. Saya senang Anda menikmati penampilan saya."

Kendrick melanjutkan, "Saya adalah penggemar musik klasik, dan saya selalu mengikuti konser-konser kampus. Saya harap kita bisa berbicara lebih banyak tentang musik suatu saat."

Zain, yang selama ini tetap berdiri di samping Zahwa, mengangkat alisnya, tetapi tidak mengatakan apa-apa.

Zahwa, dengan senyum yang lebih lebar, menjawab, "Tentu saja, itu akan menyenangkan. Nama saya Zahwa, dan ini Zain, sahabat saya."

Kendrick merasa hatinya melonjak kegirangan. "Saya Kendrick. Senang bertemu dengan Anda berdua."

Mereka pun berbicara sejenak tentang musik dan konser sebelum akhirnya berpisah. Kendrick merasa lega karena berhasil mendekati Zahwa tanpa menimbulkan kecurigaan. Tapi apakah dia bisa mengendalikan obsesinya yang semakin membara? Ini adalah pertanyaan yang hanya waktu yang akan menjawab.

_____________________________

Hari-hari berlalu, dan pertemuan Kendrick dengan Zahwa di konser kampus menjadi sebuah kenangan manis baginya. Meskipun masih memiliki obsesi yang tak terucapkan, dia mencoba untuk tidak terlalu mendekati Zahwa. Sebaliknya, dia fokus pada bisnis senjatanya dan mengikuti perkembangan musik Zahwa dari kejauhan.

Namun, takdir memiliki rencananya sendiri. Suatu pagi, saat Zahwa dan Zain sedang menuju ke kelas mereka, mereka secara tak sengaja bertemu dengan Kendrick di koridor kampus. Kendrick tampak begitu sopan, seolah-olah pertemuan itu adalah kebetulan semata.

"Salam pagi, Zahwa, Zain," kata Kendrick dengan senyuman ramah.

Zahwa sedikit terkejut oleh kehadirannya, tetapi dia menjawab dengan santai, "Salam pagi, Kendrick."

Zain juga memberikan sapaan yang ramah. "Halo, Kendrick."

Mereka berjalan bersama menuju kelas, dan Kendrick bergabung dalam percakapan mereka. Mereka membicarakan berbagai topik, dari musik hingga perkembangan terbaru di kampus. Kendrick berbicara dengan bijaksana dan mengesankan mereka berdua.

Semakin hari, pertemuan dengan Kendrick semakin sering terjadi secara kebetulan. Dia selalu ada di sana saat mereka pergi ke kantin atau ketika mereka berkumpul dengan teman-teman lainnya. Zahwa dan Zain mulai merasa seperti Kendrick adalah bagian dari lingkaran pertemanan mereka.

Zahwa merasa ada yang aneh dalam kehadiran Kendrick yang begitu sering di sekitarnya. Dia tahu bahwa dia belum cukup lama di kampus ini untuk secara alami menjadi bagian dari lingkaran pertemanannya. Namun, dia tidak ingin merasa terlalu paranoid.

Suatu hari, setelah sebulan berlalu sejak pertemuan pertama mereka, Kendrick mendekati Zahwa dengan proposal yang menarik. "Zahwa, aku mendengar bahwa kamu akan tampil di konser kampus lagi bulan depan. Bagaimana jika kita berkolaborasi dalam pertunjukan itu? Aku pikir itu akan menjadi sesuatu yang luar biasa."

Zahwa, yang selalu terbuka untuk peluang baru, memikirkan tawaran tersebut. Dia melihat bahwa Kendrick memiliki pengalaman dalam musik, meskipun dia tidak tahu sejauh mana. "Itu adalah ide yang menarik, Kendrick. Tapi aku perlu berbicara dengan Zain tentang hal ini."

Kendrick mengangguk penuh pengertian. "Tentu saja, ambillah waktu yang kamu butuhkan. Aku hanya ingin membantu kamu menghasilkan penampilan yang tak terlupakan."

Ketika Zahwa dan Zain berbicara tentang proposal tersebut, Zain merasa ada yang tidak beres. Dia memiliki firasat yang tidak bisa dijelaskan, tetapi dia tidak ingin membuat Zahwa takut. "Zahwa, aku pikir kamu harus lebih berhati-hati dengan Kendrick. Dia terlalu sering muncul dalam kehidupan kita, dan itu aneh."

Zahwa juga merasa demikian, tetapi dia ingin memberikan kesempatan pada Kendrick. "Mungkin aku hanya terlalu paranoid, Zain. Aku akan mencoba bekerja sama dengannya dalam pertunjukan itu. Tidak ada salahnya mencoba, kan?"

Zain mengangguk, meskipun masih merasa tidak yakin tentang Kendrick. Mereka akhirnya setuju untuk berkolaborasi dalam pertunjukan tersebut, dan mereka mulai mempersiapkannya bersama-sama.

Kolaborasi itu membawa Zahwa dan Kendrick lebih dekat. Mereka berlatih bersama di kampus, berbagi cerita tentang musik, dan terlibat dalam diskusi yang dalam tentang seni. Meskipun obsesi Kendrick tetap ada, dia berhasil mengelolanya dengan baik di depan Zahwa.

Namun, apakah obsesi itu bisa tetap tersembunyi selamanya, atau apakah akan mengubah segalanya ketika tiba waktunya? Hanya waktu yang akan memberikan jawaban atas pertanyaan tersebut.

____________________

King Of Possessive [Completed]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang