Bag 19 (Pencarian)

429 27 0
                                    

Di suasana ruangan yang cukup gelap, layar laptop dioperasikan di hadapan seorang pria sembari menikmati secangkir kopi. Mengunjungi beberapa platform media sosial untuk mencari nama orang yang ia tuju. Dicarinya nama Dara Artania di kolom pencarian 4 platform sosial media paling populer di dunia. Bahkan hingga menggunakan mesin pencari di internet pun tidak ditemukan nama orang sesuai yang ia cari.

Dibukanya sebuah laci yang terdapat di bawah meja untuk mengambil beberapa lembar foto yang sudah cukup usang. Tiga foto itu dijejerkan di atas meja. Ia masih menyimpan selembar foto pernikahan lamanya, foto dua orang anak gadis yang sedang berfoto bersama, dan pass foto seorang gadis remaja yang sedang mengenakan seragam SMA. Lalu mengambil pass foto gadis itu dan terpaku memandanginya.

Tak mau membuang banyak waktu, ia segera mengambil ponsel untuk menelepon seseorang.


📞

"Halo, Rio, besok siang bisa antarkan aku ke beberapa tempat? Mantan istriku kemarin sudah kasih list kontak dan alamat orang-orang yang pernah dekat dengan Dara. Aku lagi butuh tumpangan mobil."

"hmm... Okelah, Bang. Emang kau gak akan masuk kerja?"

"Aku sudah izin sama atasan kalau besok gak bisa masuk kerja. Besok aku akan ke rumah kamu, siapkan mobilnya ya dan jangan kemana-mana."

Sesuai janji, keesokan harinya mobil sedan berisi dua orang pria, berjalan menyusuri beberapa tempat di bawah teriknya sinar matahari. Mobil itu berhenti di sebuah kantor firma hukum. Bersama seorang teman kepercayaannya, ia memasuki gedung kantor tersebut untuk menemui seorang pegawai yang bekerja di sana.
Seorang resepsionis kantor memerintahkan dua pria itu untuk menunggu di ruang tamu sebelum orang yang ingin mereka temui datang.

Tak lama setelah itu, datang seorang wanita muda dengan setelan pakaian rapi. Matanya menyipit melihat dua pria asing yang belum pernah bertemu sebelumnya.

"Maaf, ada perlu apa ya Bapak berdua datang ke sini?" tanya Wika memulai percakapan.

Angga langsung bangkit dan menyalami wanita berpenampilan layaknya seorang eksekutif muda itu. "Perkenalkan Bu, saya Angga, dan ini Rio teman saya." Lalu duduk bersama untuk memulai perbincangan. "Maaf sebelumnya, kedatangan kita mengganggu waktu kerja Ibu. Langsung saja, maaf sekali lagi kalau kita akan ngobrol masalah yang sedikit pribadi. Sebelumnya, ibu kenal sama Dara?"

"Dara... teman SMA saya?"

"Iya itu, dia sudah lama kabur dari rumah. Kebetulan saya ayahnya, mau bertanya sama ibu soal keberadaan anak saya."

"Ayahnya kan udah meninggal. Berarti bapak ya yang waktu itu sering buat dia nangis? Dara jadi sering kelihatan sedih semenjak mamanya nikah lagi." Wika menyambarkan jawaban yang tak terduga hingga dua pria di hadapannya terperanjat kaget.

"Ma--maaf, saya kebetulan sudah lama cerai sama mamanya. Yang saya prioritasin di sini cuma gimana Dara biar bisa ketemu sama mamanya lagi. Saya udah gak tinggal sama mantan istri saya," Angga menahan gugup.

"Saya juga gak tahu di mana Dara. Terakhir ketemu waktu masih sekolah. Kenapa bapak gak lapor polisi aja biar bisa dicariin?"

"Mamanya udah lapor polisi dari awal dia kabur, tapi sampai sekarang belum ada perkembangan kabar terbaru."

Netranya menjadi tak fokus arah ketika harus berpikir cepat dan kembali menatap sinis pada Angga.
"Kalau gitu Bapak ikut saya aja ke kantor, nanti kita diskusiin sama orang-orang yang lebih pinter di sana." Wika bangkit dan menunjuk pada jendela ruang kantor utama. Terlihat di dalam sana beberapa orang pengacara berpengalaman sedang berkumpul mendiskusikan sesuatu dalam satu meja bundar.

About D ( Her Secret ) ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang