15

3.5K 519 218
                                    

Hati-hati banyak jebakan!

.

.

.

Namjoon nyaris tidak bisa menahan amarahnya ketika dia melihat Seokjin duduk sambil menopang kepalanya dengan kedua tangan. Pemuda itu terlihat sangat terpukul.

Beberapa saat sebelumnya, Seokjin telah kembali menemui Walikota dan Kapten Kepolisian untuk melakukan rapat tertutup.

Sekarang, mereka telah memiliki bukti, dan Namjoon akan memastikan Walikota itu tidak akan bisa menutup kasus ini begitu saja.

Pers akan tahu apa yang terjadi. Namjoon sudah memastikannya. Tidak ada yang akan melupakan Kim Taehyun atau korban lainnya begitu saja. Walikota tidak akan bisa lagi berpura-pura menutup mata dan telinga.

Seokjin bangkit berdiri. Langkah pemuda itu lambat, bahunya merosot ketika dia melangkah ke arahnya.

Namjoon menangkap tangan pemuda itu sebelum Seokjin bisa membuka pintu ruang rapat.

Seokjin menatapnya, "Aku ingin menemui tim medis."

Lingkaran hitam menghiasi mata Seokjin, bersama rasa sakit, kengerian dan kesedihan yang telah menghancurkannya. Namjoon ingin mengambil semua rasa sakit itu. Dia ingin menemukan bajingan yang telah membuat Seokjin terluka dan menghancurkannya seperti ini.

Namjoon akan memberikan kematian yang menyakitkan pada bajingan itu.

Orang itu perlu menderita, karena dia telah membuat Seokjin, Taehyun dan korban lainnya menderita.

Namjoon menatap kebalik bahu Seokjin, tidak ada siapa pun lagi di ruangan ini. Hanya mereka berdua.

"Namjoon, kenapa─"

Lalu, Namjoon menciumnya. Dia harus menciumnya. Dia ingin Seokjin merasakan sesuatu, apa pun, selain kesedihan yang menyakitinya. Namjoon ingin Seokjin tahu bahwa dia masih hidup, dan Seokjin masih memiliki harapan dalam hidupnya.

Dan juga harapan untuk mereka berdua.

Tapi, saat itu, Namjoon bisa merasakan rasa asin dari air mata Seokjin. Namjoon membenci kesedihan yang Seokjin rasakan. Dia hanya ingin pemuda itu bahagia.

Aku akan membunuh bajingan itu.

Lengan Seokjin memeluknya, dan pemuda itu balas menciumnya. Tubuh Seokjin gemetar dalam pelukannya ketika dia memeluknya erat.

Bibir Seokjin menjauh dari bibirnya, dan cukup lama baginya untuk berbisik, "Rasanya sangat menyakitkan."

"Aku akan membawamu keluar dari sini," tukas Namjoon. "Aku ingin kau pergi bersamaku."

"Aku ingin menemui Dokter Soobin, aku ingin tahu mengenai hasil autopsi Taehyun."

Namjoon melepaskan pelukan mereka, lantas menatap Seokjin dan menggenggam kedua bahu pemuda itu dengan erat, "Seokjin. Jangan lakukan ini pada dirimu sendiri."

Seokjin menarik napas dalam-dalam, dan melangkah menjauh darinya. Namjoon bisa melihat Seokjin berusaha mengubah ekspresinya, tetapi pemuda itu tampak sangat rapuh─mudah hancur─dan hal itu menyakitinya juga.

Tapi, di sisi lain, dia tidak bisa menghentikan penderitaan yang Seokjin rasakan, dan itu membuatnya gila.

"Aku pergi bersamamu." Kata Namjoon pada akhirnya. Dia tidak akan membiarkan Seokjin masuk ke dalam sana sendirian.

Seokjin mengangguk kecil, "Terima kasih."

Seokjin tidak seharusnya berterima kasih. Namjoon menangkap tangannya. "Setelah kita selesai, aku akan membawamu keluar dari sini bersamaku. Aku tidak akan membiarkanmu sendirian."

Primal Fear | NamJin ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang