"Kak Regan nggak mau mampir dulu? Aku buatin kopi biar nggak lelah banget."
Regan menggelengkan kepalanya. "Nanti Ezra nyari aku. Kamu masuk, gih. Udah malam."
Dia pun menyerahkan kunci mobil kepada Syrena dan membalikkan tubuhnya untuk mencari taksi. Namun, saat Regan menjauhkan tubuhnya dari pandangan Syrena, dia langsung merasakan sebuah tangan melingkari tubuhnya dan membuatnya bergetar karena menahan rasa gejolak yang sudah lama tak dia rasakan.
"Makasih udah nganterin aku."
Regan masih membeku di tempatnya. Pikirannya sekarang bukanlah tentang pandangan orang yang masuk ke apartemen, tapi melainkan karena sentuhan Syrena yang menggetarkan jiwanya.
"Syrena," panggil Regan yang segera melepaskan tangan Syrena dari tubuhnya dan memutar pandangan ke arah Syrena. "Aku mohon, jangan kayak gini."
"Kayak gini, gimana?" tanya Syrena. "Aku nggak suka nyembunyikan perasaanku dari orang yang aku suka. Kalau Kakak nggak bisa terbuka atau nerima aku karena Mama, aku---"
"Aku belum melupakan ibu kandung Ezra," potong Regan yang membuat Syrena kaku dan tampak tersakiti dengan perkataannya. "Aku mencintainya. Bahkan setelah bertahun-tahun lamanya, aku tetap cinta sama dia. Dan jujur aku nggak bisa ngelupain dia."
"Aku bakal bikin Kakak lupa," sahut Syrena dengan kepercayaan dirinya. "Aku janji bakal bikin Kakak lupa sama dia dan mulai suka sama aku."
"Syrena---"
"Aku nggak akan pernah nyerah, sampai kapanpun. Aku nggak mau sama yang lain kecuali sama Kak Regan. Titik."
Regan menutup matanya, kemudian mengembuskan napas dan membuka mata untuk kembali menatap Syrena. Namun, ketika kedua matanya terbuka, Syrena langsung maju ke arahnya dan mencium bibir Regan, membuat tubuh Regan kembali bergetar tak karuan.
Setelah mencium Regan di depan apartemennya tanpa rasa malu, Syrena tersenyum dan berkata, "aku masuk dulu."
Syrena sudah pergi, tapi Regan masih bergeming di tempatnya dengan tangan yang mulai menyentuh bibirnya. Kebiasannya. Ketika dia dicium, maka Regan akan otomatis menyentuh bibirnya.
Dia frustrasi. Syrena selalu seperti ini. Sikapnya bahkan tidak berubah meskipun ingatannya hilang. Selalu main lebih dulu dan membuat Regan jadi tidak berdaya.
Setelah diam cukup lama di depan apartemen Syrena, Regan akhirnya pulang dengan taksi dan setibanya di rumah, dia tidak bergegas ke kamar, melainkan pergi ke arah dapur yang di atas meja sudah terdapat masakan Syrena.
Regan membuka tutup wadah karet itu dan melihat masakan ayam saos padang yang merupakan kesukaannya. Entah ini kebetulan atau memang Syrena mengingat dengan jelas kesukaannya.
Regan langsung mengambil sendok dan merasakan sedikit masakan itu. Dan setelah dia cicipi, rasa asin memenuhi lidahnya. Regan tertawa, tapi matanya berkata lain karena menahan tetesan tangis. Rasanya masih sama seperti dulu. Kemampuan memasak Syrena tidak berubah. Gadis itu masih saja memasak makanan yang asin. Ini pasti karena dia tidak bisa menakari garamnya.
Saat itulah Regan merasakan bahwa air matanya akan jatuh. Perlahan, dia mendongakkan kepala supaya itu tidak terjadi dan menahan dirinya sekali lagi.
Drt...
Getaran di ponselnya membuat Regan tersentak. Dia langsung mengambil ponsel di dalam sakunya dan membaca pesan yang Syrena kirimkan.
Syrena: udah nyampe, kak? Jangan lupa dimakan ya masakanku
Tanpa sadar, Regan berniat untuk membalas pesan itu, tapi otaknya langsung menyadarkan jarinya untuk tidak mengetik balasan Syrena. Dia mematikan layar ponselnya dan memasukkan kembali benda itu ke saku celananya.
Setelah meletakkan masakan Syrena di kulkas, Regan pergi ke kamar Ezra terlebih dulu dan melihat putranya itu sudah tidur dengan lelap sekali.
Regan duduk di sisi ranjang Ezra yang kosong dan membelai wajah putranya yang sangat menenangkan. Jika dilihat lebih dekat, Ezra memiliki mata, bibir, dan hidung Syrena. Hampir semua yang ada di wajah Ezra adalah miliki Syrena.
Awalnya Regan bingung kenapa Syrena tidak bisa menyadari itu, tapi pada akhirnya Regan bersyukur karena Syrena lemah dalam mengenali wajah Ezra.
Ketika Regan akan menaikkan selimut untuk Ezra, matanya tertuju pada apa yang terletak di sisi Ezra yang lainnya. Dia mengambil kertas itu dan di sana tergambar dua orang yang salah satunya adalah Regan. Ini gambar dirinya dan Ezra.
Saat itulah Regan merasa buruk. Gambar anak-anak kebanyakan adalah gambar orangtuanya dan juga mereka sendiri, tapi untuk Ezra, ini berbeda. Putranya hanya bisa menggambar mereka berdua. Ezra memang tidak pernah menanyakan di mana keberadaan ibunya, tapi Regan tahu Ezra penasaran. Karena tiap kali dia melihat keluarga yang lengkap, Ezra akan diam.
Saat itulah Regan merasakan sudah menghancurkan Ezra. Entah apakah kelak Ezra akan terus bersikap seperti ini, atau akan ada saatnya dimana Ezra menanyakan keberadaan ibunya, yang tak lain adalah Syrena.
KAMU SEDANG MEMBACA
Hi, Syrena [Sequel Hello, Ky]
Roman d'amour❝Aku melupakan ingatan yang menjadi mimpi burukku dan aku harus mendapatkannya lagi untuk mengingatmu.❞ || ©2020 Kepulangannya ke Indonesia dengan tujuan menemui Regan Morales membuat Syrena harus menghadapi ingatan masa lalu yang membunuhnya. Tiap...