Ancaman

18 3 1
                                    

Keesokan harinya Ara berangkat ke sekolah seperti biasanya.
Hari ini UN mapel Ipa dan Mtk.
Sebelum bel masuk Ara, yasmin, glencia mengobrol di depan kelas.
"gue lihat dipostingan lo,kemarin lo jalan lagi sama jidan?"tanya glencia.
"Iya,itu pun karena kita belajar bareng"
"Gue bingung deh, yang pacaran Sarah tapi kok jalannya sama elo sih?" tanya Yasmin.
"Tau" singkat Ara.

Kring....kring....kring....(bel masuk berbunyi)
Mereka bertiga masuk ke dalam kelas.

Skip pulangnya......
"Ra, gue pulang duluan ya, soalnya gue ada acara keluarga, tuh udah dijemput sama pak toha"
"Gue juga ra, gue mau jalan sama rayn, kan udah selesai ujiannya" jelas glencia.
"Iya gapapa kok, santai aja kali"

Kini tinggal ara sendiri.
Ia menunggu bis rute ke rumahnya. Namun tiba tiba Sarah menghampirinya.

"Kak Ara kan?" tanya sarah
"Iya, elo sarah anak kelas 11?"
"Iya kak"
"Ada apa?"
"Gini kak, bukannya lancang ya, tapi aku cuma mau ngingetin kalo Kak jidan itu pacar gue kak, dan aku gak suka kalo kakak sering jalan sama kak Jidan" jelasnya
"Maksut lo apa sih rah?"
"Gak usah sok polos deh kak, jelas-jelas aku pacarnya, tapi malah yang diajak jalan tuh kakak"
"Tapi gue gak ada hubungan apa apa sama jidan, gue cuman sahabatnya dia, dan gue lebih paham tentang jidan daripada elo" ucapnya dengan agak meninggikan suaranya.
"Dan gue juga udah tanya sama jidan, kenapa dia gak jalan sama elo itu, karena elo sibuk. Dan dia juga udah pernah bilang ke elo, kalau saat dia jalan sama gue, lo gak perlu cemburu, karena kita udah temenan lama"
"Justru itu kak, kalian temenan lama, kemungkinan ada rasa cinta dong, kalian gak ada hubungan darah, ya kemungkinan kakak juga suka kan sama kak jidan?"
"Jangan asal bicara ya, gue nganggep jidan tuh udah kayak kakak gue sendiri, dan gue gak ada rasa suka sama dia"
"Udahlah kak ngaku aja, aku tau kok dari mata kakak seperti apa kakak mandang kak jidan"
"Trus lo mau bilang gue pelakor gitu?"
"Gak juga"
"Hubungan lo sama jidan gak kenapa napa kan?kalo enggak yaudah kenapa sih?"
"Gue ingetin ke kakak ya, kalo sampe kakak masih mau diajak jalan sama kak jidan, gue gak akan tinggal diam, gue bisa lakuin apa aja yang membuat kakak menderita, jika sampai aku tau kalian jalan bareng lagi, kak Yasmin dan kak Glencia taruhannya" ancam sarah di dekat telinga ara.

Seketika iu pula raut muka ara, jadi berubah.
Lalu ara meninggalkan sarah.

Keesokan harinya, sekolah pulang cepat, cuman ada pengumuman libur ujian untuk kelas 12.

Ara pergi meninggalkan sekolah sendiri. Ia berjalan kaki sendiri dengan menunduk.

"Itu Ara?"gumam jidan.
Lalu jidan menghampirinya.
"Ra, lu kenapa?dari tadi gue lihat, lo murung"
Ara menoleh ke jidan dan menggelengkan kepala saja.
"Lo sakit?atau lo puasa bicara?"
"Paan sih lo" ucapnya dengan raut muka kesal.
Ara melangkah kan kakinya dengan cepat.
Seketika itu pula jidan menghalanginya dengan menggenggam tangannya.

"Apasih dan?" menampik tangan jidan.
"Ra,lo kenapa?ceritalah sama gue"
"Gue gapapa" meninggalkan jidan.
"Kalo elo gamau cerita, gue akan disini nungguin elo"
"Lo pulang aja deh dan, gue gak perlu bantuan lo"
"Gak"
"Lo pulang sana dan" mendorong tubuh jidan.
"Sebelum lo cerita ke gue, gue gak mau pulang"
"Lo gak mau pulang?lo seneng banget ya bikin hidup gue sengsara"
"Apasih ra?gue berniat bantu elo, gue gak berniat nyengsarain elo ra" jidan memegang pipi ara dan menatapnya.
Mereka saling tatap.
"Gue ini temen lo ra, gue berhak dengerin curhatan lo kayak dulu"

Ara berkaca kaca.
"Tapi kali ini gue gak bisa cerita sama lo dan"
Air mata ara pun menetes.
"Gue tau lo sedang butuh sandaran untuk lo ceritain masalah lo, gue cuman mau bantu elo untuk nenangin elo ra"
Jidan meluk ara.

"Gue tau lo peduli sama gue dan,tapi temen gue juga taruhannya,gue gak mau yasmin sama glencia kenapa napa" batinnya.
"Rasanya pengen banget kita terus seperti ini, gue emang lagi butuh sandaran dan, tapi bukan elo orangnya" batinnya.

Kemudian Ara melepaskan pelukan itu.
"Gue pulang dulu"
"Gue anter ya, harus mau"
Terpaksa Ara mau, dan dia berharap Sarah tidak mengetahuinya. Namun harapnnya tak teewujud, sarah telah melihat semuanya.

"Awas aja kak ra, gue gak akan tinggal diam" ucapnya sambil menggenggam tangannya.

Cinta Satu SisiTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang