Bab 5, Gaara

485 53 30
                                    

Mereka saling menatap satu sama lain. "Begini nak, kami sebenarnya tidak berniat untuk menakutimu hanya saja.. hanya saja sebelum kamu yang tinggal disana ada orang asing yang dinyatakan meninggal disana, entah kami tidak tau sebab kenapa ia bisa meninggal yang jelas orang asing itu ditemukan sudah tak bernyawa dengan tubuh tercabik-cabik. Polisi menyatakan bahwa pria asing itu meninggal karena hewan buas"

"Hewan buas? Tapi aku tak menemukan hewan buas apapun disana" ujar Naruto heran.

"Benarkah? Kami juga tak tahu benar atau tidaknya hewan buas itu karena tidak ada yang berani memasuki kawasan mension itu termasuk polisi sekalipun, rumor mengatakan jika roh pemilik asli mension itu tidak menyukai rumahnya dihuni orang lain lalu mengutuk siapapun yang tinggal disana agar mati secara mengenaskan"

Entah Naruto harus merespon bagaimana dengan cerita warga di torseba tadi mengenai mension yang dihuninya kini. Mereka mengatakan roh pemilik asli mengutuk siapapun yang menghuni mension, tapi bukannya sebelum Sasuke mension itu milik kak Itachi? Jelas-jelas kak Itachi masih hidup jadi tak mungkin rohnya bergentayangan bukan? Atau mungkin...

"Permisi tuan.. anda baik-baik saja?" pemikiran Naruto berhenti tat kala melihat seorang pria yang terduduk di depan mensionnya. Pria itu duduk membungkuk dan mengenakan jubah hitam sehingga Naruto tak bisa melihat dengan jelas wajah pria itu, jubah itu juga sudah basah terkena guyuran air hujan yang deras. "Tuan? Anda baik-baik saja kan? Anda sendiri disini?" tanya Naruto khawatir, ia menatap sekelilingnya mencari keberadaan kerabat pria ini.

Karena tak menemukan siapapun selain dirinya. Naruto pun berjongkok dihadapan pria itu sambil memayungi mereka berdua. "Tuan, bagaimana jika anda masuk kerumah saya dulu sambil menunggu kerabat anda. Diluar sini cuacanya sedang tidak baik" ujar Naruto. Naruto melihat pria itu mengangguk pelan, Naruto tersenyum dan membantu pria yang masih menundukkan kepalanya itu untuk berdiri sambil merengkuh pria jakung itu masuk kedalam rumah tanpa melihat bibir pria itu menyeringai kearahnya.

Naruto mencoba untuk membawa pria itu untuk duduk di sofa panjang ruang tamu. Maunya agar pria itu saja untuk duduk tapi karena pria itu lebih tinggi dibandingkan dengan Naruto sendiri yang tentu saja bobot Naruto lebih ringan dibandingkan dengan pria itu membuat Naruto juga ikut jatuh terduduk lebih parahnya bukannya di sofa malah Naruto jatuh terduduk di pangkuan paha si pria, membuat Naruto berjengit terkejut lalu cepat-cepat membungkukkan tubuhnya dihadapan pria itu. "Maaf.. maafkan aku... aku tidak sengaja"

Di balik jubah pria itu menyeringai kecil. "Hn..."

Naruto mengerjap bingung menatap pria itu merasa tak asing mendengar logatnya, ia memiringkan kepalanya. "A-ano..."

Pria itu mendengus pelan. "Aku tidak keberatan kamu duduk dimanapun yang kamu inginkan.. termasuk disini, duduk saja" ujar pria itu sambil menepuk-nepuk pahanya sendiri.

Blussh! Pipi Naruto merona merah namun alisnya menekuk kesal. 'A-apa-apaan pria ini!'

"A-ano kau mau minum?" ucap Naruto tersenyum ramah mengalihkan pembicaraan agar tidak memicu keributan, setidaknya ia harus bersikap sopan pada orang yang baru dikenalnya.

"Hn, aku mau makan.." senyum ramah Naruto berganti dengan senyum kaku dengan kedua sudut bibirnya yang berkedut. 'Menawarkan minum tapi malah minta makan juga, ini orang ga tahu terimakasih ya? sudah ditolong juga' inner Naruto dalam hati.

"Ya... ya.. baiklah.." Naruto menghela nafasnya pasrah dan melangkahkan kakinya kembali.

"Kau mau kemana?"

"Katanya mau makan, aku harus masak dulu.." Naruto menatap datar pria itu.

"Aku hanya ingin makan kamu.."

Home CurseTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang