Sebelum baca vote dulu👍
Happy Reading🌸Author POV~
Hari berlalu dengan sangat cepat, tak terasa ini hari terakhir ujian. Ayu telah bersiap-siap untuk berangkat sekolah begitupun Karis.
Mereka tengah sarapan dan becanda sedikit. Alih-alih melupakan apa yang dialami Ayu akhir-akhir ini.
"Ay makannya yang bener dong, ngelamun mulu perasaan," ujar Karis menepuk pelan pipi istrinya itu.
"Hehe nanti kan ujian terakhir bikin deg-degan tauk," elak Ayu cengengesan.
"Slow aja sih Ay, kaya aku aja isi B ya B semua, kalo nggak A setengah ya B setengah kalo ngg--"
"Udah ya aku nggak mau ngasal kaya kamu, pantes orang belum selesai semua kamu udah tidur," potong Ayu. Karis malah terkekeh pelan.
"Ris?" ujar Ayu menatap lekat netra suaminya itu. "Janji ya selalu bersama aku," lanjutnya penuh harap kepada Karis. Karis mengambil alih tangan Ayu dan menggenggamnya erat.
"Ay dari kemarin kok ngomong gitu mulu sih, inget ya Ay aku bakalan terus disamping kamu apapun yang terjadi oke," ucap Karis lembut. Ayu pun mengangguk pelan.
"Kenapa emang?" tanya Karis.
"Hehe nggak kok takut aja kehilangan lo," timpal Ayu cengengesan.
"Dan ya kalopun aku nggak bisa disamping kamu selamanya, kamu jangan lupain aku, kalo aku pernah disampingmu walau hanya sebentar."
"Kok ngomongnya gitu sih Ay!" ucap Karis sedikit membentak Ayu.
"Yakan antisipasi gitu, entah-entah kalo ada apa-apa, kan gatau tak--"
"Udah nggak usah bahas kaya gituan, mending ayok berangkat sekolah," potong Karis, Ayu malah cengengesan.
Ayu lebih memilih untuk tidak memberitahukannya kepada Karis. Bagaimana mau bilang? Jika orang yang mengancamnya sudah bertaruh kepada Ayu.
Ya kemarin dia menghubungi Ayu lagi. Meminta Ayu untuk memilih nyawanya atau nyawa Karis. Sungguh orang psikopat.
Dan Ayu sudah memantapkannya. Dia tak ingin kehilangan Karis. Tapi apa tidak samakah dia jika harus kehilangan nyawanya, Karis pun tidak bisa dia miliki. Itu sama saja.
Ada yang aneh sama Ayu. batin Karis.
Merekapun berangkat seperti biasanya seperti tak pernah terjadi apapun. Setelah berkendara 30 menitan. Mereka sudah sampai sekolah yang diisi oleh kelas 12 semua. Hanya ada beberapa adik kelas karena piket ataupun urusan lainnya.
"Semangat ujiannya darling," ujar Karis merangkul Ayu. Ayu kaget dan langsung menepisnya.
"Ris sekolah ini, dibilangin nggak pernah nurut ya kamu itu," pekik Ayu menjitak kepala Karis.
"Awww! sakit yang."
"Biarin! biar tauk rasa," ucap Ayu melipat tangan di dada.
"Uluhh-uluh ngambek, baru peluk cium nanti gimana jadinya," ledek Karis mengucelkan jilbab Ayu. Sontak pipi Ayu memerah, dan memukul pelan lengan Karis.
"Ih Karis!" Karis hanya cengengesan mencoba merengkuh tangan Ayu.
"Ekhemm, beduaan mulu kita dikacangin nih?" ledek Riska.
Sedari tadi becanda Ryan, Putra, Riska, dan Rama mendekati mereka. Tapi Ayu dan Karis tak terusik dengan kehadiran mereka dan malah asyik main pukul-pukulan.
"Jangan bikin iri deh," ledek Rama.
"Makanya jangan jadi jomblo," pekik Ayu. "Berkarat lagi," lanjutnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Cute Girl vs Cool Boy [COMPLETE]
Fiksi RemajaSeorang cowok dingin harus menikah dengan cewek humoris saat masih SMA? Bahagia, Pengorbanan, Pengkhianatan, Sakit. Itulah Cinta "Maksudnya nih gimana, ngga masuk akal nikah? aku masih SMA Pah, Mah, belom siap menanggung beban seseorang." Cowok yang...