Chapter Five

47 9 1
                                    

Sehun POV

Saat pertama kali aku bertemu dengan Atlana, my mate adalah secara tidak sengaja. Waktu itu aku hanya sedang berlari mengelilingi wilayahku karena stress yang kurasakan. Usiaku sudah menginjak 25 tahun, namun aku belum juga bertemu dengan mateku. Para werewolf lain biasanya menemukan pasangan mereka disaat mereka berumur delapan belas tahun. Namun aku? Sudah hampir tujuh tahun tanpa menemukan tanda-tanda keberadaannya. Aku mulai berfikir bahwa Moon Goddess memang menakdirkan aku untuk sendiri selamanya. Kemungkinan lain mungkin mateku sudah meninggal dari kecil, pikiran tersebut membuatku sangat sedih sekali.

Teori lain dan kemungkinannya sangat kecil adalah bahwa mateku adalah seorang manusia. Hal ini jarang terjadi dan bahkan mungkin tidak pernah terjadi di dunia werewolf. Dunia manusia dan dunia werewolf sangat berbeda, kami tidak sepantasnya di takdirkan bersama.

Sampai aku mencium wangi yang sangat harum yang pernah ku cium seumur hidupku. Wanginya seperti perpaduan bunga lavender dan mawar. Aku sangat yakin bahwa ini adalah wangi dari mateku. Wolf di dalam diriku pun mengerang bahagia. Akhirnya setelah penantian panjang, kami dapat bertemu juga dengan mate.

Aku berlari dengan semangat menuju sumber wangi yang sangat membuatku gila. Wangi tersebut mengarah ke air terjun yang berada cukup jauh dari tempat tinggal warga desa. Berarti mateku juga werewolf kan? Namun ternyata dugaanku salah saat melihatnya menatapku dengan pandangan ketakutan dan hampir saja terjatuh akibat terpeleset. Untungnya aku berhasil menangkapnya sebelum semuanya terlambat. Tubuhnya yang mungil berhasil ku genggam dengan kuat, rambut panjangnya berkibar tertiup angin. Mata coklatnya yang membuatku teduh menatapku dengan bingung dan takut. Bibir merahnya mulai membuka dan mengeluarkan suara yang sangat-sangat indah. Aku ingin mendengarnya berbicara tiap saat.

"Ka..kamu siapa?" Tanyanya dengan gemetar dan melangkah menjauhiku.

"Aku? Aku adalah milikmu." Jawabku sambil tersenyum sebelum ia tiba-tiba pingsan.

Tok..Tok..Tok

Suara ketukan pintu membuat lamunanku buyar seketika. Aku pun mempersilahkan orang yang berada di balik pintu untuk masuk ke ruangan kerjaku. Ternyata itu adalah Alex, Betaku.

"Alpha, para manusia yang mencari Luna hampir melewati perbatasan kita. Mereka hampir berjalan ke arah air terjun. Untung saja kalian cepat kembali. Kalau tidak pasti mereka sudah mengambil Luna." Terang Alex.

Aku mengerutkan dahi dan menumpu kepalaku dengan tangan seraya memijit-mijit pelan kepalaku. Ini tidak boleh terjadi, dunia kami tidak seharusnya seorang manusia ada yang tau. Kebersamaan kami akan membahayakan banyak orang.

"Kenapa bisa para manusia mendekati perbatasan? Apakah kalian tidak menjaga perbatasan dengan baik? Hal ini bisa membahayakan kita semua. Kamu tahu itu kan Alex?"

Alex menghela nafas panjang, "tenangkan lah dirimu terlebih dahulu Sehun. Kamu gak akan berpikir dengan rasional dengan emosimu itu."

"Gimana aku tidak emosi jika menjaga perbatasan saja kalian kecolongan. Tidak pernah ada seorang manusia pun yang berani melewati perbatasan. Kalian sudah menyebar rumor dengan baik bukan?"

Beberapa tahun lalu kami memutuskan untuk menyebar rumor bahwa hutan ini adalah hutan terlarang yang memiliki banyak hewan buas dan siapapun manusia yang berani menelusuri hutan ini terlalu dalam akan tersesat dan tidak akan kembali lagi. Sebelumnya para leluhur kami sudah membuat perjanjian dimana para manusia tidak boleh melewati daerah perbatasan kami jika tidak ingin daerah mereka juga dikuasai kami. Semua berjalan lancar hingga beberapa tahun lalu beberapa manusia mulai penasaran dengan hutan ini, namun tidak ada yang berani menelusurinya. Tidak ada yang pernah berani ke hutan ini kecuali Atlana.

Alpha SehunTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang