Happy Reading..
👑
Seorang gadis menggerutu di bawah pohon tua besar di persimpangan kompleks rumahnya. Mulutnya tidak berhenti komat kamit merutuki sahabatnya yang masih belum juga manampakan diri.
Setelah merasa ocehannya tidak berguna dan membuatnya tampak seperti orang bodoh, akhirnya Gadis itu mengeluarkan ponselnya dan menekan tombol Call setelah melihat nama Jevano Lee.
"Jevano Cepeeeeet! Aku udah nungguin dari tadi!"
Gadis dengan Nametag Hana Azkarina itu mengerang di depan ponselnya.
Jevano yang mendengar suara Hana dari panggilan telfonnya menjauhkan benda persegi itu dari telinganya, ia tersenyum puas mendengar suara Hana yang membuat gendang telinganya merasakan serangan memekakan pagi ini.
"Iya iya, Bentar!"
Jevano memutus sambungan telfonnya lantas berlari keluar rumah.
Dari kejauhan ia melihat gadis yang sudah 13 tahun berstatus sebagai sahabatnya itu, memunggungi Jevano dengan wajah yang tidak bisa diartikan. Jevano pun berlari menghampiri Gadis itu.
"Hehe... Pertama kali telat juga, muka nya jangan kayak gitu dong, jelek tau."
Jevano mencubit pipi kanan Hana gemas.
"Iiiiiih Lepasin!" Hana memukul lengan Jevano tanpa ekspresi.
"Biarin, aku mau cubit sampai kamu senyum," godanya, kembali mencubit pipi kiri Hana.
"Aku udah gak mempan kamu godain!" kesal Hana, melepas kedua tangan Jevano dengan kasar, lalu meninggalkan laki-laki itu.
"Tungguin Han!"
Jevano mengejar Hana yang sudah jauh di depannya, jika Hana sudah dalam mode mengamuk, giliran Jevano untuk merayunya.
"Sorry, besok-besok ga telat lagi, Janji."
Jevano mengakui kesalahannya dan mengangkat jari kelingkingnya. Namun Hana tetap tidak peduli dan mengacuhkan laki-laki itu.
Baiklah, sepertinya Jevano harus mengeluarkan jurus ampuhnya lagi untuk mengembalikan mood sahabat tercintanya ini.
Perkara mudah bagi Jevano, ia sudah ribuan kali membuat Hana kesal dan selalu berhasil mengembalikan moodnya.
Suasana kelas di pagi hari terlihat kacau seperti biasa, disaat ujian kelulusan didepan mata, tugas berat tak kunjung pergi meninggalkan mereka.
Kini para pencari nilai itu tengah disibukan dengan Lembaran kertas yang berisi laporan Eksepriment tentang Alkana.
Kimia memang selalu melahirkan pertanyaan aneh di otak mereka. Beruntung pagi ini Free Class, jadi mereka bisa menyelesaikan tugas itu dengan maksimal.
KAMU SEDANG MEMBACA
Truly Friend? [AU]
FanfictionDi balik senyum yang mempesona Tersembunyi api cinta yang membara Hati yang berbisik dan bibir yang tak mampu berucap Seperti badai menggelegar Perasaan kian memuncak Seakan ingin terbang Melompati batas persahabatan yang terjalin Namun masih mencob...