BAB 10

8.7K 541 26
                                    

Lokasi shooting berikutnya adalah sebuah sanggar tari yang terletak tidak jauh dari rumah Regan. Oleh karena itu, dia berangkat tidak terlalu cepat dan berusaha untuk mengurus Ezra sebelumnya.

Setibanya dia di sanggar tari, Regan langsung disambut oleh asisten sutradaranya dan juga seluruh kru yang sudah berkumpul kecuali Shakila.

Untuk shooting kali ini, Regan dan krunya akan mengambil latar tempat di mana Shakila yang berperan sebagai Astrid dan lawan mainnya bertemu karena memang di ceritanya Astrid adalah seorang perempuan yang menyukai balet.

"Bagaimana persiapannya?" tanya Regan sambil berjalan ke lokasinya dengan naskah di tangannya.

"Tadi ada kesalahan di kru Grip, tapi mereka sedang memperbaikinya."

Regan kemudian melirik jam tangannya. Mereka harus mulai sesuai jadwal jika tidak ingin semuanya mengalami perubahan jadwal. "Katakan kepada Kepala Grip untuk segera memperbaikinya. Jika masalahnya tidak bisa diperbaiki, gunakan saja lighting cadangan."

"Baik, Pak."

"Bagaimana dengan aktris dan aktornya?" tanya Regan tanpa menatap Zaki dan hanya fokus melihat lokasi.

"Shakila akan tiba lima menit lagi. Sedangkan aktornya sedang di ruang make up."

"Kita harus cepat. Minta seluruh tim wardrobe untuk bersiap."

"Baik."

Setelah memberi perintah untuk mempersiapkan semuanya dengan sesempurna mungkin, Regan langsung duduk di kursi pribadinya dengan pandangan yang membaca naskah.

"Pak, aktris dan aktornya sudah siap."

Regan yang tadi fokus dengan naskahnya segera mendongak melihat Zaki yang sudah membawa Shakila dan lawan mainnya. Dia pun langsung berdiri dan menghadap mereka.

"Kita mulai dari Astrid yang sedang berlatih ditemani pelatih tari. Zaki, di mana pelatihnya?"

"Di sana, Pak. Dia sudah siap."

Regan mengikuti arah yang ditunjukkan oleh Zaki dan melihat seorang perempuan berpakaian ketat ala penari balet sedang berdiri di tengah panggung. Regan menyipitkan matanya ketika menyadari bahwa perempuan itu tidak asing. Dan benar saja. Itu adalah Syrena.

"Kenapa dia penari baletnya? Bukankah---"

"Penari balet sebelumnya sakit dan dia merekomendasikan Nona Syrena. Katanya dia lulusan universitas seni di Amerika. Kemampuannya sudah jauh di atas rata-rata."

Regan berakhir mengembuskan napasnya. Entah mengapa dia tidak bisa terus jauh dari Syrena.

"Itu Syrena, kan?"

Regan menolehkan kepalanya ke arah Shakila dan berkata, "Jangan bicara dengannya."

"Kenapa?"

"Shakila," ujar Regan dan segera menyadari bahwa perhatian beberapa orang sedang terarah kepadanya. "Fokus saja ke aktingmu. Baik, kalian bersiaplah."

Akhirnya Regan pasrah. Dia pun kembali duduk di kursinya dan matanya tidak pernah lepas dari Syrena yang terus tersenyum sebelum shooting dimulai.

"Pelatih baletnya cantik sekali. Apa dia bekerja di sini?"

"Tentu saja. Tadi aku lihat dia lagi latih anak-anak."

"Cantikan pelatihnya daripada yang dilatih. Kayaknya filmnya bisa gagal fokus."

Entah mengapa telinga Regan terasa panas mendengar itu. Akhirnya, supaya tidak mendengar percakapan yang aneh ini lagi, dia segera memulai  pengambilan film dan adegan dimana Syrena melatih karakter Astrid pun dimulai.

Hi, Syrena [Sequel Hello, Ky]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang