Langkah kaki Wendy dipercepat saat ia memasuki panti tempat dimana dulu dia dibesarkan bersama anak-anak lain. Wendy baru aja mendengar kabar yang tidak menggenakkan saat akan menuju club. Bibi Yeon Ha, kepala panti asuhan menelponnya sembari menangis berhasil membuat Wendy khawatir dan langsung berbalik arah menuju panti.
Saat memasuki ruangan. Kedua mata Wendy langsung menemukan kepala panti tengah duduk dikelilingi anak-anak panti asuhan.
"Kalian ke kamar ya, bibi perlu bicara dengan kakak kalian."
Beberapa dari anak-anak itu mengangguk. Satu persatu diantara mereka berjalan keluar. Sessekali Wendy mengusap kepala mereka yang berjalan melewatinya diambang pintu dengan lembut sampai saat anak terakhir keluar. Wendy bisa dengan jelas melihat mata sembab seperti baru habis menangis. Hal tersebut tetntu saja sangat melukai hati Wendy.
Wendy menundukkan badan sedikit lalu mengusap pipi gadis kecil didepannya, "Hyun Ra jangan nangis. Nanti unnie akan menemui Hyun Ra setelah ini ya." Pesan Wendy untuk gadis paling kecil di panti asuhan tersebut.
Si kecil Hyun Ra hanya bisa mengangguk kecil lalu menghilang dari balik pintu yang kemudian di tutup oleh Wendy.
"Kenapa tidak memberitahu Wendy kabar ini?" Tanya Wendy duduk dihadapan bibi Yeon Ha.
Sejak kecil, tidak pernah sekalipun Wendy melihat wanita paruh baya yang telah mengasuhnya hingga dewasa terlihat sedih. Yeon Ha akan selalu menyembunyikan masalah apapun itu dibalik senyum hangatnya tapi kini ketika Wendy sudah cukup dewasa, ia pun mulai menyadari bahwa semua tidak berjalan sesuai rencana.
"Bibi hanya tidak mau merepotkanmu, Nak. Kami sudah terlalu banyak menyusahkanmu selama ini."
"Bibi bicara apa? Aku tidak merasa direpotkan selama ini. Sekarang katakan padaku mengapa bisa panti akan disita oleh pihak bank." Tanya Wendy.
"Sebenarnya panti mengalami krisis keuangan sejak delapan tahun lalu. Bibi berbohong dulu saat mengatakan ada seseorang yang membantu menyumbang untuk panti, nyatanya waktu itu Bibi mengadaikan sertifikat tanah dan bangunan ini ke bank."
"Berapa?"
"Sekitar dua ratus juta dan ditambah bunga yang tidak dibayakan selama hampir setahun."
"Apa kita tidak bisa meminta keringanan."
"Mereka sudah memberikannya tapi tetap saja jumlahnya lumayan besar, mau dikasih makan apa adik-adikmu jika semua uang dipakai untuk menyicil hutang."
Panti adalah tempat anak-anak tinggal selama ini meski tidak memiliki orangtua mereka cukup bahagia hidup bersama, saling mendukung satu sama lain namun jika sampai rumah itu di sita, adik-adiknya akan sangat sedih dan tidak akan memiliki tempat tinggal.
"Aku akan membantu mencari pinjaman."
"Jangan, Nak. Kau sudah terlalu banyak berkorban untuk kami."
"Bibi, ijinkan Wendy membantu masalah panti, meski tidak tinggal disini lagi biar bagaimana pun ini rumah Wendy juga. Pokoknya Wendy akan berusaha mencar jalan keluar." Putus Wendy mutlak.
Wendy menuju club selepas dari panti asuhan setelah menemui anak-anak panti, bercanda dan menghibur mereka semua dengan mengatakan bahwa semua kan baik-baik saja, tidak akan ada yang bisa merebut rumah mereka. Wendy telah menjanjikan sesuatu yang bahkan dia sendiri tidak yakin bisa mempertanggung jawabkannya.
Sepanjang bekerja Wendy tidak bisa fokus. Raganya bergerak sesuai perintah otaknya namun jiwanya seolah tidak berada ditubuhnya sekarang. Ia terus saja memikirkan bagaimana caranya agar dia bisa mendapatkan uang untuk membantu panti.
KAMU SEDANG MEMBACA
Because Of You (Wenhope)
FanfictionPernah di khianati membuat Hoseok tidak mau lagi terlibat dalam romansa apapun yang melibatkan hati namun hidup terus berjalan. Dia seorang pria sukses, salah satu anggota dari group boy terkenal dan mendunia yang tidak lagi membutuhkan seorang wani...