I'm trying
However heavy, I trying
But,
I have already failed,I'm broken.
—0o0—
"Aaarghhh shit!" Lagi-lagi aku mengumpat karena kesal.
"Kenapa sih selalu saja ada yg gagalin?!" Geramku kemudian.
Baru sekitar 10 menit yang lalu aku berniat melaksanakan rencanaku, namun sepertinya aku belum benar2 mempersiapkannya.
"harusnya aku memilih tempat yang lebih sepi lagi untuk melakukannya." gumamku sambil berjalan gontai menuju rumah.
Tunggu—
Bisakah tempat kelam seperti ini disebut sebagai 'Rumah'?
Yang benar saja, baru kubuka gagang pintu. Namun suara bising telah bergema di telingaku. Suara piring pecah dan teriakkan terdengar dari ruang keluarga.
Ah...sedang ada pertunjukan lagi rupanya.
Aku sudah tidak peduli lagi, kegiatan adu mulut dan fisik itu sering dilakukan ayah dan ibuku. Hampir setiap hari seperti kegiatan rutin saja.
Bukan berarti aku tidak sayang kepada ibukku karna aku hanya diam saja melihatnya.
Aku sudah tau jika aku ikut dalam pertunjukan mereka, itu hanya menambah murka ayahku. Sementara ibuku.... Yah bisa dibilang dia juga tidak pernah mau dibantu olehku.
Dengan malas aku menaiki tangga menuju kamar.
Rumah ini memang kelam, tapi setidaknya kamarku ini cukup tenang bagiku untuk beristirahat. Suara-suara bising itu tidak terlalu terdengar di kamarku.
Segera aku berganti baju lalu kuhempaskan badanku di atas kasur. Mataku menerawang menatap langit-langit kamar.
"Hmm...hari ini sudah ke tiga kalinya aku gagal." pikirku sambil menghela nafas.
Kalian tau? Hal yang paling aku suka sekarang adalah kesendirian.
Tenang.
Hening.
Aku suka hal semacam itu, Ah... aku menginginkannya.
"Hmm..."
Next time aku tidak boleh gagal lagi melakukannya.
-Tbc-
KAMU SEDANG MEMBACA
Memory
Teen Fiction"Jika memang semesta sebegitunya tidak menginginkan aku? untuk alasan apa lagi aku harus bangkit?" Itu kataku, sebelum dia hadir dalam hidupku.