"Kau mencari tempat yang sama denganku, dengan kesakitan yang
sama dalam matamu"🍃 H a p p y R e a d i n g 🍃
Jakarta, 2015
Bangunan tua berdiri kokoh di atas pelataran yang bisa dibilang, sangat luas.Teriakan nyaring siswa-siswi memenuhi setiap koridor di gedung tua itu, ralat lebih tepatnya sekolah itu.
SMA Pancabhakti, sekolah bernuansa klasik, tetapi modern dan minimalis. Bangunan yang terkesan tua, dominan dengan papan kayu yang melapisi permeter lantai dasarnya.
Dilapisi beton, sekolah itu bisa bertahan dan berdiri diatas tanah yang setiap hari terasa, sangat panas!
Walaupun sekolah ini tampak menua, dan terkesan jadul, tetapi jangan salah semua muridnya bisa dibilang super kece.
Apalagi dengan murid baru angkatan ke- 358 yang sekarang sedang menerima masa pengenalan lingkungan sekolah.
Seluruh murid angkatan ke-358 itu berkumpul di lapangan sekolah yang sangat megah. Padahal, cuaca hari ini sangatlah terik, tiga puluh sembilan derajat celcius!
"Gila! kita MPLS kenapa pas jam dua belas sih anjir, matii nih gueee!! kayak gada jam lain, jam delapanan gitu sekalian berjemur biar sehat"
"ngarang lo! Yang ada mereka jam segitu masih molor"
"Udah diem jangan berisik, ini paling juga sebentar kok, bentar lagi Ketua Osisnya dateng"
Begitulah ucapan para netizen-netizen baru SMA Pancabhakti.
Seketika mereka semua diam, melihat sang Ketua OSIS memasuki lapangan dan menaiki panggung.
Melongo,
Terpesona dengan ketampanan dan kewibawaan sang Ketua OSIS."Selamat siang, kenalin gue Satya Agam Pamungkas, kelas XI IPA I"
"Panggil aja gue Agam! Gak lebih" tegas Agam karena sebal biasanya kaum hawa menambah-nambahkan suatu kata dibelakang namanya, seperti Agam sayanglah, dan masih banyak lagi.
"Siap kak" jawab seluruh murid serentak.
Gempita suara tepuk tangan memenuhi lapangan ketika si Ketua OSIS turun dari panggungnya, dan pergi meninggalkan lapangan begitu saja.
---
Dari tatapanya, bisa dibilang ia sedang menunggu kedatangan seseorang.
Agam, lelaki dengan tinggi 183 cm, memiliki kulit cokelat kekuningan, rambut cokelat pirang, rahangnya yang tegas, hidung mancung bagaikan bambu runcing dan memiliki bola mata berwarna biru laut. Ia adalah keturunan Jerman-Indonesia.
Adem, kesan saat pertama kali melihatnya.
Lelaki itu sedang bersender di bangku panjang, yang letaknya di taman dekat ruang OSIS.
Memerhatikan ponselnya, seperti gelisah, benar! Ia sedang menunggu kedatangan seseorang.
"yang, tau ngga kenapa air laut itu asin?" ujar Saka, anak taekwondo yang sedang asik pacaran.
"Trisaka Aditya Meyer, kaga tau beb, apa coba?" jawab Sophia, pacar Saka.
"Karena yang manis itu cuma kamu" jawab Saka gombal, cengar-cengir kaga jelas.
KAMU SEDANG MEMBACA
Aksara & Akshaya [On Going]
Novela Juvenil⚠Sebelum membaca jangan lupa follow akun ini dulu yaa 🙏♥ Follback? Chat aja insya allah saya follback kok🤗 Terima kasih!! Since: 25 April 2020 BEST RANKING #2-newzealand [8 Mei 2020] Berawal dari pertemuan pertamanya dengan seorang cowok yang memi...