🔹🔸🔹Pauvre Enfant
.
.
SeokJin masih asyik bermanja dengan Laun sepupunya, bahkan sampai di mobil pun ia tetap mau duduk di pangkuan Laun dan juga banyak bercanda dengannya.
Laun pun sama bahagianya dengan Jin. Bahkan Laun pun tampak sangat bahagia hari ini.
Namjoon masih fokus pada menyetirnya, sedangkan Ji Goon masih termenung. Ia masih memikirkan kata-kata dari Kakaknya, orangtua dari Laun.
🔹🔸🔹Flashback On
Ji Goon tengah menunggu Laun yang masih bersiap di ruang tamu bersama kakaknya, Kim Min Ji.
Sebenarnya Min Ji tak pernah mau anaknya ikut pertukaran pelajar, alasannya tentu saja ia tak ingin jauh dari anaknya, namun Laun punya suatu tugas di Korea. Tepatnya di keluarga Ji Goon pamannya.
" Aku harus memperbaiki keluargamu, Goon-ah." ucap Min Ji pada adiknya.
Ji Goon hanya menatap tak mengerti ucapan Min Ji padanya.
" Memangnya ada apa dengan keluargaku?" tanya Ji Goon.
" Kau menyakiti putra bungsumu.. Keponakan kesayanganku.."
Ji Goon nampak berfikir sejenak.
" Tau darimana kau?" tanya Ji Goon.
Min Ji hanya tersenyum. " Apa? Kau ketahuan kan?" ucapnya.
" Aku tahu apa yang membuat kalian membenci keponakanku. Tapi, kalian harus tahu, bukan dia yang mau dilahirkan, dan dia juga tak bisa mengatur takdir.."
"... Jangan hanya karena kehadirannya yang bersamaan dengan kegagalan kalian kalian menyalahkannya. Semua takdir Goon-ah.. Jin tidak punya salah apapun padamu.."
Ucap Min Ji.
Ji Goon sedikit banyak terpengaruh dengan ucapan Min Ji. Selama ini ia juga tak terlalu membenci Jin, hanya karena Nana membenci Jin sajalah ia jadi membenci Jin juga.
Benar.. Anak itu tak bersalah.
🔹🔸🔹Flashback Off
Hampir sunyi saja yang menghiasi perjalanan pulang mereka. Jin tidur di pangkuan Laun karena perjalanan yang lumayan jauh itu. Sesekali Ji Goon menatap anaknya yang tertidur sangat pulas di pangkuan keponakannya. Ia berfikir, bagaimana mungkin Jin sudah sebesar ini tanpa ia sadari, apa mungkin ia terlalu tak peduli pada Jin hingga ia tak menyadari umur Jin yang beranjak besar dari yang terakhir kali ia tahu.
Ia kembali tertampar. Ternyata anak itu tumbuh tanpa kasih sayangnya dan sang istri.
" Namjoon.. Ayah minta maaf.." ujar sang ayah.
Namjoon tampak tak mengerti dengan ucapan tiba-tiba ayahnya. Ini diluar kebiasaanya. Ayahnya tak pernah meminta maaf pada siapapun.
" Ayah minta maaf untuk apa?" tanya Namjoon.
" Untuk adikmu yang ayah titipkan pada kalian. Maafkan ayah menyakitinya."
" Ayah.."
" Maafkan ayah nak.." ucap Ji Goon.
" Jinnie anak yang baik ayah. Ia pasti memaafkan ayah.. " ucap Namjoon sambil tersenyum.
" Ayah janji.. Ayah akan menyayaginya Joon. Ayah tak akan meninggalkannya lagi."
" Syukurlah ayah.. Dia sudah sejak lama menunggu kalian menyayanginya.."
Namjoon tersenyum pada ayahnya.
Akhirnya Jin adiknya mendapatkan kasih sayang juga.
" NAMJOON AWAS!!!"
Namjoon membanting setir dengan cepat. Beruntung mobilnya tak sempat menerjang truk di depannya. Namjoon merutuki kesalahannya yang malah tak fokus pada jalanan karena mendengar pernyataan ayahnya. Ia sungguh tak sengaja.
" Namu Hyung.. Jin.."
.
.
🔹🔸🔹TBC or END?
😄😄😄Waah.. Jinnya kenapa ya? Ada yang penasaran nggak. Pantengin terus ya. Stay tune.. And See You..😄😄😄😘😘
KAMU SEDANG MEMBACA
Pauvre Enfant { Complete }
CasualeDia adik kami.. Meski nyatanya kalian tak menganggap dia anak kalian maka tak apa.. Diaa tetap adik kami..