Chapter 8 - 𝐋𝐞𝐥𝐚𝐡

678 49 1
                                    

Typo ada dimana-mana. Kata kata ga baku. Mungkin ada kata² yang kasar.. :) okie dokie~
Happy Reading!
-
Note : Boboiboy dan kawan kawan hanya milik Monsta, dalam cerita ini saya hanya meminjam tokohnya, tolong difahami:).
-

A u t h o r
------------------------------------

"Karena tak semua kata mewakili perasaan"

-

Gempa POV

Aku melihat badan Yaya terbaring diatas kasur. Wajahnya sangat mengkhawatirkan.

Flashback ON----------------

Yaya terjatuh secara tiba tiba. Bibir yang awalnya terlihat merah muda perlahan menjadi putih. Kulihat Ying sangat panik ketika melihat sahabatnya seperti ini.

"Yayaa! Bangunn"

"Ying, dia pingsan. Bukan meninggal" jelasku dan dijawab dengan tatapan mengerikan.

"Jangan nyempatin untuk bercanda bodoh!" tukas Ying geram lalu kembali menatap Yaya.

Tanpa berpikir panjang aku menggendong tubuh Yaya yang lemas ala Bridge Style.

"Udah ayo bawa keUKS!" ajak Ying.

Aku berlari hati hati supaya Yaya tidak jatuh dari gendonganku dan diikuti Ying dibelakangku. Aku tidak peduli berapa banyak murid melihat diriku dan Ying.

Flashback OFF---------------

"Ying, gue kekelas dulu.. Tenang, lu sama Yaya bakalan gue izinin kok" jelasku dan dijawab oleh Ying dengan anggukan lemas.

 Tenang, lu sama Yaya bakalan gue izinin kok" jelasku dan dijawab oleh Ying dengan anggukan lemas

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Yaya POV

Aku mencoba untuk membuka kedua mata ini. Perlahan lingkungan sekitar mulai terlihat. Jelas dan semakin jelas. Kulihat ada Ying disebelahku.

"Yayaa! Sini minum obat dulu!" pinta Ying sembari memberikan obat pil kepadaku.

"Kenapa gue bisa disini?" tanyaku lemas.

"Ga usah banyak tanya! Nih! Telen dulu!" pinta Ying kepadaku dan aku menerimanya.

Glek

"Ayo kekelas" ajakku mengubah posisi menjadi duduk. Kulihat raut wajah Ying berubah menjadi mama singa. Oke.. gue paham.

"Gue mau ngambil buku dikelas, kalau buku itu ngga ada ditangan gue... Gue bisa mati" jelasku yang diselingi sedikit candaan. Mata Ying membelalak dan membantuku untuk berjalan.

"Gue bisa sendiri:)" tukasku menepis tangan Ying yang daritadi dipunggungku dan lanjut berjalan.

Cklek

Ah.. Sekarang pelajaran matematika.
Kulihat Bu Rani sedang menjelaskan dan berhenti ketika melihat diriku dan Ying.

"Darimana saja kamu Yaya? Ying?" tanya Bu Rani sedikit kecewa dan kesal.

"Dari UKS bu.." jelas Ying tersenyum.

"Siapa yang sakit?" tanya Bu Rani meyakinkan.

"Yaya tadi ping-" aku membekap mulut Ying untuk tidak melanjutkan pembicaraannya.

"Yaya cuman pusing aja kok Bu.. Tadi juga sudah minum Obat" lanjutku tersenyum kaku.

"Baiklah Yaya dan Ying.. Ibu memaafkan kalian berdua jadi silahkan masuk kekelas" titah Bu Rani yang mulai paham dengan keadaanku.

"Baik bu" balasku dengan anggukan lalu berjalan kearah tempat duduk dan diikuti Ying dibelakangku.

Kulihat ada Tatapan tajam dan menusuk kearahku. Siapa lagi kalau bukan manusia 'Kutub Utara', aku tidak menghiraukannya dan langsung mengikuti pelajaran Matematika dengan tenang.

Kriingg

Suara bel istirahat terdengar digendang telingaku. Ying datang menghampiriku.

"Ya? Lu titip apa?" tanya Ying terlihat khawatir.

"Titip buah buahan yang segar aja" balasku tersenyum simpul.

"Yaudah gue kekantin dulu, ayo Fang, Gopal" ajak Ying kepada sahabatnya dan pacarnya untuk pergi kekantin bersama.

Seusai Ying pergi dikelas cuma ada Aku dan Halilintar. Suasana menjadi hening, dan tenang. Aku menaruh kepala diatas meja.

"Duh, kok gue bisa lemes ya?" batinku.

"Lu kenapa?" tanya Halilintar tiba-tiba.

"Lelah aja" balasku seadanya.

"YAYA! LU KENAPAA??" Sebuah teriakan histeris terdengar ditelingaku dan Halilintar.

"Taufaaan! Teriak teriaknya jangan disini dong ah!" gerutuku sedikit kesal.

"Kalau lu sakit kita ngga bisa pulang bareng lagi.." ucapan Taufan membuat diriku memelototinya.

"Sejak kapan gue pulang bareng sama lu?" tanyaku geram.

"Kemarinnn?" balasnya tersenyum jahil.

"Tapi akhirnya gue pulang sendiri kan?" jelasku tak mau kalah.

"Kan itu terakhir, yang penting lu sama gue kan udah pernah pulang bareng~" lanjut Taufan dengan tatapan smirk nya.

"Seraaaah!" ucapku pasrah.

Aku memegang kepala dengan kedua tanganku supaya bisa menahan rasa sakit dikepala.

Aku memegang kepala dengan kedua tanganku supaya bisa menahan rasa sakit dikepala

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

.TBC.

✴ Huyey~ Makasih dah mau vote ^^! Jangan lupa comment and share ya kawan kawan! Hiya-Hiya~ ASIK. Author ga ada mood buat cerita jadi berantakan:( jadi maap ya...

Okie dokie~

Cya^^

--------------------------------------

𝐒𝐡𝐞 𝐓𝐡𝐞 𝐂𝐨𝐥𝐝 𝐇𝐞𝐚𝐫𝐭 (𝔹𝔹𝔹 𝕗𝕒𝕟𝕗𝕚𝕔)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang