Part 21

3K 63 3
                                    

TINGGALKAN JEJAK!

Follow juga supaya dapat notif kusus kalo aku up atau bikin cerita baru.

......

5 tahun kemudian..

Ano sekarang telah tumbuh menjadi bocah kecil yang lucu, menggemaskan, kalem sangat kalem dan jahil. Membuat sang bapak kewalahan. Tapi Lisya dan Devan sangat senang karena dengan kehadiran Ano keluarganya tampak berwarna.

 Tapi Lisya dan Devan sangat senang karena dengan kehadiran Ano keluarganya tampak berwarna

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


Hari ini Ano akan berangkat ke sekolah taman kanak kanak. Berhubung Lisya masih sibuk di dapur maka Devan lah yang akan membangunkan anaknya.

"Ano bangun" ucap Devan sambil menggoyang goyangkan tubuh putranya. Masih belum ada sahutan membuat devan ingin menyiram putranya. Tapi sabar kan masih kecil

"Ano ini udah jam 6 lo." ucap Devan lagi.

Ano pun mengeliat, lalu mengambil selimut untuk menutupi semua tubuhnya. Devan memperbanyak istigfhar.

"Ano, kamu ga mau sekolah" -Devan

"Mau pa tapi nanti sekarang Ano masih ngantuk."ucap Ano.

Devan pun menyibak selimut putranya.

"Ano bangun, kamu ga bangun ga dapet uang jajan." ancam Devan yang seketika membuat Ano langsung melek seketika.

"Iya iya pa, yaudah aku mandiin. Gendong juga." ucap Ano. Devan pun menggendong putranya menuju kamar mandi. Lalu, memandikan Ano.

"Nih sikat gigi." ucap Devan sambil menyodorkan sikat yang diatasnya sudah ada odolnya.

"Pa kenapa ini dinamakan sikat gigi." Tanya ano

"Karena yaa sikat gigi."

"Kenapa ini dinamakan pasta gigi kenapa kok ga yang lain." tanya Ano lagi

"Udah sekarang kamu kumur dan pakai handuk." ucap Devan langsung dipatuhi oleh Ano.

"Paa, mengapa kita butuh sekolah." ucap Ano lagi saat dia memakai seragam sekolah

"Supaya pintar Noo."-Devan

"Udah selesai Pa, sekarang gendong Ano lagi, ayo kita makan." ucap Ano layaknya sebuah boss.

Selama berjalan menuju ke meja makan Ano dengan ga ada bosannya tanya mulu.

"Pa ini kok bisa di namai pintu yaa."

"Ya emang gitu."

"Pa ini kok di namakan meja kenapa ga yang lain."

"Pa ini kok bisa di namai sofa."

"ini juga ko bisa dinamai vas"

"Ini juga kok bisa dinamai lantai. Kenapa ga yang lain, siapa yang lain, ko bisa ya orang itu memberi nama , hebat sekali dia" -Ano

I Love You Crazy BossTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang