Chapter 39: Kembali?

502 39 49
                                    

"Dimana pun kamu kini, tolong! Kembalilah untukku."

_Jodohku Ya Kamu_

***

Dibawah senja sore yang nampak begitu indah, seorang gadis termenung seorang diri. Meratapi nasibnya yang miris. Buliran air mata menetes secara bergantian.

Bola mata hitamnya menatap lurus, pikirannya tetap kosong, tubuhnya semakin kurus, padahal perutnya semakin membuncit. Wajahnya selalu tampak pucat, tubuhnya semakin lemas.

Sudah tiga hari Ara mencari keberadaan sang kekasih. Kakinya begitu lelah, hatinya pun. Namun, hasil yang didapatinya nihil.

Gadis itu seakan ingin pasrah, tapi hatinya selalu mendorongnya untuk terus usaha, meski pun letih.

Ara sudah mencari Rey di aprt nya, ditempatnya bekerja, ditempat saudaranya bahkan ditempat preman-preman itu. Tetap saja tidak ada info apapun.

"Ara?"

Ara perlahan menoleh, didekatnya sudah ada Farel juga Felly yang baru datang lalu ikut duduk direrumputan yang ada ditaman belakang rumahnya bersamanya. Ara menghapus air matanya sembari tersenyum tipis.

"Gue buat brosur nih, buar cari Rey." ujar Farel sembari menyerahkan brosur yang lumayan banyak pada Ara. Ara sedikit mengernyit memperdulikan brosur itu.

Felly berdecak, "Aneh kan, Ra tu brosur? Gue udah bilangin batu banget sih ni orang." desis Felly pada Farel. Seketika Farel menoyor Felly.

"Ini tuh namanya kreatif!" Ara memperhatikan lagi brosur itu. Brosur itu bertulisan.

Dicari orang hilang!!!

Beberapa minggu nggak pulang!!! Mohon hub

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Beberapa minggu nggak pulang!!! Mohon hub. Nomer ini:
085777711144.

Yang nemuin dapet hadiah dari Clara Azzahra.

Ara menatap Farel. Cowok itu tersenyum lebar. Ara sedikit terkekeh.

"Rel, Mas Rey itu nggak ilang." Farel memanyunkan bibirnya.  Ia berdecak lalu menghela napas berat.

"Nggak apa kalik, lagian ini juga mempermudah kita, kalau perlu kita laporin polisi!"

Ara dan Felly sama-sama menggeleng. Terlihat mereka berdua pasrah saja. Ara membiarkan saja, segala cara seperti perlu dilakukan demi kembalinya Rey. Meski itu cara gila dari Farel.

"Lakuin aja apapun demi mas Rey kembali." ujar Ara sendu.

Farel nampak berpikir-pikir, cowok itu bergumam-gumam, seketika cowok itu tersenyum sumringah.

"Kalau gitu kita kedukun aja? Kuy!"

Plak.

Felly memukul keras lengan Farel dengan sandal jepitnya. Ara menggeleng lagi, ide itu sungguh bodoh.

"Jangan syirik!" tegasnya. Felly mengangguk menyetujui, sedang'kan cowok itu mengernyit tak paham. Ara menghela napas sejenak ia tahu Farel tak paham.

"Syirik itu menduakan Allah. Dosa besar. Kita cuma diminta menyembah Allah, bukan yang lain! Bergantu sama Dia!" jelas Ara diangguki Farel.

"Heleh, dosa dia mah udah banyak, nggak perduli dia!" sinis Felly. Farel menatap tajam Felly, sorot matanya nenajam.

"Allah Maha Pengampun kok." ujarnya sembari tersenyum manis nan lebar. Felly buang muka mendengarnya.

"Sok-sokan!" sinisnya lagi. Baru juga mereka akan berdebat, sebuah suara mendahului mereka.

"Ara! Kacang lo dimana!?"

***

Satu bulan sudah Rey belum juga tertemukan. Lelaki itu seperti hanyut entah kemana. Tak ada kabar sama sekali. Bahkan, Felly yang berusaha mencari kakaknya pun tak kunjung ketemu.

Ara berpikir mereka bersama. Tapi, segeralah Ara tepis pikiran buruknya itu. Tak mau masalah semakin rumit.

Usia kandungannya sudah tujuh bulan, ia masih aktif mengkontrol kondisi janinnya dan juga jantungnya. Meski pun tidak ditemani Rey. Kini, Farel lah yang menggantikan posisi Ali. Lelaki itu entah pergi kemana.

Ara semakin takut, masa melahirkan nya tinggal dua bulan lagi. Ia takut hal buruk terjadi. Ia takut Rey tak ada disampingnya. Ia takut kondisi jantungnya menpengaruhi bayinya.

Keyakinannya akan Rey untuk kembali semakin hari semakin surut. Seolah tak ada harapan.

Padahal sudah banyak orang yang ditugaskan Abi Firman untuk mencari Rey. Hasilnya masih tidak ada.

"Ara, gimana ada kabar dari Rey?" tanga Ummi Fatma sembari menyuguhkan beberapa kue dihadapan Ara dan teman-temannya.

Ara menggeleng lemah, Umi Fatma tersenyum getir sembari mengelus pucuk kepala Ara.

"Hp Rey gak aktif?" timpal Andi sembari mengenyah kacang. Lagi-lagi Ara menggeleng lemah. Ummi Fatma memeluk putrinya erat, seolah merasa kan kesedihan sang putri.

"La Tahzan, jangan sedih. Allah bersama kita sayang." Ummi Fatma mengecup manis pucuk kepala Ara. Ara tersenyum merasakan kehangatan itu.

Ting.

Suara notif ponsel itu membuat Ara melepaskan pelukan umminya. Ia membuka ponselnya. Matanya langsung terbelalak.

Pesan itu dari kekasih halalnya.

Jangan sedih sayang. Dan jangan
cari mas lagi, in sya Allah mas akan kembali bila sudah tepat waktunya. Berjuanglah untuk dua nyawa yang mas sayangi.

~Salam Rindu.~

Air mata Ara langsung terjun.  Segera ia menelpon Rey. Ia sungguh rindu. Namun sayang, ponsel Rey seketika tidak aktif. Ara mencoba lagi, tetap tidak aktif.

Sepertinya Rey benar-benar ingin menjauh darinya. Namun mengapa? Mengapa dia tidak kembali? Jika dia rindu, mengapa tak kembali. Ara pun juga sama rindunya.

Mas...aku juga rindu kamu. Aku berharap, semoga Allah mengizinkan kita bertemu. Aamiin...

Lirihnya dalam hati.

***
Segini dulu aja ya... Kurang dapet ide, next bocoran judulnya itu: Persalinan.

Nah yo, Ara udh mau melahirkan tuh, kira-kira Rey balik gak tuh?

Jodohku Ya Kamu[Selesai]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang