Bag 20 (Annoying Saras)

401 30 0
                                    

Tidak ada Andhin di bangku kelasnya sendiri. Hanya ada Pandu bersama sahabatnya yang ingin menempati bangku itu. Dito cukup senang di hari ini karena bisa mengobrol dan mendekati dua gadis yang bertempat duduk di depan bangkunya. Sedangkan Pandu terlihat galau dan berulang kali mengecek ponsel untuk menunggu balasan pesan dari Andhin. Gadis itu bahkan belum memberi kabar apapun saat ini. Sambil menyembunyikan ponsel di bawah meja, ia terus menunggu hingga akhirnya blasan pesan muncul.

Andhin

Dhin kamu kenapa gak masuk| sekolah?
07.45

|Aku ada keperluan. Kamu duduk bareng Dito aja di bangku aku
07.52

Btw keperluan apa?|
07.52

|Ada acara keluarga aja kok, cuma sehari ini. Besok kan sabtu minggu emang hari libur
08.24

Bukannya kamu hari ini ada latihan| basket? Pertandingan kan cuma sisa seminggu lagi
08.25

|Kan aku yang tanding bukan kamu. Lagian aku udah sering latihan kok
08.45

Oh gitu, btw kamu sama siapa aja di| acaranya?
08.45

--------

Tidak ada balasan apapun lagi pada baris pesan terakhir. Benaknya berpikir jika gadis itu sudah tidak nyaman jika ditanya terlalu jauh. Wajah Pandu semakin murung tidak bisa berkonsentrasi sepanjang pelajaran kelas.

Berbeda dengan ekspresi wajah Dito yang terlihat setelah bisa mengobrol dengan dua gadis duduk di baris bangku depan. Ia terpikir untuk menanyakan apa yang sebenarnya dirasakan Pandu dengan kemurungannya. "Gimana? Udah dapet balesan dari si Andhin?"

"Udah, To. Katanya sih ada acara keluarga."

"Acara keluarga? Haha, gak biasanya si Andhin gak pernah ngasih alesan itu kalau mau bolos. Di absensi kelas kalau gak masuk sekolah keterangannya suka lagi sakit."

"Gak tau ah," Pandu bergumam lemas.

***

"Hai... udah pada datang ternyata, kirain aku yang paling pertama." Andhin menyapa saat baru turun dari angkutan roda dua yang ia tumpangi. Melihat semua orang di depan bengkel sedang bersiap berangkat menuju Kota Pelajar. Terlihat Dara yang sedang memeriksa mesin mobil SUV yang akan mereka gunakan sebagai kendaraan menuju ke luar kota. Sementara Ucok dan tiga anggota band mempersiapkan alat-alat musik yang akan mereka bawa.

"Hai Nona," mata Ucok berbinar kala melihat gadis remaja itu menyapa.

"Eh, Andhin. Kirain gak akan diizinin," Sambil memeriksa mesin kedaraan di kap mobil, Dara membalas sapaan seseorang yang sedari tadi ia tunggu.

"Gak salah si Nadi ngajak anak ini?" Ivan berkata pelan pada Saras agar tak terdengar siapapun selain mereka berdua. Di sampingnya, Saras menjawab dengan membisikan sesuatu di dekat telinga Ivan. Setelah itu, ia berjalan mendekati Andhin untuk turut menyapa.

"Hai Andhin. Berondong yang waktu itu kok gak diajak? Kan lumayan biar bisa digodain sama aku." Saras berbasa-basi. Yang ditanya hanya tersenyum malu mengingat 'berondong' yang dimaksudnya adalah Pandu.

Setelah semua selesai memasukkan semua barang ke bagasi mobil, satu per satu dari enam orang rombongan itu mulai memasuki mobil yang sudah disewa lengkap beserta supirnya. Terlebih dahulu Andhin membuka pintu untuk menempati barisan kedua kursi penumpang. Disusul oleh Ucok yang turut memasuki mobil dan duduk di ssampingnya untuk mengambil kesempatan berkenalan secara langsung.

About D ( Her Secret ) ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang