"Tamaaaaaa!!!!"
Pekik bu Eta kesal, pasalnya laki-laki itu dengan santainya duduk dengan kaki di atas meja."Apa sih ibu Etaaaaa?"
Tama menatap Bu Eta jengkel."Eeee Eta terangkanlah hey hey, Eta terangkanlah hoy hoy hoy, jiwa yang ternodaa Eta teraaangkanlah!"
Azka, aldi dan Arel bernyanyi di ikuti gendang dari Rama. Tama tersenyum senang melihat tingkah sahabatnya."Ramaaaa!!! Ngapain kamu main gendang-gendang di sekolah!"
Oke bu Eta kembali berteriak. Rama menatap bu Eta datar. Sedetik kemudian."Heeeeyyyy, Eta terangkanlahhh aseeekk, Eta terangkanlah ahoooyy"
Rama kembali melakukan aksinya sambil bernyanyi dengan kencang bersama sahabatnya, seisi kelas tertawa melihat kelakuan mereka. Bu Eta hanya mampu memijat pangkal hidungnya."Keluar kalian dari kelas saya!!"
Kesabaran ibu itu sudah habis."Yaaah bu, kita kan pengen belajar"
Arel memohon dengan wajah memelas."Kalian udah kurang ajar sama ibu, ibu gak sudi ngajarin kalian ber lima!!"
Teriak bu Eta berapi-api."Ya ini mau belajar bu Eta yang cantikk"
Tama menatap bu Eta sambil menaik-naikkan alisnya. Bu Eta tersenyum tipis, kapan lagi coba dibilang cantik sama most wanted di sekolah?"Tapi boong"
Ucapan Rama membuat seisi kelas tertawa, dan senyum di wajah bu Eta kembali memudar."Huuft, selama setahun saya sebenernya gak sanggup ngajar kalo ada kalian ber lima. Tapi mau gimana lagi, udah jadi kewajiban ibu untuk bimbing kalian ke jalan yang benar"
Bu Eta menatap Tama dan sahabatnya memohon agar mereka berubah."Kita gak perlu di bimbing ke jalan yang benar bu, kita gak tersesat kok, lagian kita juga gak lagi di hutan, iya gak teman-teman?"
Celetuk Azka polos. Tama dan sahabatnya tersenyum sambil mengangguk."Azka, bukan gitu maksud ibu. Ibu pengen kalian berubah menjadi lebih baik lagi, kalian gak kasihan sama orang tua kalian? Udah capek-capek nyari uang buat nyekolahin kalian, eh kelakuan kalian kayak gini, secara gak langsung kalian udah bikin mereka kecewa"
Kali ini suara bu Eta melembut."Curhat bu?"
Celetuk Rama. Bu Eta lantas duduk dan memijat pelipisnya, bingung bagaimana cara mengatasi muridnya ini."Bu Etaaaa, yukkk belajarr"
Ucup bersuara. Seisi kelas menatap laki-laki berkacamata itu dengan tatapan membunuh."Sok pinter lu Lisa"
Ucup menatap Tama kesal."Gue Ucup, bukan Lisa"
Seisi kelas tertawa."Lah katanya pengen jadi pacarnya Lisa black pink"
Tama kembali menjahili laki-laki itu. Ucup hanya terkekeh. Seisi kelas tahu jika Ucup sangat terobsesi dengan GirlBand Korea tersebut."Lets kill this loveee,rapopopopo eaaaa, lets kill this lovee"
Seisi kelas melongo melihat Aldi, Tama, Arel dan Azka berjoget sambil bernyanyi di atas meja, sedangkan Rama, laki-laki itu hanya tersenyum menatap tingkah sahabatnya. Ingin sekali bu Eta menghilang dari bumi daripada menghadapi murid anehnya itu.***
Bel istirahat telah berbunyi. Tama dan sahabatnya memilih untuk mengecek loker mereka masing-masing. Sebagai most wanted di sekolah, mereka ber lima sudah terbiasa menerima coklat ataupun surat dari pengagum-pengagum mereka.
Tama pun membuka lokernya. Ada sesuatu yang tidak biasa di dalam lokernya kali ini. Jika biasanya loker Tama berisi coklat dan Surat warna pink, kali ini Tama menerima
sebuah bekal dengan catatan kecil di atasnyaBunga tulip bunga Dahlia
Hay kamu i love youGak nyambung kan? Iya, kayak gitu juga otak aku kalo gak ada kamu, wkwkwk;) gaje ihh!
KAMU SEDANG MEMBACA
MATCHA : Luka Dari Masa Lalu.
Teen FictionFitnah itu, pembunuhan dan trauma yang mendalam. Bagaimana rasanya menjadi tersangka pembunuh padahal kau tidak melakukan apa-apa, trauma yang membekas dari masa lalu kelam yang kian menyiksa. Gadis itu, tersiksa mental sebelum waktunya. Batin dis...