-Jeon Jungkook-
O3: Not expected
Dikamar, Jungkook terkapar lemas dilantai. Ia menahan sakit dibagian kepalanya, memejamkan mata supaya sakit itu hilang, namun tidak berhasil sama sekali.
Jungkook memilih untuk mengambil plester pendingin kepala yang memang ada disitu, untuk menyejukkan kepalanya saat belajar. Cara itu berhasil, kepala Jungkook kembali ringan, rasa sakit itu lama-lama memudar, Jungkook tersenyum.
Jungkook terkejut ketika mendengar suara gebrakan dari bawah, ini sudah larut sekitar jam 00.34 A.M, orang gila mana yang iseng sekitar jam segini.
Tanpa berwaktu lama, Jungkook kebawah menemukan Soobin sedang mabuk, berkhayal disana, sambil mengigau yang tak jelas.
Jungkook mendekat kearah Soobin, tetapi ditepis olehnya.
"Udah sana anak haram, lo ngapain disini? Gue seneng banget hari ini, hahahaha! Tapi... Tapi... Uang gue habis sama lo!" Jungkook terkejut, habis? Uang nya habis gara-gara dirinya? Jungkook menggeleng lalu mengangkat tubuh tinggi Soobin.
"Lo itu nggak berhak disini, lo itu anak haram. Pergi aja sana, lo itu nyusahin papa tau nggak. Lagian, lo kenapa nggak cacat aja gitu..." Jungkook tidak peduli, ia hanya fokus untuk menggendong Soobin dan membawanya menuju kamar.
Bau alkohol menyeruak di hidung Jungkook, ia tidak suka. Bau ini, menyesatkan. Soobin dibaringkan setelah Jungkook membawanya.
Jungkook melepas sepatu Soobin, menyelimutinya dengan selimut.
"Hey, tuli." Jungkook menoleh saat Soobin yang tidak sadarkan diri itu memanggilnya.
"Terima kasih..." Entah dia dalam keadaan sadar atau tidak, Jungkook tersenyum. Tak masalah baginya jika Soobin besok pagi tidak ingat, tetapi Jungkook akan selalu mengingatnya, menyimpannya dengan baik.
***
Pagi itu, aku terbangun karena notifikasi hebat yang banyak di Line ku dan berisik. Mataku tertuju pada satu kontak yang sengaja kuberi emoji kelinci.🐰Jungkook
|Selamat pagi, apa kamu sudah bangun?
|Oh apa kamu sudah berangkat?
|terima kasih sudah mau menjadi
|Temanku. Oh iya
|Aku meletakkan roti di atas mejamu.
|Jangan lupa diambil ya^^Entah aku sedang tidak waras atau baru bangun tidur. Aku tersenyum lalu tertawa kecil, anak itu. Benar-benar membuatku terbang.
Dan benar saja saat aku datang, sudah ada 2 buah roti diatas meja. Aku tersenyum kearah Jungkook. Ia membalasnya.
"Pagi.." sapaku manis. Lalu duduk didepannya.
Dia tersenyum, lalu menyapaku balik.
"Tumben banget ngasih ini ke aku." Tanyaku, heran melihat tingkah anehnya.
"Hanya sekedar mentraktirmu, itu saja." Ucapnya, aku mengangguk. Ku sobek penyegel roti itu, kumakan dengan lahap.
"Kamu mau?" Tawarku, sembari merobek bagian roti itu, sampai keluar isian cokelat.
"Tidak, kamu makan saja. Sepertinya kamu sedang lapar. Oh ya, kamu sudah lancar ya. Hebat." Aku tersenyum, lalu tertawa. Jungkook sangat manis, karena itu aku selalu tersenyum.
"Ah tidak juga, masih banyak yang belum ku hapal lagi. Terima kasih sudah memujiku." Aku terkejut ketika Sehun datang lalu menghampiriku.
"Ajarin gue bahasa isyarat!" Jungkook hanya memasang wajah polos, sementara aku? Aku menggerutu sebal.
KAMU SEDANG MEMBACA
[✓] Jeon Jungkook (SELESAI)
FanfictionDisini, saya berada, sendirian tepatnya di atas jembatan sungai Han, saya berdiri tegak dengan hati yang hancur dan air mata yang menetes, niat hati ingin mengakhiri hidup dan akhirnya bertemu dengannya, rasanya juga mustahil. Hidup saya di ambang a...