Part 76

81 7 3
                                    

Sore ini aku dan kak Ken mengunjungi sebuah toko buku untuk kali kedua. Sesampainya disana kak Ken mengajakku ke sebuah meja yang berisi empat kursi untuk pengunjung. Tempat ini selalu terasa sepi meski di penuhi banyak pengunjung. Tiba-tiba kak Ken mengeluarkan sebuah Laptop dari dalam tas ransel yang sedari tadi menempel di pundaknya.

"Kak, Naya cari buku dulu ya" ucapku sembari berdiri

Ken menarik tanganku dan menghentikan niatku untuk beranjak pergi.

"Kita kesini gak mau cari buku nay" kata Ken dan menyalakan laptop yang sudah berada di atas meja bundar itu

"Maksud kakak?" tanyaku kebingungan

"Iya, kita kesini gak nyari buku" jawab Ken lagi tanpa menoleh

"Trus ngapain dong kesini?" tanyaku lagi penasaran

Ken akhirnya memalingkan pandangannya kearahku "Jadi aku berencana akan mengirim puisi kamu dan puisi ku ke sebuah redaksi koran" jelas Ken yang diakhiri dengan senyuman

"Buat apa kak?" lirihku yang masih belum mendapat jawaban atas kebingunganku itu

"Setiap minggu koran ini akan mencetak puisi-puisi yang di kirim, jadi aku pengen coba kirim puisi kita mana tau minggu depan bisa di terbitkan" kata kak Ken yang membuatku mengerti maksudnya.

"Beneran kak! Wahhh puisi Naya juga kan kak" seruku semangat mendengar penjelasan Ken barusan

"Iya dong, semoga aja ya kedua puisi kita bakalan di terima" kata Ken yang ikutan semangat melihatku tersenyum sumringah

Aku membantu kak Ken membacakan puisi ku dan dia yang mengetikkan di keyboard laptopnya itu. Ken sudah mengetik puisi miliknya di rumah, jadi setelah isi puisi coretan tanganku sendiri selesai di ketik Ms Word. Kami pun mengirim kedua puisi tersebut melalui E-mail readksi yang terpampang di sebuah koran yang di bawa kak Ken.

"Finish!" ucap Ken semangat setelah puisi itu sudah terkirim

"Semoga bisa di terima ya kak" sahutku berharap puisi itu bakalan terbit minggu depan

***

Malam ini aku sedang berfikir keras untuk membuat sebuah puisi yang menjadi tugas dari Bu Lina. Namun, sebuah notifikasi pesan dari WhatsApp membuyarkan ide yang sudah berhasil ku dapat. Aku bergerak dari meja belajar untuk mengambil telepon genggamku yang berada di atas nakas. Sebuah pesan dari nomor baru. Aku penasaran isi pesan dan pengirimnya.

Good evening artinya apa sih?

Selamat malam

Siapa sih? Gumamku. Ternyata sebloonnya aku masih ada ya yang lebih oon pikirku melihat isi pesan tersebut.

Hey! tumben nyapa duluan

Malam Juga

Ini siapa ya?

What? Jadi aku di kerjain lirihku semakin penasaran dengan pengirim teks tersebut. Ternyata dia gak oon seperti yang ku pikir barusan

Cowok tertampan di sekolah

Kak Randy?

Seratus persen benar!

Oh my God! Cowok idolaku tiba-tiba chat aku. Ya ampun kak Randy tau dari mana nomorku? aku lompat-lompat mengetahui si pengirim itu adalah kak Randy.

Ada apa kak ?

Kamu lagi apa nih?

Ngerjain PR. Kakak lagi apa?

Lagi mikirin kamu

Ya ampun kak Randy gombalin aku gumamku sambil mencubit-cubit pipiku tak percaya. Lalu ku lihat foto profil pegirim ternyata beneran kak Randy. Aku harus balas apa ya pikirku kebingungan untuk balas apa. Tetapi sebuah pesan darinya masuk lagi di ruang chatku dengannya

Kalau di suruh milih satu angka dari 1 – 10 kamu pilih angka berapa?

Nomor 1 kak

Kalau aku nomor 6

Kenapa ?

Karna kamu di hatiku Enamber one hahaha

Aaaaaa! Astaga gumamku senyam senyum dan berlari ke atas tempat tidur dan melompat-lompat kegirangan melihat cowok idolaku kirim pesan seperti ini

Hehe kak Randy bisa aja

Bis apa yang bikin deg-degan ?

Naya gak tau kak

Bis-ikan sayang dari kamu hahah

Hahaha

Apa kak Randy mulai menyukaiku? Pikirku sembari duduk kembali di atas tempat tidur karna kelelahan

Kamu kok egois banget sih?

Hah?

Senyuman yang melintang di wajahku berubah cemberut membaca pesan kak randy yang mengatakan aku egois. Otakku berputar mengingat kembali apa yang membuat dia mengatakan aku egois.

Mama kamu manusia biasa

Papa kamu manusia biasa

Kok kamunya tuan putri sih

Eeh Kak Randy heheh

Balasan darinya membuatku kembali jingkrak-jingkrak di atas tempat tidur. Aku gak percaya dia sepandai ini menggodaku dan berhasil membuatku susah tidur nanti malam.

Udah deg-degan belum ?

Yaudah kamu lanjut kerjain Prnya ya Nay

Good night tuan putri

Oh my God! Kak Randy nyebut aku tuan putri. Astaga! Aku menggeliat di atas tempat tidurku. Berulang kali aku membaca pesan darinya sampai-sampai aku lupa belum menyelesaikan PR dari bu Lina.

 Berulang kali aku membaca pesan darinya sampai-sampai aku lupa belum menyelesaikan PR dari bu Lina

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Satu Tujuh Cheers (TELAH TERBIT)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang