Lion benar-benar menyukai sekolah baru, suasana baru, teman baru, guru baru dan keluarga barunya.
"Kita kapan ke Indonesia?" tanya Lion yang kebetulan sedang bermain psp milik Velan bersama Velan yang sudah selesai pulang dari kerjanya.
"Tunggu instruksmen dari ibu negara, entar ngambek lagi dia tuh. Pas lahiran aja," ujar Velan, ternyata Lion kalah di pertandingan sepak bola psp kali ini.
Lion mulai meletakkan tasnya kembali ke bangku belajarnya yang sudah tertata rapi.
"Ka Stella mana?" tanya Lion yang sudah menghampiri Velan yang asik duduk sambil menonton Film action.
"Pengajian, bentar lagi juga pulang. Palingan sama temen dia, Nu Arina," ucap Velan yang benar saja, Stella sudah sampai di depan rumah megahnya yang di antar oleh sahabat barunya di Singapura.
Stella pulang tak membawa tangan kosong, melainkan banyak membawa belanjaan yang kebetulan ia beli di pasar dekat tempat pengajiannya.
"Awh! Mas, tolongin atuh," pinta Stella yang sudah meletakan kantong yang sudah penuh dengan sayuran segar dan buah-buahan di ambang pintu. Mereka memilih untuk tidak memiliki Asisten rumah tangga. Jadi, semua yang di lakukan itu tangan Stella, Velan dan Lion sendiri.
"Iyah tunggu. Lion, bantuin tuh," pinta Velan kepada Lion yang berada di sampingnya, mereka pun langsung menghampiri gadis yang sudah lelah dengan menenteng tas belanjaannya.
"Assalamualaikum,"
"Kalau belanja itu tuh bilang-bilang sama aku gitu," ujar Velan yang sudah mengangkat kantong belanjaan Stella, Lion juga membawa sedikit kantong belanjaan. Stella tidak menganjurkan memakai kanton plastik, melainkan kain atau tas totebag yang besar.
"Ini di taruh dimana?" tanya Lion yang sudah sampai di dapur, Stella baru saja duduk di sofa.
"Di bawah aja dulu, nanti malam kakak beresin," ucap Stella yang mulai menyenderkan punggungnya ke pundak. Velan sudah beres dan mulai menghampiri sang istri yang sedang kelelahan.
"Ka, Bang. Aku ke kamar ya," pamit Lion yang langsung ngancir ke kamarnya, ia gak mau ngengaggu dua sejoli yang lagi bucin.
Velan mulai menyentuh punggung Stella dan mulai memijatnya pelan.
"Capek banget?" tanya Velan, Stella hanya mampu mengangguk seraya menjawab pertanyaan Velan barusan.
Velan masih stay memijat punggung Stella, namun tiba-tiba perut Stella tidak enak. Stella mual sekali saat ini.
"Huekk!"
Stella langsung berdiri dan lari ke arah Wc dapurnya, Stella muntah begitu banyak caira berbagai macam warna. Velan panik, dan langsung menuangkan air hangat ke gelas untuk menetralkan suhu perut Stella.
"Kamu kenapa?" tanya Velan yang sudah mengelus-elus punggung Stella.
"Huekk! Huekkk Ahmm,"
Velan mulai mengambil air Hangat yang sudah ia sediakan untuk Stella, Stella mulai meminumnya pelan.
"Perut aku agak sakit gitu, Mual juga. Malahan pusing, mungkin akibat kecapean kali ya," sahut Stella, Velan mulai menompang tangan Stella untuk mengantarnya beristirahat dengan tenang.
"Sini aku lepasin ikatnya," Yang Velan maksud ikat niqob, Velan mulai melepas niqob yang sudah bau muntahan Stella, dan melepas khimar Stella dan meletakannya di tempat cucian kotor.
"Kamu istirahat aja, Kamu memang capek tuh," ujar Velan, Stella mulai berbaring dan mencoba memejamkan matanya untuk mencoba tertidur.
"Sayang!" panggil Stella. Velan terkejut tidak biasanya Stella memanggilnya dengan sebutan sayang.
"Kenapa, sayang?" tanya Velan yang mulai mendekatkan diri pada tubuh Stella dan memeluknya dengan tenang.
"Disini aja, peluk," pinta Stella yang mulai aneh, Velan mulai mengernyitkan keningnya.
Dan ada yang janggal melintas di pikiran Velan.
"Kamu hamil?" tanya Velan mampu membuat mata Stella melotot."Santai kenapa sih itu matanya, terlalu indah tau," ucap Velan, Stella mulai mengkedipkan matanya berkali-kali.
"Aku hamil? apa besok subuh aku cek deh," ucap Stella sambil memeluk tubuh Velan.
"Mau aku ceritain dongeng gak?" tanya Velan yang tiba-tiba menawarkan ingin menceritakan sebuah dongeng.
"Tentang apa?" tanya Stella sambil memainkan pipi Velan, Velan mulai tersenyum sifat Stella yang manja mulai muncul.
"Bunda Maryam saat melahirkan Isa As," ucap Velan, Stella mengangguk dan mendengarkan dongeng dari sang suami. Velan mulai bercerita sambil mengelus lembut puncak kepala Stella, dan berakhir Stella dan Velan mulai tertidur dengan mimpi indah.
"Selamat malam, Ana uhibbuki fillah ya zaujiha," ucap Velan dan mulai mengecup kening Stella dengan kasih sayangnya.
Assalamualaikum teman-teman.
Maaf baru update lagi.Kali ini gak ada emosi ko
Kasih Vote dan Komen❤
KAMU SEDANG MEMBACA
VELANSTELLA
General FictionIni tentang Stella Radhina Reyes. Yang diperebutkan banyak pemuda. Dia Cantik, anggun, sholehah, dan juga sedikit pendiam. Mampu saja membuat banyak pemuda terpesona oleh kemolekan dirinya dan lantunan ayat suci al-qur'an nya. Bagaimana rasanya...