Setelah merasa dirinya sudah membaik, Fatim pergi ke kamar mandi untuk membasuh wajahnya yang masih terlihat kusut akibat kejadian yang terjadi di lapangan basket tadi.
Tadinya Fateh menawarkan diri untuk mengantarkan Fatim ke kamar mandi. Namun Fatim menolak, karna ia merasa sudah kuat untuk berjalan.
Sesampainya Fatim di kamar mandi, ia memutar keran di wastafel lalu membasuh wajahnya dengan air. Ia melihat dirinya dari cermin, keningnya masih terlihat biru akibat terkena hantaman keras dari bola basket itu.
Lalu cewek itu memejamkan matanya, bagaimana caranya ia mencari alasan untuk menjelaskan hal ini kepada Bundanya.
Bundanya pasti marah jika melihat putri semata wayangnya terluka.
Fatim menghembuskan nafasnya panjang.
"Rilexs Tim!"
"Lo harus rilexs" gumam Fatim mencoba memberikan ketenangan kepada dirinya sendiri.
Setelah merasa dirinya sudah tenang, cewek itu mematikan air keran di wastafel tadi. Dan tak lupa membenarkan hijab nya yang berantakan.
Setelah sudah selesai, ia membalikkan tubuhnya lalu ia berjalan menuju pintu keluar dari dalam toilet. Namun, saat ia membuka pintu tersebut tiba-tiba.
Cekkklekkkk!!!!
Sontak kedua mata Fatim membulat sempurna saat melihat kehadiran Alul, Satria, Dimas dan Bima yang kini sedang berdiri tepat di depan pintu toilet.
Berulang kali Fatim mengerjapkan matanya, dan tak lupa ia menghembuskan nafasnya. Ia mencoba bersikap biasa saja di hadapan keempat cowok ini, ia mencoba membuang semua rasa takut di dalam hati nya walaupun sebenarnya ia merasakan takut yang teramat dalam saat melihat keempat cowok ini yang kini memandangnya dengan tatapan menyeramkan.
"Permisi!"
"Gue mau lewat!" ucap Fatim mencoba melewati keempat cowok itu.
Namun tangan Fatim ditahan dengan kasar.
"Lepasin!" ucap Fatim mencoba melepaskan tangan nya yang kini sedang di cengkram erat oleh Satria.
"Lepasin?" ucap Alul sambil tersenyum picik.
"Lorang semua mau apa?!" bentak Fatim kepada keempat cowok itu.
Mendengar perkataan Fatim, Bima melangkahkan kakinya mendekat pada Fatim.
"Lo tanya kita mau apa?" tanya Bima sambil tersenyum sinis.
"Kita mau lo jauhin Fateh!" lanjut Bima dengan nada penuh penekanan.
Fatim mengernyitkan keningnya bingung.
"Jauhin Fateh?" tanya Fatim.
"Ya jauhin Fateh!" jawab Dimas.
"Gue gak mau!" jawab Fatim cepat.
Mendengar perkataan Fatim, sontak keempat cowok itu tertawa sinis.
"Fatim! Fatim!"
"Lo cantik tapi bego ya!"
"Lo harus sadar, selama ini Fateh deketin lo cuma mau manfaatin lo doang!" ucap Alul samabil tertawa.
"Maksud lo?" tanya Fatim tidak mengerti.
"Selama ini lo gak tau?"
"Kalo Fateh deketin lo cuma mau manfaatin lo doang!"
"Dan gak mungkin suka sama cewek cupu kayak lo!"
"Ternyata selama ini lo memang buta!"
"Buta mata buta hati!" ucap Alul sambil tertawa.
KAMU SEDANG MEMBACA
The Perfect Bad Boy (Fateh Halilintar)
SonstigesBuat fatners and stars langsung baca aja:) Jadi, di cerita ini gen halilintar bukan keluarga, aku bikin umur mereka jauh lebih tua dari sekarang So, jangan lupa baca stars ⚡⚡⚡