2.6 ngopi bersama walang (April 2020)

707 28 1
                                    

Hampir setahun kayaknya, aku nggak ketemu lagi ama si walang. Sebenarnya di perpisahan yang lalu, aku sedikit jengkel dengan walang. Entahlah, bawaannya emosi aja kalo ama si walang dalam pendakian taman hidup Argopuro itu. Ditambah lagi, kami pernah ribut di chat. Hingga akhirnya aku malas chat dia lagi.
.
Suatu ketika, setelah aku melakukan pendakian Gn. Arjuno dengan seorang cuwuk yang lebih sexy dari walang, sebut saja Angin, aku menyadari kalo walang tuh udah baik banget ama aku selama ini. Meskipun nyebelin, tetap saja dia bertanggung jawab. Nggak seperti angin, yang cenderung abai pada teman pendakian.
.
Karena itulah, aku coba baikan lagi dengan walang. Aku teringat kebaikan dia dan keluarga nya. Suatu hari, aku ingin balas budi, entah kapan n bagaimana caranya.
.
Suatu ketika, setelah aku n walang sudah akrab kembali, si walang bilang kalo dia lagi nginep di rumah kakaknya. Dan rumah kakaknya tuh dekat ama tempat kerjaku. Ya gak dekat dekat amat lah. Tapi satu jalur. Jadilah kami janjian untuk ketemu. Sekalian aja aku ajak nginep di rumahku. mau balas budi sih aslinya, tapi kalo dianya mau ya boleh lah sekalian anu-anuan 😂🤣.
.
Aku pun datang lebih awal. Udah kangen ama dia. Wkwkwkw. Tak lama dia pun datang. Sbeelumbya aku VC dia, dan ternyata dia sedang tidak pakai baju. 😍
.
Stelah dia datang, kami pun pesan makan n minum. Kali ini aku ngotot yang bayar. Lalu kami duduk di tempat yang disediakan. Setelah basa basi n tanya kabar, mulai lah dia bercerita.
.
"Aku dalam proses cerai" kayanya. What the ....? Aku terbengong. "Istriku yang gugat."
.
"Ooh..." aku cuma bisa ngucap itu. Sejenak aku terdiam. Bengong n larut dalam pikiran. Gak habis pikir. Gimana bisa? Bukannya semua baik baik aja? "Kenapa emang?" tanyaku setelah aku tersadar kembali.
.
"Istriku merasa aku kasar. Been tau sendirilah soal aku, mungkin aku kayak kasar. Tapi aslinya kan gak gitu... " dia mulai mengalir bercerita.
.
"Hmmm...." aku speechless. Akhirnya walang pun menceritakan tentang rumah tangganya. Tentang penghasilannya yang kalah dari istrinya. Tentang mertuanya yang menghalangi mereka tinggal mandiri. Tentang sikap walang yang suka tiba tiba kasar, meski dia bilang enggak kasar. Hingga akhirnya ... Si walang menepuk pipi istrinya. Dia bilang pelan, cuma sedikit kesal karena istrinya tidak mau diajak hubungan badan.
.
Tapi istrinya merasa lain. Dia merasa itu tamparan serius dan akhirnya dia berteriak ke orang tuanya. Orang tuanya turun tangan, walang diusir dari rumah mertuanya, tempat aku dan jangkrik menginap.
.
Selama tahap perpisahan, sebenarnya mereka berdua sudah kepengen balik lagi demi anak mereka yang lagi lucu lucunya. Tapi ya entahlah, keegoisan masing masing menghalangi persatuan.
.
Masih banyak yanh jngin aku galih dari kisah walang, tapi matahari sudah mulai tenggelam. Akhirnya kami memutuskan untuk berpisah. Sebelum berpisah aku tawari nginep di rumah ku. Tapi dia menolak. Dia bilang : engkok takok khilaf mun berdua ama been. (Aku takut khilaf kalo berdua smaa kamu). Wkwkwkwkwkw....
.
.
Yasudah semoga ada kesempatan khilaf beneran. 😂🤣

Petualangan Kliman 😂Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang