"Pagiku yang cerah,
diawali dengan seabrek lembar
ulangan harian ku dengan nilai
yang mengagumkan"Kelas XI IPA-C , kelas untuk siswa dengan kemampuan nilainya menengah ke atas di kelasnya. Suasana kelas tersebut bisa dibilang tidak terlalu ramai bagi siswa kelas XI IPA D dan E, tapi juga terlalu ramai bagi siswa kelas XI IPA A dan B.
"Eh... dapet nilai berapa sih Ndut?"
tanya seorang cewek berkacamata minus tebal dengan penasaran bernama Putri Oktaviani.Tatapan mata cewek yang berada di sebelah Putri tersebut dengan malas melihat nilainya, tetapi ia menahan tawanya.
"Oi, Ndutt...dapet nilai berapa sih kamu!?" Putri dengan kesal sambil menggoyang-goyangkan kursi cewek berkuncir dengan tambahan jepit catok yang menjepit kunciran rambutnya tersebut agar cewek tersebut mau menyodorkan lembar jawabannya pada Putri.
"Hahaha... kamu sebal yah Put, nilaiku 80" jawab gadis gendut tersebut bernama Alexandra Mazel atau lebih akrab dipanggil Sasha dengan tawanya yang terkekeh melihat Putri yang terlihat bermuka ceri pertanda dirinya sedang naik pitam.
"Udahlah Ndut, cepatlah berangkat, pak Wakasek udah manggil anggota padus!" pekik Putri dengan tak sabar sambil mendorong tubuh Sasha.
"Eh...santuy aja dong Put" kekeh Sasha sambil memasang topi seragam abu-abunya.
*Sasha PoV*
Hari ini diawali dengan kegiatan upacara di tengah lapangan. Dalam tim padus
(BTW kalo nanya padus itu apa, jawabannya 'Paduan Suara', inget atuhh yah!), posisiku berperan sebagai keyboardis utama
(Meskipun orang awam lebih sering nyebutnya organis atau pianis, tapi ketahuilah. Artinya beda lho meskipun kedua alat musik itu sama-sama punya tuts!).Sebenarnya aku sama sekali tidak tertarik untuk ikut campur dalam tim ini, tetapi karena desakan situasi guru saya yang menyarankanku ikut padus karena aku bisa memainkan keyboard.
"Ayolah Sasha... s-e-m-a-n-g-a-t, kamu pasti bisa mainin organnya!" seru cewek berkacamata dengan rambut dijepit catok bernama Maureen Azalea Nafeesha Ainiyah.
Nama panggilannya banyak, ada yang manggil dia Maureen, Azalea, Lea, Nafeesha, Fisha, Ainiyah, Nia, Aini. Tapi yang paling mudah itu yah Maureen!
Panjang bukan namanya!
Kata guru paduan suaraku, dia ini punya karakter suara sopran, tapi dia buta nada. Dia beda kelas denganku, tapi sama-sama dari jurusan IPA.
"Makasih Maureen" jawabku dengan lembut.
Bagi yang berdiri di tengah lapangan pas upacara, rasanya bosen banget. Tapi beda dengan tim padus!
Biasanya kami ditempatkan di bawah pohon kelengkeng yang berjejer-jejer di belakang kami.Normal PoV
"Eh... Maur, tugas soal sastra inggris mu yang halaman 50 nomer 2 itu kamu udah selesai apa?" tanya Sasha dengan penasaran sambil melepas topinya.
"Kamu belum paham apa yang dimaksud oleh soal sastra Inggris halaman 50 nomor 2, bagaimana kalau kujelaskan saja Sasha?" tanya balik Maureen dengan tatapan tajam tetapi ia tersenyum manis.
"Hehe.... gini lho Maur, aku kan nanya soal sastra Inggris mu yang halaman 50 nomer 2 itu udah selesai atau belum?" tanya Sasha dengan terkekeh.
"Kamu mau tahu cara mengerjakannya. Pertama kamu harus minum air sebanyak mungkin. Kemudian bacalah soal tersebut dengan seksama, setelah itu..."
Belum sampai Maureen selesai bicara, tiba-tiba Putri datang dan menarik tangan Sasha dengan kuat.
"Maaf yah Maur, aku masuk kelasku duluan!" seru Sasha secara spontan.
"Baiklah, bye-bye Sasha Alexa!" kekeh Maureen dengan lembut.
Suasana kelas XI IPA- C tampak begitu ramai setelah selesai upacara. Sebagian besar siswa di kelas ini lebih memilih untuk jajan di kantin lantai bawah karena makanan yang dihidangkan rata-rata memiliki citarasa yang lebih enak dibandingkan di koperasi sekolah.
"Ndut..ayo dong kita jajan ke kopsis!"
Putri dengan tak sabar mengajak Sasha yang terlihat sibuk mempersiapkan paket, buku kerja, buku catatan dan peralatan tulisnya.
"Eh... aku mau nyiapin materi biologi dulu"
Sasha terlihat bersemangat mempersiapkan dirinya untuk menerima pelajaran favoritnya yaitu biologi. Mata pelajaran favorit Sasha adalah biologi, kimia, dan seni musik.
"Okelah Sha, gimana kalau kamu nitip aku aja?" tawar Putri sambil mencoba meyakinkan Sasha.
"Kamu pilihin yah sushi pack nya, terserah ikan apa aja pokoknya sushi dengan saus jalapeno, tambah Thai tea nya yah" jawab Sasha sambil menyodorkan gambar sushi pack.
"Ashiapp!" seru Putri sambil melesat secepat mungkin dengan tubuh mungilnya tersebut.
Sasha tidak begitu akrab dengan teman-temannya yang berada di kelasnya.
Meskipun begitu, Sasha tetap sering bercengkerama dengan mereka, meskipun tidak sebanyak dengan waktunya yang dihabiskannya untuk mendengarkan lagu sambil mengerjakan beberapa soal-soal pelajaran yang dirasanya sulit.
Karena Sasha juga berambisi untuk naik tingkat ke IPA-B, kalau masuk IPA-A, baginya hal tersebut adalah bonus kalau nilainya lebih baik.
Kring...kringg...
Ponsel Sasha berbunyi dengan cukup keras.
"Eh... Sasha... Lagi telponan yah?" tanya salah seorang cewek berpenampilan molek yang merupakan teman sekelas Sasha dengan nada menggoda.
"Iyah, hehehe" jawab Sasha dengan terkekeh kemudian keluar dari ruang kelasnya dan segera mengangkat ponselnya.
"Lexa, nanti pulang main dulu dong ke kelasku. Ada sesuatu loh!"
"Ajak Putri juga kan?" tanya Sasha dengan penasaran.
"Harus dong Lexa, kedatangan Putri juga penting"
______________________________________
Sasha sendiri mempunyai nama panggilan yang bermacam-macam:
Di kelasnya: Sasha
Luar kelas: Alexa
Mr X: LexaGimana ceritanya, maaf yah kalau kurang tertata juga ceritanya.
Jangan lupa Vote n Komen yah!
KAMU SEDANG MEMBACA
Hello Sweety Strange!
Mystery / ThrillerSasha dan Maureen adalah teman dekat sesama anggota tim Paduan Suara meskipun mereka berbeda kelas. Tanpa diketahui Sasha, Maureen dijauhi oleh banyak teman sekelasnya karena berbagai alasan yang aneh. Menurut kesaksian salah satu teman Sasha, Maure...