Kau pernah merasa dipermainkan oleh takdir? Seperti, hadirnya orang dari masa lalu setelah kamu baru saja menggenggam masa depan? Memaksamu berdiri di antara, berbalik dan kembali merajut cinta yang belum selesai. Atau bertahan menggenggam cinta yang baru?
Perlahan-lahan keyakinan di dalam diriku runtuh. Itu membuatku gamang!
[Assalamualaikum mantan istri.]
Aku menatap gusar layar hape yang berdenting beberapa detik lalu. Layar benda pipih yang berpendar di genggaman menampilkan chat WhatsApp yang baru saja masuk.
Si Alan. Nama kontak dari sang mantan suami. Aku menghela napas panjang, memilih meletakan hape di meja samping ranjang tanpa berniat merespons. Membenahi letak bantal, lalu menarik selimut dan bersiap untuk tidur.
Namun, lagi-lagi hape terdengar berdenting.
Sekali. Mencoba untuk mengabaikan. Akhirnya merasa sangat terganggu. Kelihatannya Alan benar-benar tidak punya kerjaan lain, hingga mengirim chat di malam selarut ini berkali-kali.
Aarrgghh!
Aku bangun. Mengacak rambut frustrasi, lalu mengulurkan tangan meraih hape di meja.
[Sayang?]
[Kamu udah tidur ya?]
[Oh udah tidur ternyata, mimpi indah.]Mataku membelalak lebar bersamaan dengan senyum yang terukir di bibir. Setelah seharian ini merasa gundah karena dia tak ada kabar.
Akhirnya ....
Aku memeluk hape sebentar dengan rasa bahagia yang membuncah. Lalu mengetik balasan chat untuk Andrea-tunanganku.
Kalau kau sempat berpikir chat dari Alan yang membuatku kesengsem sampai guling-guling di lantai, maka kau salah. Hanya Andrea yang bisa membuatku setengah gila seperti ini!
[Belum sayang. Masih nungguin kamu kasih kabar.] Terkirim.
Tak lama datang balasan.
[Nggak jawab salam dosa loh ntan!]
Rahangku bergemeletuk saat yang terbaca lebih dulu adalah chat dari mantan suami. Mau apa lagi manusia satu ini!
[Waalaikumsalam!] Ketikku cepat. Lalu mengirimkannya kepada Alan.
[Nah gitu dong.] Alan kembali membalas. Chatnya hanya kubaca.
Aku mengetuk-ngetuk layar hape dengan ibu jari. Menunggu dengan tak sabar balasan chat dari Andrea. Sementara di room chat terlihat dia tengah mengetik.
[Kamu udah makan sayang?] Aku mengulum senyum. Andrea selalu berhasil membuatku merasa menjadi wanita paling istimewa di dunia ini hanya karena diberi perhatian kecil darinya.
[Udah, kamu?] balasku.
[Udah juga.]
[udah minum air?] tanyanya lagi. Ada-ada saja memang.
[Ih sayang ada-ada ajah deh]
[Siapa tau kamu lupa minum]
[Nggak mungkin lah sayang]
[Udah mandi?]
[Udah move on belum?]
Aku tersentak ketika membaca chat yang masuk secara tiba-tiba itu. Melirik nama kontak, ternyata dari Si Alan. Aku mengusap dada yang terasa berdebar, lega.
[Udah lah si Alan!!!] Aku mengetik cepat. Terkirim.
Sebenarnya enggan menanggapi mantan suami yang seminggu terakhir ini mengganggu kehidupanku. Namun, seperti yang terlihat. Dia tak kenal putus asa. Selalu mengirimkan chat tidak penting, jika tak dibalas akan makin menjadi seperti barusan.
KAMU SEDANG MEMBACA
MANTAN SUAMI (TAMAT)
RomanceKau pernah merasa dipermainkan oleh takdir? Seperti, hadirnya orang dari masa lalu setelah kamu baru saja menggenggam masa depan? Memaksamu berdiri di antara, berbalik dan kembali merajut cinta yang belum selesai. Atau bertahan menggenggan cinta yan...