Peringatan

122 51 21
                                    

Pintu ruang Osis diketuk. Dan tak lama, keluarlah seorang anggota Osis.

"Masuklah. Rayhan sudah menunggu kalian" siswa itu membuka pintu lalu mempersilahkan kami masuk.

Sunyi.

Itulah pendapat kami ketika sudah berada di dalam ruang Osis.

'Mau diapain lagi kita ini?' Bisik Nada kepada Aulia dan Zia.

'Shtt! Nanti mereka dengar' balas Aulia sambil berbisik.

"Ekhem, hem, Nada, Aulia, kalian lagi-lagi, Sekarang di tambah murid baru? Kalian gak capek dihukum terus?" Gerutu Rayhan memandang mereka bertiga dengan tatapan jengah.

"Hehe, iya kita lagi. Kenapa Ray? Capek ya kasih kita hukuman? Kalau gitu kita gak minta hukuman deh, kita balik dulu ya," elak Aulia sambil berjalan mundur ke belakang.

"Eits! Aulia, kemari-kemari. Kalian buat masalah apa lagi sekarang?" Tanyanya dengan sabar

"Ya elah, kita cuma bolos kali" Zia memotong ketika Aulia ingin menjawabnya. Ia capek. Ia ingin cepat-cepat pulang ke rumah.

"Oh lo murid baru itu ya? Murid baru yang menggemparkan seantero SMA Pelita Bangsa dengan tingkah laku lo..." belum selesai ucapan Rayhan, Zia langsung menyambarnya,

"Iya, gue murid baru itu. Nama gue Zia, jadi lo gak usah panggil gue dengan sebutan murid baru. Sekarang cepet kalo mau kasih hukuman, gue pengen balik nih"  judes Zia sambil melihat ke jam tangannya.

"Oh, oke. Hari ini kalian, gue maafin. Tapi, kalo kalian melanggar peraturan lagi, gue gak segan-segan kasih kalian hukuman" Rayhan berjalan menuju kursi nya dan duduk

"Bilang kek dari tadi, banyak bacot doang lo" cibir Nada lalu melangkahkan kakinya memutar dan berjalan cepat keluar ruangan diikuti Zia dan Aulia.

Rayhan hanya tersenyum tipis menyaksikan perbuatan ketiga gadis itu.

~

"Eh, lo pada pulang naik apa?" Tanya Zia sambil membuka pintu mobil nya.

"Naik taksi. Mobil gue disita bokap gara-gara gue suka bikin onar" desah Nada mengingat kejadian tadi pagi, dimana kunci mobil nya tiba-tiba diambil papanya.

"Lo?" Kini tatapan mata Zia beralih ke Aulia

"Mobil gue masuk bengkel gara-gara nyerempet pohon." lirih Aulia

"Oh terus? Ini kok masih disini? Katanya mau naik taksi?" Sindir Zia

"Hiih dodol! Gak peka banget anjir. Mau numpang lah"

'Ternyata ini sisi lain dari mereka' gumam Zia

"Ah iya iyaa, bawel banget. Ya udah masuk. Tapi gue gak tau rumah kalian" kata Zia sambil membuka kunci pintu mobil bagian samping dan belakanga.

Tanpa basa basi, Aulia dan Nada segera masuk ke dalam mobil.

"Gampang. Rumah gue masuk gang perumahan di jalan anggrek. Rumah nomor 21" kata Aulia ketika sudah duduk di kursi belakang.

"Nah, rumah gue masuk ke perumahan jalan teratai blok c, rumah nomor 17" Nada masuk dan duduk di kursi penumpang samping Zia.

Zia mendesah, lalu menjalankan mobilnya keluar dari sekolah.

a PromiseTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang