Pagi itu, Minhyuk membantu Kihyun melilit punggung pemuda itu menggunakan kain putih sebagai penyangga. Tampak kekhawatiran di wajah Minhyuk ketika pandangannya sempat menangkap wajah kesakitan Kihyun.
"Kau yakin ingin pergi dengan keadaan seperti ini?"
"Mereka tidak akan melepaskan Sohye jika mereka tahu bahwa aku masih hidup."
"Biar aku saja yang pergi, Hyeong tetap di sini," ucap Changkyun yang duduk di tepi ranjang dan mendapatkan persetujuan dari Minhyuk.
"Changkyun ada benarnya. Jika kau yang pergi, kemungkinan besar mereka akan mengenalimu dengan cepat."
"Aku tidak seterkenal yang kau pikirkan."
"Tapi Militer Distrik 1 sudah menyebarkan selebaran tentangmu."
Kihyun memandang sekitar dengan waswas sebelum kembali memandang Minhyuk. "Hati-hati dengan ucapanmu, jangan biarkan siapapun tahu tentang hal itu."
"Tapi tindakanmu ini benar-benar berbahaya."
"Aku akan berhati-hati. Tapi jika bisa ... bujuk Hyungwon agar tidak pergi."
"Apa yang bisa kulakukan? Kalian sama keras kepalanya."
Mengakhiri perdebatan singkat mereka. Changkyun serta Minhyuk keluar dan di gantikan oleh Hyungwon yang masuk ke kamar lalu menghampiri Kihyun yang tengah mengenakan kaosnya.
Berhenti di depan Kihyun. Hyungwon mengambil sesuatu dari balik bajunya dan membuat Kihyun terkejut ketika pemuda itu menyodorkan sebuah senjata api ke arahnya.
"Untuk berjaga-jaga," ucap Hyungwon.
"Dari mana kau mendapatkan benda ini?"
"Apakah itu penting?"
Kihyun tak ingin mempermasalahkan hal itu. Dia mengambil senjata api di tangan Hyungwon dan menyusupkannya di belakang pinggang.
"Lebih baik kau tetap tinggal di sini."
"Jika aku tidak pergi, Hyeong juga tidak akan pergi. Aku tidak mau menjadi pecundang sendirian."
"Kau tidak takut pada ayahmu?"
"Aku sudah siap kapanpun dia membunuhku."
"Batalkan saja, aku akan pergi sendiri."
"Mari berjalan di jalan masing-masing."
Kihyun menjatuhkan pandangannya dengan helaaan napas singkat yang kemudian membimbing pandangannya kembali bertemu dengan Hyungwon.
"Lindungi dirimu sendiri, dan pastikan kau kembali dalam keadaan baik-baik saja."
"Pikirkan dirimu sendiri."
Kihyun meraih topi yang tergeletak di atas laci dan memakainya. "Kita pergi sekarang," ucapnya, membimbing Hyungwon berjalan keluar.
Pagi itu, keduanya meninggalkan Distrik 9 bersama Hyunjin sebagai penunjuk arah ketika mereka sampai di Distrik 1 nantinya. Dan sepeninggalan mereka, Changkyun turut meninggalkan rumah seorang diri dan kembali menapakkan kakinya di kaki Bukit Terlarang.
Berjalan melawan arus angin yang kadang berhembus dengan kasar. Changkyun menemukan perwira muda yang kemarin bertemu dengannya, duduk di tempat yang sama dengan kemarin.
"Di sini bukanlah tempat dimana kau bisa bermain."
Youngjae menoleh ke samping dan sedikit mendongak. Changkyun kemudian duduk di jarak satu meter dengan tempat Youngjae tanpa berniat memandang perwira muda itu.
KAMU SEDANG MEMBACA
DISTRICT 9 : Date Of The Death (Vers.1)
Fiction Historique1945, apa yang kiranya kau pikirkan ketika mendengar kata tersebut? Kemerdekaan Korea, kah? Bagaimana dengan 1948? PBB bersama Uni Soviet dan juga Amerika serikat membagi wilayah Korea menjadi dua berdasarkan garis lintang 38°. Benar, itulah yang te...