0.1

6 1 0
                                    

Hanya setitik cahaya yang terlihat. Cahaya yang berasalkan dari lubang atap rumah. Perlahan ku mencoba menyentuh cahaya itu dan menggenggamnya tapi nihil, cahaya itu sama sekali tak tergenggam olehku.

Kali ini ku mencoba melihat apa isi dari cahaya itu, sedikit demi sedikit kuubah arah tubuhku menghadap cahaya itu dan memusatkan setitik cahaya itu searah dengan bola mataku. Dan hasilnya sama saja, aku tak dapat melihatnya.

Cahaya ini yang menjadi petunjuk bagi ku jikalau sang surya telah tiba. Tanpa suara kicauan burung bak cerita dongeng, tanpa suara derup langkah kaki, tanpa suara kendaraan berlalu lalang Aku mulai menegakkan tubuhku untuk kembali menjalani aktivitas normalku.

.
.
.
.

07.15 tepat dengan dugaanku. Kembali ku menatap diriku di depan cermin yang sedikit buram dan menujukkan setengah dari tinggi tubuhku. Kutatap lekat wajahku dicermin, luka lebam disudut kanan bibirku masih terlihat jelas menghiasi wajah datar ku.

Bosan dan memuakkan, itu kata yang tepat disaat aku menatap bayangan didalam cermin itu. Dengan segera aku menghentikan ritual di depan cermin dan segera mengambil tas punggung hitam milikku. Dengan berat aku melangkah menuju tempat yang dimana penuh dengan cahaya bukan seperti di dalam bilik kamarku, hanya setitik cahaya yang ada. Sebelum kaki ini melangkah, tidak lupa tubuhku ku tutupi dengan Hoodie agar cahaya itu tak menyentuh bagian tubuhku.

Selangkah demi selangkah kaki ini berjalan dan akhirnya seluruh indra tubuhku kembali bekerja seperti tubuh normal lainnya. Telinga yang mulai mendengar suara orang-orang sekitar yang berlalu lalang dan entah kemana tujuannya aku pun tak memperdulikan hal itu. Kembali kaki ini kulangkahkan menuju tempat yang penuh dengan orang-orang berinteraksi seperti hal normal lainnya. Sekolah, itulah tempat yang kini menjadi tujuan perjalananku sedari tadi.

.
.

Bughh.. Suara benturan yang kuduga berasal dari tubuhku yang bersentuhan dengan tubuh orang lain

"Woii anjing.. Lo kalau jalan tuh matanya dipakek untuk ngeliat jalan ke depan bukan ngeliat lantai" ucap seseorang yang tanpa sengaja bertubrukan denganku

"Maaf" hanya kata itu yang keluar dari mulut ku

"Hahaha.. Anjir banget Lo yaa dengan enaknya nabrak gue dan Lo bilang maaf ?? Gak semuda itu men, biar gue jelasin peraturan di sekolah ini sama Lo" ucapnya sambil jarinya menunjuk kearah ku

"Pertama, nama gue Marchel dan gue anak dari kepala komite disini. Kedua, siapa yang dengan berani nyentuh tubuh gue bakal dapat hukuman. Dan ketiga, siapa yang bantah peraturan ini bakal gue habisin.. Paham gk Lo?!!" bentaknya

Hanya tatapan lurus dikedua bolanya yang saat ini kulakukan.

"Apa Lo liat-liat gue?! Nantangin gue lo hah?!! Ehm oke karna gue baik hari ini, lo gue bebasin dari hukuman gue kali ini. Cabut lo sana! Bikin rusak mood gue aja lo pagi-pagi gini" ucapnya lagi sambil mendorong bahuku agar menjauh darinya

.
.
.
.

"Anjirr marchel beneran pingsan?"

"Gue denger sih dia ditemuin tergeletak gitu aja di belakang sekolah"

"Sumpah yaa gue gk nyangka marchel kayak gitu"

"Belum lagi lehernya ada bekat jeratan tali gitu"

Suara yang berasal dari orang-orang penghuni kelas ini yang tengah bergosip ria setelah istirahat kedua berbunyi. Aku yang malas menanggapi ocehan mereka hanya tertidur di meja tempat aku menuai ilmu setiap harinya

"Riko sekarang juga kamu ikut bapak ke kantor kepala sekolah" ucap kepala kesiswaan sekolah ini

"Gue denger-denger sih tadi mereka sempat ribut gitu di koridor belakang"

"Ehmm gk nyangka yaaa Riko sekejam itu ke Marchel"

Saut-sautan mulai terdengar kembali setelah kepergian Riko dan bapak kepala kesiswaan dari kelas menuju kantor kepala sekolah

Masih menjadi pertanyaan bagi seluruh sekolah, ada apa antara Riko dan Marchel sampai terlibat perkelahian yang menurut ku cukup serius. Tanpa ingin berpikir lebih jauh aku melanjutkan sisa waktu pelajaran kosong yang sebentar lagi akan selesai


Bumi, 28-04-2020

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Apr 28, 2020 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

HOODIETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang