30⏳PW

441 42 6
                                    

Maaf jika ada typo🍎




⏳⏳


Jungkook merenung. Setelah kejadian pagi tadi, ia lebih sering melamun. Ia beralasan pada Eunha ada pekerjaan. Padahal, sampai kantor pun yang ia lakukan hanya diam dan melamun.

"Kookie... Jeon Kookie..."

Panggilan itu.

"Kookie..."

"Kookie.... Jeon Kookie..."

Jungkook mematung. Panggilan itu- arghh... kepala Jungkook sangat pusing. Ayolah.... ia harus tau itu!

"Gak punya otak lo!"

"Jangan salahin gue kalo gue nggak mau lagi temenan sama lo!"

"Kali ini gue setuju sama Mingyu,"

Perkataan teman-temannya juga berperang dalam pikirannya. Mereka sudah tidak mau lagi berteman dengannya. Lalu apa yang harus ia lakukan sekarang?

"Kookie...."

"Kookie... Jeon Kookie,"

Jungkook meremas rambutnya frustasi. "Arggghhhh!!!" Teriaknya.

"Apa semua itu?!" Marahnya. Matanya bahkan betkaca-kaca.

"SinB? Gimana keadaannya?" Jungkook menggelengkan kepalanya. "Nggak! Ngapain gue mikirin dia!" Kesalnya. Tetapi tidak bisa. Entahlah, semakin bayangan SinB menyebut nama itu mendominasi, semakin besar pula rasa bersalahnya. Dan... mengingat Jaehyun menggendongnya, membuat amarah Jungkook muncul.

"Gue kenapa?!" Marahnya.

Prang!

Satu guci pecah karena ditendang oleh Jungkook. Membuat sekertarisnya kaget, begitu pula beberapa staff yang ada disana.

⏳⏳

"Puas kan lo, bikin saudari lo masuk rumah sakit?! Nggak cukup mau bunuh dia dulu, dan sekarang lo ngelakuin hal yang sama hah?!" Bukan Jaehyun, Mingyu atau Bam Bam. Tetapi Minhyun yang berbicara pada Eunha.

"Kalo sampe Mbih kenapa-napa, gue pastiin lo bakal ngalami hal yang sama!" Ujar tajam Minhyun, lalu meninggalkan Eunha. Kali ini ia akan pergi ke kantor Jungkook.

Keadaan SinB belum sadar, tetapi ada Jaehyun dan teman-teman SinB lainnya disana. Minhyun bersyukur, seenggaknya banyak yang menyayangi adiknya.

"Dimana Jungkook?" Tanyanya pada sekertaris Jungkook dengan wajah terbalut emosi.

"Di-dalam pak," ujar Sekertaris itu dengan takut. Minhyun berjalan dan membuka kasar pintu ruangan Jungkook hingga terbuka lebar. Membuat para karyawan bisa meligat apa yang akan terjadi.

Minhyun mencengkram kerah Jungkook. "LO GILA APA EMANG BEGO HAH?!" teriaknya.

Bruk!
BUGH!
Bugh!
Bugh!

Minhyun menjatuhkan Jungkook ke lantai dan memukulinya. Membuat para karyawan terkejut sekaligus bibgung melihat bosnya dengan bos perusahaan sebelah yang merupakan kakak iparnya.

"Ini nggak seberapa sama yang dirasain adek gue!"

Bugh!
Bugh!
Bugh!

Jungkoom lemas. Ia tak ada tenaga untuk melawan serangan tiba-tiba dari Minhyun.

"STOOPP!!" Teriak nyonya Jeon. Ia menutu mulutnya melihat kakak dari menantunya memukuli anaknya.

Minhyun berhenti memukul Jungkook dan bangkit berdiri.

"Nyonya Jeon. Kali ini saya tak mau diam saja atas kelakuan anak anda pada adik saya. Semua rencana keluarga kita batalkan saja! Saya akan menarik adik saya ke keluarga saya!" Ujar tegas Minhyun.

"Minhyun-"

Tak mau mendengarkan, Minhyun dengan cepat memotong perkataan ibunya Jungkook. "SinB di rumah sakit, dan belum sadar. Itu karena anak anda. Dan... tadinya saya juga akan melakukan hal.yang sama untuk anak nyonya, tapi karena ada nyonya Jeon yang terhormat, saya tidak jadi melakukannya."

Nyonya Jeon melemas. Apa sejahat itu anaknya? Ia menatap Jungkook dengan tatapan tak menyangka.

"Lupakan tentang masa lalu mereka, dan jangan petnah temui keluarga saya,"

Mendengar itu, ibu Jungkook menangis. Tak perduli dengan para karyawan yang akan membicarakannya nanti, perasaan jauh lebih penting.

Sedangkan Jungkook, ia melemas. Ada hubungan masa lalu apa dengan pernikahannha bersama SinB? Ia sangat bingung.



⏳⏳



Jaehyun membantu SinB bersandar. SinB sudah sadar, membuat semua orang lega.

"Jae.." lirihnya.

Jaehyun tersenyum. "Ternyata aku lebih suka liat wajsh jutek kamu dari pada wajah pucet ini," ujarnya.

SinB tersenyum. Ia mengedarkan pandangannya, "Eum-"

"Minhyun pergi ke luar. Nggak usah tanya Jungkook ataupun Eunha. Mereka nggak akan kesini," potong Sowon cepat. Seakan tahu apa yang akan SinB tanyakan.

"Ada kak Minhyun?" Tanya SinB dan diangguki semuanya.

Raut wajah SinB berubah.

"Kenapa Mbih?" Tanya Yerin.

"Nggak," SinB tersenyum tipis. "Jae, tolong ambilin ponsel aku ditas yang ksmu bawa," pinta SinB.

Iya, Selama SinB belum sadar, Jaehyun yang membawakan tas dan jaket gadis itu. Ia juga yang menunggu disamping SinB.

Hwang Eunbi
Kook, aku udah sadar kok. Kamu nggak perlu pikirin aku

Setelah mengirim itu, SinB langsung mematikan ponselnya kembali.

"Ngapain Mbih?" Tanya Bam Bam.

SinB menggeleng. "Nggak,"











T. B. C.
Votenya ya:)🍎

Pada Waktunya⏳endTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang