Tania

7 2 0
                                    

MA tunas bangsa

Di sinilah, aku belajar mencari ilmu, untuk masa depan nanti. Namaku Tania putri, seorang wanita berada. Namun, aku tak pernah angkuh, karena aku tau harta yang orang tuaku miliki itu hanya titipan allah.

"Hallo, Tania," sapa sahabatku Olla

"Hallo juga, Ollaku sayang," sapaku kembali

"Yuk." Olla langsung menarik tanganku menuju kelas.

Saat kami ingin menuju kelas, ada seseorang menabrakku, dengan sigap orang itu menangkapku.

Tak sengaja mata kami bertemu dan bertatap mata.

"Ehemmzz."

Suara deheman seseorang membuat kami tersadar dan langsung bersikap seperti semula. Ternyata itu deheman Olla, merusak suasana aja. Isshh!

"Hai, nama gue Reyhan wijaya." Dia mengulurkan tangannya ke arahku, akupum membalas ulurannya.

"Na--maku Tania putri." Aku memperkenalkan diri dengan gugup.

"Nama yang cantik seperti orangnya," katanya

"Apa?" Tanyaku pura-pura tidak mendengarnya

"Eh, e--nggak bilang apa-apa kok," jawabnya dengan salting

Aku melupakan sahabatku yang sedari tadi diam, siapa lagi kalau bukan olla.

"Hey! Kalian melupakan kalau ada gue di sini?" Kata Olla dengan kesal

"Eh, sorry gue lupa," kata Reyhan

"Nama lo siapa?" Sambungnya

"Nama gue Olla rahayu," jawab Olla

"Ya udah, gue pamit dulu ke kelas," pamit Reyhan

Sebelum Reyhan pergi, ia menbisisikkan sesuatu ke telingaku.

"Pulang bareng gue, tidak ada penolakkan," bisiknya

Ia masih belum pergi, tapi ia membisikkanku kembali sesuatu yang membuatku terkejut. Lalu, beranjak pergi setelah itu.

***

"Olla," bisikku

"Apa?" sahutnya

"Gue deg-degan," kataku

"Why? Cerita sama gue," katanya kaget.

Apa gue kasih tau ya bahwa Reyhan, suka sama gue, batinku.

"Reyhan, ngajak gue pulang bareng, Olla dan juga ...," kataku menggantung

"Dan juga apa? Jangan bikin gue penasaran deh," kata Olla sinis

"Dan juga ... Ia bilang suka ke gue," jelasku

"Whatt! Yang bener lo?" teriak Olla heboh dengan suara cemprengnya. Duh bisa bisa gue budeg deh, tapi amit-amit jangan sampe ya allah.

"Berisik lo, udah ah gue mau pulang ah," dengusku

"Eits ... sekarang bagian pelajaran bu Mirna, lo mau di hukum oleh guru killer? Hah," kata Olla memegang tanganku dan menarikku untuk duduk kembali.

'sial.'

Bu Mirna pun memasuk kelas kami. Ia mengajarkan kami bahasa indonesia, untuk hari ini ia mengatakan tentang cara kepenulisan yang benar.

***

Pulang sekolah pun tiba. Aku dan Olla berjalan menuju gerbang, sebelum sampai di gerbang ada yang mencekal tanganku.

Aku membalikkan tubuhku ke belakang, "Reyhan."

Ternyata yang mencekal tanganku adalah Reyhan.

"Yuk!" ajak Reyhan

"Yah gue di kacangin lagi," sindir Olla dengan memutar matanya malas sambil bercak pinggang.

"Yaudah gue pergi dulu ya. Bye," pamitku

"Eh Ta--" ucapan Olla terpotong karena aku sudah beranjak pergi.

"Huftt, Tania, gue belum selesai ngomong lo udah pergi gitu aja," dengus Olla

***

Di perjalanan...

"Rey, ini bukan arah rumah gue," kataku dengan sedikit teriak karena suaraku takkan terdengar jika keadaan bising.

"Tau, gue mau bawa lo ke rumah gue," jawabnua

"Kok bawa gue ke rumah lo sih?" tanyaku tak mengerti

"Jangan ngebantah," kata Reyhan dengan penekanan 'bantah'.

Sesampainya di rumah Reyhan...

"Yuk masuk!" ajak Reyhan

"Malu," cicitku

"Gak usah malu." Rayhan langsung menarik tanganku. Alhasil kami masuk beriringan.

"Mah ... Mamah," teriak Reyhan

"Apa sih Rey, teriak-teriak." Ibu Reyhan pun datang menghampiri aku dan Reyhan.

"Mah, kenalin dia Tania putri pacar aku." Reyhan memperkenalkan aku di depan mamahnya. Aku terkejut saat ia memperkenalkan aku sebagai pacarnya, padahal aku bukan pacar nya. Lebih tepatnya calon pacar.

"Ini pacar kamu Rey?" tanya mamah Rayhan dengan remeh

"Cantik 'kan mah," kata Reyhan memujiku

"Cantik dari mananya?" tanya mamah Reyhan meremehkanku

"Lebih cantiknya viona dari wanita ini. Dan kamu Rey memilih wanita ini yang gak seberapa cantiknya dari viona. Lebih baik kamu putusin cewek ini, mamah gak setuju kamu berhubungan sama dia," sambung mamah Reyhan menghinaku, aku hanya diam. Sungguh ini sangat menyakitkan, aku tak kuat menahan tangis ini, air mataku pun lolos membanjiri pipi cantik ini.

"Cukup mah?! Mamah jangan hina pacar Reyhan," bentak Reyhan saat melihatku menangis

"Reyhan berhak memilih wanita untuk mendampingi Rey, mamah gak berhak ngatur hidup Rey." Itu ucapan yang lolos dari mulut Rey

"Mamah berhak ngatur kamu, karena kamu itu anak mamah. Kalau kamu gak nurutin perintah mamah, kamu pergi dari rumah mamah," usirnya

"Oke, Rey pergi dari rumah mamah," kata Reyhan masih tersuluti emosi.

Reyhan menarik tanganku dan meninggalkan rumah beserta mamah Reyhan. Masih kudengar teriakkan mamah Reyhan yang memanggil anaknya.

"Kamu jangan nangis lagi. Jangan dengerin kata-kata mamah gue ya," katanya memegang tanganku

"Lebih baik lo balik deh ke rumah, kasihan mama lo," titahku masih dengan terisak

"Kamu masih ngasihani mamah gue yang telah hina lo? Lo baik banget, gak salah gue milih lo," katanya

"Maksud lo?"

"Lo ... Mau gak jadi pacar gue?" tanya Reyhan


Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: May 06, 2020 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

TaniaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang