Pada sore harinya, sesuai dengan janji, Jayden datang ke rumah Bilsy untuk menjemput gadisnya itu. Keduanya berencana untuk berjalan-jalan di alun-alun kota menggunakan motor.
"Jay!" seru Bilsy yang baru saja keluar dari dalam rumahnya. Gadis itu hanya menggunakan hoodie crop top berwarna merah muda dan legging hitam. Tak lupa dengan sneakers putih dan tas selempang.
"Cantik banget." puji Jayden ketika Bilsy sudah tepat berada di hadapannya.
Mendengar pujian dari sang pacar, reflek Bilsy salah tingkah. Gadis itu tersenyum senang. "Terimakasih, Jay." katanya.
"Mau berangkat sekarang?" tanya Jayden.
Bilsy mengangguk. "Ayo, sekarang aja!"
"Aku mau iz — "
Bilsy mencekal tangan Jayden dengan cepat. "No need. Mama sama Papaku gak ada di rumah."
"Oh, oke." kata Jayden dengan kikuk.
"Ayo!" Bilsy kemudian menarik tangan Jayden berjalan mendekat ke arah motor milik lelaki itu yang terparkir di halaman rumah Bilsy.
Sampai keluar dari perkarangan rumah Bilsy pun, Jayden masih terus memikirkan sebuh kebetulan yang membuatnya heran.
Kenapa setiap dia menjemput Bilsy di rumah gadis itu, orangtua Bilsy selalu tak ada di rumah? Jayden ingin memantapkan pikirannya bahwa ini hanya kebetulan tapi hal ini terlalu sering terjadi.
๑ ⋆˚₊⋆ ──── ʚ˚ɞ ────⋆˚₊⋆ ๑
"Jay, kamu parkir motor aja, ya, biar seterusnya kita jalan kaki. Kan enak biar sekalian jalan-jalan sore." celetuk Bilsy memberikan ide.
Lantas Jayden mengangguk menuruti kemauan pacarnya itu. Langsung saja keduanya turun dari motor dan mencari tempat parkir. Setelah selesai memarkirkan motornya, barulah Jayden menggandeng tangan Bilsy dan keduanya mulai berjalan di jalan besar yang sangat padat dan ramai. Angin sore ditemani dengan matahari yang mau terbenam membuat suasana menjadi lebih indah pada saat itu.
"Disini banyak jualan. Kamu mau jajan apa? Masa aku ajak kamu jalan-jalan tapi gak aku jajanin. Mana bisa kayak gitu." kata Jayden membuka suara.
Bilsy menunjuk salah satu tempat jualan yang ada di seberang jalan. "Aku mau pisang molen itu aja."
"Oke, ayo kita beli."
Karena suasana memang sangat ramai, Jayden mengeratkan genggamannya pada tangan Bilsy, seolah tak mau kehilangan gadis itu.
Bilsy yang merasakan genggaman tangan Jayden semakin erat kemudian menyeletuk, "Erat banget pegangnya." ujarnya sambil tertawa kecil.
"Biar kamu gak hilang." balas Jayden.
"Kamu berdiri disini aja, ya, biar aku yang beli pisang molennya." suruh Jayden dan diangguki oleh Bilsy.
Beberapa menit Bilsy menunggu akhirnya Jayden kembali dengan membawakan kantong plastik berwarna putih yang tentu saja isinya pisang molen sesuai yang diinginkan Bilsy.
Pisang molen itu dengan senang hati diterima oleh Bilsy. Gadis itu tersenyum senang. "Terimakasih banyak, ya, Jay!"
Jayden mengangguk. Merasa senang ketika Bilsy juga senang. "Ayo, mumpung lagi disini kita puas-puasin. Mau apalagi?"
Bilsy mengetukkan jari telunjuknya di dagu beberapa kali sembari memperhatikan sekeliling. Mencari tempat untuk ia datangi bersama Jayden.
"Jay, ayo kesitu!" Jayden mengikuti arah yang ditunjuk oleh Bilsy. Tempat yang ditunjuk gadis itu tidak terlalu ramai. Disana terlihat baru ada satu pembeli dan itupun sudah selesai dilayani.
"Itu tempat apa?" tanya Jayden yang memang tidak tahu.
"Ih, masa kecil kamu suram, ya!" ejek Bilsy. "Itu yang jual-jual bingkai terus ntar nama kita diukir di bingkai itu. Tau gak kamu?" jelas Bilsy.
Jayden menggeleng. Bilsy menghembuskan nafasnya. "Yaudah, karna kamu gak tau, kita kesana biar kamu tau."
๑ ⋆˚₊⋆ ──── ʚ˚ɞ ────⋆˚₊⋆ ๑
"Lucu 'kan?" Bilsy tertawa senang sambil memegang tiga bingkai yang tadi mereka beli.
Jayden rolling eyes. "Lucu apanya, gambar barbie gini."
"Ih, yang gambar barbie 'kan yang ukiran nama kita berdua. Yang nama kamu sendiri pakai gambar spiderman nih." kata Bilsy sambil menunjuk bingkai bergambar spiderman dengan ukiran nama Jayden.
"Iya deh, iya, lucu." ucap lelaki itu pasrah.
"Punya aku lucu, gambar hello kitty." Bilsy memeluk bingkai yang bertuliskan namanya dengan gambar hello kitty sebagai latar.
Total tiga bingkai yang mereka beli. Ukiran nama Bilsy menggunakan gambar hello kitty, nama Jayden dengan gambar spiderman, dan ukiran nama keduanya dengan gambar barbie. Sebenarnya Jayden tidak setuju untuk gambar yang akan dibuat nama mereka tapi selagi Bilsy senang tidak apa-apa.
"Kamu seneng gak hari ini?" tanya Jayden.
Bilsy mengangguk dengan sangat antusias. "Seneng pake banget tapi capek juga."
"Iya sih, hari ini rame banget disini."
"Ngantrinya itu lho yang capek tapi karna aku seneng jadi gak terasa capeknya. Pokoknya aku super super seneng banget hari ini. Terimakasih banyak, Jayden!" Bilsy memeluk Jayden dari samping.
"Aku seneng kalau kamu seneng."
"Nanti kita kayak gini lagi, ya. Cuma jalan-jalan sederhana tapi aku bahagia." ucap Bilsy dan langsung disetujui oleh Jayden.
"Jadi mau pulang sekarang? Udah setengah jam lebih kita duduk disini, udah mau gelap juga." ujar Jayden menyudahi kegiatan pelukan di antara mereka.
Bilsy melihat ke atas langit dan benar saja, hari sudah mulai gelap. Matahari juga sudah tidak terlihat lagi. "Boleh deh. Ayo kita pulang." Bilsy bangkit berdiri dari duduknya.
Jayden kemudian menggenggam kembali tangan Bilsy dan keduanya pun berjalan menuju tempat dimana motor Jayden di parkirkan.
Hari ini akan menjadi hari yang paling Jayden dan Bilsy ingat. Hari dimana keduanya sama-sama merasa bahagia atas kegiatan sederhana yang sudah mereka lakukan berdua.
๑ ⋆˚₊⋆ ──── ʚ˚ɞ ────⋆˚₊⋆ ๑
halooo, aku kembali lagi 🤩👋🏻👋🏻
thanks for waiting 💟 semoga aku
bisaa fokus buat update cerita
ini dan tentunya gak berhenti
di tengah jalan huhuu T__Tkoreksi aku juga yaaa kalau
ada typo :D terimakasi banyak
untuk kalian semuaaa 💕see u soon in next part 💗💐
KAMU SEDANG MEMBACA
❝ select one ❞ ✓
Teen Fictionft. enhypen's jay ❝ Will we survive in the midst of the complexities that exist? At the end, we will not. ❞ ━ completed » plagiarism and hate comments are not allowed! ║▌│█║▌│ █║▌│█│║▌║ ║▌│█║▌│ █║▌│█│║▌║ ©dowlette