| Kecewa

4.5K 523 106
                                    


"Bagaimana detail kejadiannya? Saya ingin tau"


Sekarang gue lagi ada di ruang kepala sekolah bareng Bu Sandra dan pak Henry.

"Pak-

"Diam pak Henry! Saya ingin tau langsung dari pelakunya"

Pak Henry seketika diem karna dibentak sama bapak kepsek. Gue tau pak Henry mau nolongin gue, kayaknya cuma dia yang percaya sama gue.

"Bukan saya pelakunya, Heejin yang ngelakuin hal itu ke dirinya sendiri" ucap gue ke bapak kepsek, mungkin mereka bakalan bilang ini gak masuk akal, tapi beneran bukan gue.

"TIDAK MUNGKIN ANAK SAYA YANG NYAKITIN DIRINYA SENDIRI!" 

Kita semua kaget karna pak Yoon tiba tiba dateng sambil teriak teriak.


Dia nyamperin gue dengan keadaan marah, mukanya merah banget. Gue takut, tapi gak bisa apa apa karna gak punya bukti.


Plak

Satu tamparan keras mendarat di pipi gue.

"Kalo sampe anak saya kenapa napa, kamu gak akan saya maafin"

Gue cuma bisa diem nahan air mata biar gak netes.

"Udah pak Yoon, tenang. Masalah ini akan cepat kami urus" kata bapak kepsek.



"Setelah olimpiade matematikanya selesai, saya akan mengeluarkan dia dari sekolah ini atas kasus pembullyan" lanjut bapak kepsek yang bikin hati gue sakit seperti ditusuk samurai.

"Baik pak, tapi itu tidak akan cukup dibandingkan dengan perbuatan anak sialan ini kepada anak saya!"

Fak!


Pengen banget gue cabik cabik mulutnya terus gue geprek buat makan ikan piranha di sungai Amazon.

"Saya tidak bersalah dalam kasus ini!" Bantah gue karna udah gak tahan lagi, bisa bisanya dia bilang kalo gue anak sialan.


"Oke, saya tunggu bukti dari kamu. Sebelum olimpiade selesai, kamu sudah harus ngebuktiin itu ke saya. Waktu kamu cuma 5 hari" ucap bapak kepsek dengan nada dingin.

Pak Yoon keluar dari ruangan dengan raut wajah emosi.

Yang harus gue lakuin sekarang adalah nyari cewek itu.


"Silahkan keluar" usir pak kepsek. Gue, Bu Sandra dan pak Henry langsung keluar dari ruangan itu.

Tanpa banyak bicara, Bu Sandra pergi dan menyisakan gue dan pak Henry.



"Pak, bukan saya pelakunya" ucap gue , tangis gue pecah saat pak Henry meluk gue.

"Saya percaya sama kamu, cari buktinya sampai dapat. Bapak gak rela kamu dikeluarkan dari sekolah ini. Buat mereka malu, kalau perlu tuntut aja atas kasus penipuan atau pencemaran nama baik" kata pak Henry. Gue ngangguk setuju, gue gak boleh lemah gini dong.

Gak ada yang perlu ditakutin, bukan gue yang salah.




.






.











.




Gue jalan di sepanjang koridor menuju perpustakaan.

Karna ini jam istirahat, jadi banyak murid yang berlalu lalang.

"Eh itu Jiyeon bukan sih?"

ANEH • Park JisungTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang