Dor
DorArfan berlari membelah kerumunan di Taman itu, dia khawatir kepada adiknya yang sedari tadi belum muncul setelah izin untuk membeli es krim. Dia melihat adiknya dibawa oleh seorang wanita.
"Abid!" teriak Arfan berlari mengejar wanita itu.
Wanita itu terpojok di Gang sempit dan dikepung oleh lima orang pria berbadan kekar, dia menendang kemaluan salah satu dari mereka hingga tersungkur.
"Hei kau berani sekali, cepat serahkan anak itu!" ucap salah satu dari mereka. Pria itu mulai menghampirinya.
"Tidak!" tegasnya.
"Baikla-" sebelum selesai berbicara, pria itu sudah tergeletak tidak bernyawa karena dipatahkan lehernya.
Setelah membunuh salah satu dari mereka, Arfan langsung menembak yang lainnya. Arfan membiarkan salah satu dari mereka tetap hidup.
"Sebelum peluru ini menembus otak kacangmu, katakan siapa yang menyuruhmu!" tegas Arfan dengan kemarahan yang sudah di puncak kepada pria itu.
"A-Alex, dia yang menyuruh kami membunuh anak itu" jawab pria itu dengan ketakutan.
"Oke bagus, sekarang matilah!" ucap Arfan menancapkan Belati yang menempel di Pistolnya.
Arfan berjalan mendekati wanita yang sedang ketakutan.
"Hey kau, berani sekali menyentuh adikku" tunjuk Arfan pada wanita itu, lalu menarik Abid.
"Hey Tuan, anda tidak tahu caranya berterima kasih, saya sudah menolong adikmu!" jawab wanita itu. Dia berjalan dengan kesal meninggalkan Arfan.
"Cih, dasar wanita" gumam Arfan. "Ayo pulang, kakak udah pesan laptop barunya" lanjutnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Sirius (On Going)
Action"Sejak kecil aku selalu mendapatkan perlakuan buruk dari ibu kandungku, mungkin itulah penyebab sekarang aku menjadi orang seperti ini. Semuanya terasa berubah sejak kehadiranmu yang mewarnai setiap ceritaku sekarang dan mungkin kedepannya nanti. Ak...