Suasana sekolah yang mulai terlihat ramai dengan suara canda tawa murid-murid yang berhamburan keluar kelas, sama sekali tidak menganggu kegiatan seorang pria di sebuah ruangan. Ruangan yang di peruntukan khusus untuk seorang pengajar itu tidak lah terlalu besar walaupun begitu cukup nyaman dan tertata sangat apik. Bahkan bunga segar yang diletakkan di dalam vas berwarna putih menjadi penghias di beberapa tempat. Membuat ruangan itu memiliki aroma khas yang menenangkan. Ini membuktikan bahwa sang pemilik ruangan sangat menyukai keindahan.
Baiyu sang pemilik masih sibuk berkutat dengan pekerjaannya dengan laptop berwarna hitam yang menyala. Ia terlihat serius mengerjakan sesuatu. Tampak dari cara Baiyu yang sama sekali tidak melepaskan sedikit pun tatapannya dari alat elektronik itu. Tangannya juga tidak tinggal diam, satu mengetik sementara satu tangan Baiyu yang bebas ia gunakan untuk membolak balikan berkas-berkas yang di letakan tepat disamping laptop.
Baiyu memang terkenal sebagai pekerja keras. Diusianya yang terbilang cukup muda ia sudah menjabat sebagai salah satu wali kelas sekaligus guru pembimbing. Pencapaian itu bukan lah hal mudah, ada kalanya usia membuat Baiyu diremehkan. Tetapi Baiyu membuktikan dengan kemampuan mengajar yang ia miliki mampu membuat Baiyu di akui menjadi salah satu guru terbaik disekolah. Baiyu bahkan dipercaya oleh kepala sekolah langsung untuk mengatur jalannya perlombaan cerdas cermat yang akan dilaksanakan disekolah mereka.
Kegiatan Baiyu memakan waktu cukup lama hingga sebuah helaan nafas panjang terdengar dari sang pria lelah yang memilih menghempaskan tubuhnya pada sandaran kursi.
"Hhhh"
Butuh waktu beberapa saat hingga tangan kanan yang sejak tadi sibuk menari diatas keybord, berpindah untuk memijat pelipis yang mendadak berdenyut pusing.
"Si bodoh itu, sebenarnya apa yang ada difikirannya?"
Baiyu berdecak sebal saat kembali memperhatikan laptop di hadapannya yang masih menyala terang. Layar yang menampilkan wajah salah seorang siswa yang sudah tidak asing lagi di ingatannya.
LEON DIRGANT
Sebuah nama tercetak dengan huruf kapital di lembar formulir siswa, tepat disebelah foto berukuran 3×6 beserta keterangan lainnya.
Baiyu tidak pernah menyangka siswa yang seharusnya hanya fokus belajar justru melakukan pekerjaan yang lumayan membahayakan. Awalnya, Baiyu tidak sedikit pun menaruh curiga saat Kairav mengiriminya profil orang-orang bawahan yang akan datang dan melakukan penyelidikan disekolahnya. Tetapi melihat Zaemin yang muncul tiba-tiba di hadapannya itu bukan lah firasat yang bagus. Dan benar saja, Zaemin memberi kabar bahwa Leon salah satu murid peserta cerdas cermat juga akan ikut membantu agen-agen Kairav. Hal ini lah yang membuat Baiyu tidak tenang.
Perlahan tangan Baiyu membuka laci pertama pada meja kerja miliknya. Tangan kanannya mengambil sebuah buku kecil dan agak tebal seperti sebuah kamus, lalu meletakkannya tepat di atas berkas yang sejak tadi ia teliti.
Terdiam memikirkan sesuatu Baiyu teringat kembali pada perkataan Zaemin tadi pagi, tepat sebelum ia berangkat kesekolah.
"Seharusnya setelah aku memberitahumu siapa anak itu, kamu sudah tahu bukan bahwa dia juga bukan anak biasa? hanya anak itu yang cocok menggunakannya alat khusus buatanku dan ini pun salah satu alasanku menyukainya. Ah iya, Kai bilang ia titip anak-anaknya padamu. Jaga mereka baik-baik okey? Terutama kedua adikku."
Baiyu mendengus kesal masih jelas diingatannya senyum menyebalkan Zaemin sebelum berlalu pergi.
"Dasar menyebalkan! Sebenarnya mereka mau membantu atau menambah kerjaanku sih!"
Baiyu kembali mengamati sebuah buku yang Zaemin berikan padanya. Buku yang ia yakini bukan lah buku biasa jika untuk membukanya saja diperlukan sidik jari orang yang tepat.
KAMU SEDANG MEMBACA
Delta7 Team
AksiyonBiro Investigasi Tim-A atau BIT-A adalah sebuah badan mata- mata swasta yang bertugas mencari informasi. Beberapa kasus pembunuhan terakhir yang mereka tangani, di duga berkaitan erat dengan kematian anggota tim Delta7. Tim terbaik dimana Jiang Q...