Chapter Six

57 8 6
                                    


Ini semua sudah gila. Bagaimana bisa aku terjebak di dalam rumah aka mansion berisi kawanan serigala ini? Terkadang tuhan mempunyai cara yang lucu untuk menentukan garis hidupku. Aku sudah tahu bahwa ada yang aneh dengan mereka. Gerak-gerik mereka mencurigakan. Mereka menyebut Sehun dengan panggilan Alpha dan mereka secara tidak sengaja selalu memanggilku dengan sebutan Luna. Yang lebih gila lagi Sehun mengaku bahwa aku adalah mate-nya dia, pasangannya dan his Luna.

What the..

Semua kata-kata itu membuatku semakin bingung. Aku tidak mengerti satupun perkataan yang diucapkan oleh Sehun. Yang aku yakini sekarang adalah bahwa aku harus keluar dari mansion ini segera. Aku tidak dapat mempercayai mereka semua, termasuk Sehun. Mereka adalah manusia yang bisa berubah jadi serigala for god's sake. Ini sudah menjadi peringatan keras untukku. Aku harus pergi sekarang juga. Sebelum mereka berubah pikiran dan membunuhku.

Maksudku, manusia serigala itu memakan hati manusia kan? Aku menontonnya di tv series Supernatural. Mereka mahluk jahat.

Aku memikirkan cara agar bisa keluar dari rumah ini. Tidak mungkin jika aku mengendap-endap melewati pintu depan. Pintu itu di jaga oleh Kevin dan teman-temannya. Berarti salah satunya jalan keluarku adalah dengan loncat melalui kamar lantai dua ini. Aku melihat keluar jendela, memastikan seberapa jauh kamarku dengan tanah di bawah. Ternyata tidak terlalu tinggi dan juga ada pohon yang bisa membantuku untuk turun.

Setelah perdebatan panjang dengan diriku sendiri dan memastikan tidak ada yang mengawasiku, aku langsung melompat lewat jendela dengan perlahan. Saat sudah sampai di bawah, aku melihat sekeliling. Ternyata sepi. Aku pun berjalan dengan mengendap-endap sampai menurutku aman lalu aku berlari dengan kencang.

Baik, langkah pertama sudah selesai. Aku mengedarkan pandanganku ke sekeliling. Di luar sini sangat gelap. Hanya ada pepohonan lebat yang daunnya meneteskan air akibat hujan tadi. Bagus. Aku lupa kalau daerah ini adalah hutan. Lalu bagaimana bisa aku pulang dengan selamat? Dasar Atlana bodoh, selalu saja bertindak impulsif.

Ah masa bodo lah. Yang penting aku sudah keluar dari rumah Sehun. Dengan langkah ragu, aku pun meneruskan perjalananku. Banyak sekali bunyi mahluk-mahluk malam yang membuatku semakin takut. Bagaimana kalau ada hantu? Ini kan hutan.

Kress..

Kress..

Tunggu.

Aku seperti mendengar suara ranting di injak. Namun tidak ada siapapun ketika aku memperhatikan sekeliling. Atau mungkin, aku saja yang tidak melihat. Apakah aku berada dalam bahaya? Aku mempercepat langkah kaki ku, tapi suara langkah kaki itu terus mendekatiku. Aku berusaha berlari dengan kencang dan salahnya aku malah menengok kebelakang. Aku melihat sepasang mata hitam menyala memandang ke arahku. Sialnya lagi aku malah kesandung potongan kayu yang ada di depanku karena tidak melihatnya tadi.

"AAAAAAAA!!!" teriakku kencang.

"Jangan sakiti aku! Aku mohon!"

Seketika suara langkah kaki itu menghilang. Hutan menjadi sangat sunyi tapi aku belum berani membuka mataku. Lalu tanpa pemberitahuan sepasang lengan memelukku erat.

"Lana, buka matamu. Ini aku sehun."

Sehun?

Perlahan aku membuka kedua mataku dan bernafas lega bahwa di hadapanku adalah Sehun bukannya pembunuh berantai. Ia tersenyum ke arahku sambil mengelus rambutku. Sentuhan dan senyumannya membuatku tenang seketika. Seolah ia akan melindungiku dari segala bahaya.

Tapi tunggu, bukan kah ia juga berbahaya untukku?

Sehun adalah monster.

"Lepaskan pelukanmu. Kamu adalah monster."

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Apr 29, 2020 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Alpha SehunTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang