02 | si iteng dan si otong

359 69 61
                                    

DOR!

Tak!

Koko dan Keke tersentak. Mereka maju beberapa langkah hingga terdengar suara biji besi terjatuh di lantai pasar. Mereka menyeringai dan berbalik secepat mungkin dan menendang dua orang yang barusan menembak kepala mereka. Si kembar tak identik itu telah mengaktifkan tenaga dalamnya sejak tadi. Peluru ataupun benda tajam tidak akan melukai mereka. Dan sekarang keadaan mulai kacau, terjadi adu tembak oleh beberapa sekawanan orang tidak diketahui.

Target mereka dalam bahaya. Alhasil Keke berlari ke arah target dan membiarkan peluru mengenai tubuhnya. Dia menarik tubuh target menjauhi kawasan E. Namun tiga orang menarik tubuhnya dan melayangkan tinjunya. Keke menangkis tinju tersebut dan membalas serangannya.

DOR!

Satu di antara ketiga orang yang menyerangnya itu tumbang. Keke menoleh sekilas kearah 10 meter dari posisinya. Raka—salah satu temannya—menembak tepat sasaran. Pria itu berlari kearahnya, dan membantu gadis itu, menghabisi 2 orang sisanya. Adu tembakan telah berhenti. Kini digantikan oleh puluhan orang berpakaian serba hitam yang datang secara tiba-tiba mengepung mereka. Koko, Nanda dan Dewata berlari kearah Keke dan Raka. Mereka beriri melingkar melindungi target mereka.

"How many?" tanya Dewata.

"28 ... 29 ... 30 ... tiga puluh!" Nanda menjawab.

Dewata mendengkus. Kemudian mengisi amunisi senjata api yang dia pegang. "Kalian ini sebenarnya siapa, hah? Berlagak macam seorang pahlawan kalian!" Tiba-tiba pria batak itu berceletuk.

"Diem, Pak! Nyawa Bapak sedang terancam!" ketus Keke.

"Keke, bawa target menjauh! Sisanya stay di sini!" ucap Dewata. Semua mengangguk, Keke memegang lengan atas pria batak tersebut. Dan beberapa detik kemudian gadis itu membawa pria itu menjauh, bersamaan dengan orang-orang berpakaian hitam yang mulai berlari menyerang teman-temannya.

Koko menangkis pisau yang diarahkan oleh musuh, kemudian dengan cepat menarik tangannya dan menendang perutnya dengan lutut. Tak hanya itu, beberapa pisau hampir mengenai tubuhnya, namun Koko sudah terlatih untuk bergerak cepat. Alhasil Koko menyabet 3 kaki musuh dengan kakinya, membuat mereka terjatuh terlentang.

Raka menarik tubuh musuh dan menusuknya tepat di bagian dada, kemudian menjadikannya tameng ketika sebuah peluru dihempaskan ke arahnya. Nanda bersalto dan menendang kepala musuh, gadis itu manarik pistol dari balik celananya dan menembak 3 orang sekaligus. Dewata membanting senapannya kearah musuh yang hendak menusuknya, pria itu menendang dan menembaki beberapa orang yang mendekat. Hampir setengahnya mereka berhasil menumbangkan mereka.

"Habisi semuanya! Jangan sampe mereka mengejar Keke!" teriak Nanda.

Di sisi lain, Keke terkejut kala 5 orang menghadangnya. Alhasil, Keke menarik pria Batak tersebut untuk berlindung di belakangnya. Gadis itu mengeluarkan pisau andalannya dari balik jaket.

"Serahkan pria itu!" ucap salah satu dari mereka, menatap Keke tajam.

"Kalo gak mau?"

"Habisi dia!"

Keke membelalakkan matanya kala 4 orang langsung menghadangnya. Gadis itu mendorong pria batak tersebut untuk menjauh beberapa langkah.

Sreet!

Keke mengaduh kesakitan kala pisau hampir menusuk lengan atasnya. Namun karena dia sudah mengaktifkan tenaga dalam, alhasil, pisau tersebut patah. Mereka terdiam sejenak, karena terkejut melihat kejadian pisau patah barusan. Alhasil, hal itu membuka peluang bagi Keke untuk menampol salah satu wajah dari mereka, hingga orang itu jatuh terjerembab di lantai. Mereka kembali was-was, namun Keke lebih cepat. Gadis itu menendang selangkangan mereka dan meninju wajah mereka dengan sikunya berkali-kali, hingga akhirnya tumbang.

yang baik belum tentu baikTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang