Siang hari, di sebuah salon.
Hari ini pelanggan yang datang tetap banyak seperti biasa. Jelas, Taeseok Salon yang tersohor itu tidak pernah kehabisan pelanggan. Apalagi para pelanggannya adalah dari kalangan artis atau tokoh besar. Berkat itu, Taeseok Salon pernah meraih penghargaan sebagai salon rambut terbaik.
Usaha Taehyung dan Seokjin, kakaknya, telah membuahkan hasil. Sejak salon mereka mendapat penghargaan, semakin banyak pelanggan dari kalangan atas yang datang ke tempat mereka.
Salah satu dari pelanggan tersebut adalah seorang aktor teater musikal bernama Park Jimin. Taeseok Salon menjadi pilihan dari manajemen aktor itu untuk segala tata rias rambut. Awal mulanya seperti itu, tapi lama-lama Park Jimin juga datang sebagai pelanggan secara personal. Seperti hari ini, Jimin datang sendiri tanpa manajernya.
Biasanya Jimin selalu dilayani oleh karyawan salon. Tetapi untuk hari ini, Taehyung alias si pemilik salon ikut terjun ke lapangan dan membantu karyawannya. Jadi kali ini, Taehyunglah yang melayani Park Jimin.
"Halo, Park Jimin-ssi," sapa Taehyung ramah. "Untuk hari ini, aku yang akan melayanimu."
Jimin yang sudah duduk di kursi salon terperangah melihat Taehyung. Ia tidak menduga sang pemilik salon sendirilah yang akan melayaninya. Jimin menutup mulutnya dengan kedua tangan, "Waaah! Hari ini sungguhan aku akan dilayani Taehyung-ssi?"
"Iya, betul," balas Taehyung. "Tidak keberatan, kan?"
"Oh, tentu saja aku tidak keberatan kok!"
"Baik," jawab Taehyung sambil tersenyum ramah. "Untuk treatment hari ini, Park Jimin-ssi memilih..."
==x==
Jimin melirik Taehyung yang sedang melakukan treatment dari cermin di hadapannya.
Jimin memilih scalp treatment dan foot massage untuk kunjungannya hari ini. Untuk permulaan, Taehyung akan menangani bagian scalp treatment, sedangkan sisanya diserahkan pada karyawannya. Sesi pertama membutuhkan waktu yang cukup lama dan itu membuat Jimin senang karena bisa berlama-lama bersama Taehyung.
Semenjak Jimin datang ke salon ini, ia penasaran dengan pemiliknya. Menurut cerita yang ia dengar dari manajernya, salon ini berdiri karena insiden yang unik. Katanya, sang kakak si pemilik alias Kim Seokjin, dahulu sempat kapok gara-gara salah potong rambut. Ditambah lagi, sang adik, Taehyung, tidak sengaja memotong poninya sendiri hingga terlalu pendek seperti potongan poni mangkok. Dari situlah, mereka berdua ingin membuat salon rambut yang bisa melayani dengan baik dan memuaskan para pelanggan.
Mengingat kisah salon itu refleks membuat Jimin sedikit terbahak. Kepalanya refleks ikut bergerak karena menahan tawa, dan itu membuat Kim Taehyung yang sedang mengurusi rambutnya terhenti sejenak.
"Apa ada sesuatu, Jimin-ssi?" tanya Taehyung, khawatir pelayanannya membuat tak nyaman.
Jimin berdeham untuk menetralisir tawanya, "Ehem. Tidak, tidak ada apa-apa, kok. Tiba-tiba saja tadi aku teringat apa yang manajer ceritakan padaku soal salon ini."
"Oh begitu?" Taehyung merespon sambil terus meneruskan treatment-nya. "Kalau boleh tahu, manajermu bilang apa tentang salon ini?"
"Ah, itu... sebelum pertama kalinya aku datang kemari, dia bilang kalau salon ini berdiri karena pengalaman burukmu dan kakakmu," Jimin menjelaskan.
Taehyung menggumam, "Ooh... sebenarnya bagi kami itu bukan pengalaman yang buruk, sih. Tapi yah, waktu itu kakakku memang kecewa dengan pelayanan yang ditawarkan. Dan kebetulan saat itu aku juga sedang apes, nekat memotong poni rambutku sendiri sampai nyaris habis. Hahaha."
"Sejarah unik berdirinya Taeseok Salon menjadi nilai tambah untuk salon ini ya sepertinya? Kalau manajerku tidak menceritakan kisahnya dulu, mungkin aku tidak akan datang ke sini," ujar Jimin.
"Selera Jimin-ssi tinggi juga, ya. Syukurlah salon ini sudah mendapat penghargaan."
"Kau sarkas, ya? Hahaha!"
Dua orang itu pun tergelak.
Jimin melihat lagi ke cermin yang memperlihatkan gerak-gerik cekatan Taehyung. Jimin menatap mimik wajah Taehyung yang serius dengan pekerjaannya.
Kim Taehyung payah.
Dia berhenti kuliah dan mundur dari film itu?!
Dasar tidak tahu diuntung! Padahal sudah dapat banyak tawaran untuk main film, tapi malah drop out!
"Jimin-ssi?"
Taehyung memanggil-manggil nama aktor tersebut. Ia bisa merasakan tatapan tajam Jimin dari cermin kepadanya. Taehyung khawatir kalau-kalau pelayanannya kurang memuaskan. Setelah beberapa kali memanggil, akhirnya Jimin tersadar dari lamunannya.
Taehyung merendahkan badan dan berbicara lirih di dekat wajah Jimin, "Jimin-ssi? Kau baik-baik saja?"
"A-ah! I-iya, aku baik-baik saja."
"Sungguh? Tadi kau menatapku lama sekali, aku khawatir kalau membuatmu tidak nyaman."
Kikuk, Jimin memalingkan pandangan dan melirik ke segala arah untuk meredakan kecanggungan di antara mereka. Taehyung yang melihat gelagat sang aktor cuma bisa memiringkan kepala karena bingung, lalu ia pun kembali melanjutkan pekerjaannya.
Suasana menjadi hening seketika, tidak seperti sebelumnya yang santai dan diselingi canda. Sedikit tidak nyaman dengan kondisi itu, Jimin mulai membuka pembicaraan.
"Taehyung-ssi, aku boleh bertanya sesuatu?"
Taehyung yang sedang menggosokkan swab pun menggumam, "Hmm, boleh. Ada apa?"
Sempat ragu untuk mengatakannya, Jimin menelan ludah.
Namun ia sudah sampai di titik ini, rasa penasarannya tidak bisa dibendung lagi.
"Kim Taehyung-ssi, kau... 'Si Aktor Jenius dari Daegu', kan?"
Orang yang bersangkutan tiba-tiba bergeming. Taehyung mencoba untuk tetap tenang, tetapi pertanyaan Jimin selanjutnya membuat benteng pertahanannya mulai bergetar.
"Kenapa kau berhenti kuliah? Kenapa kau berhenti dari dunia akting?"
・
・
・
- bersambung -
KAMU SEDANG MEMBACA
Tan Dulce
Fiksi Penggemar[COMPLETED] Sebuah kompilasi drabble dari berbagai prompt VMIN dan NAMJIN yang sering dilempar(?) author di linimasa Twitter. Mostly oneshot, namun jika berseri akan ditandai dengan 'part' perbabnya. Fiction stories special for vminies and namjinist...