27

644 76 5
                                    

"Ini orang makan apa sih? Tinggi diembat, berat juga diembat, manis pun diembat, kasian jantung gue ini."

Yunseong dari tadi hanya bisa mengomel ketika menggendong Minhee untuk sampai ke kamar. Sudah diberi izin oleh kedua orangtua Minhee, karena kedua orangtua nya pun memang sulit untuk membangunkan anaknya sendiri. Minhee itu kalau sudah kenal dengan tempat yang empuk dan nyaman, langsung tidur.

"Astaga, hee. Capek ini gue, kasianin dikit kek ah ilah."

Yunseong kesulitan untuk mencari dimana kamar Minhee. Sebab, di lantai 2 setelah menaiki tangga itu terdapat 3 pintu. Entah itu kamar atau gudang, Yunseong benar-benar tidak tahu. Yunseong memejamkan matanya, mencoba untuk Cap-cip-cup dan berdoa agar ia tidak salah kamar.

"Cap cip cup kembang kuncup, Junho lari di atas rumput, matinya jam delapan di kuburnya tahun depan!"

Telunjuk Yunseong menunjuk ke arah pintu nomor 2 di antara 3 pintu. Ia membenarkan posisi Minhee dulu sebentar. Tangan Minhee melingkar di leher Yunseong, memeluk seperti ala-ala koala hug.

Yunseong mengusap rambut Minhee perlahan, kaki Minhee yang panjang melingkar di pinggang Yunseong. Tidak lama kemudian, Yunseong membuka pintu kamar tersebut.

Membuka pintu, lalu menutupnya kembali tanpa melihat siapa yang berada di ranjang tersebut. Ketika berbalik, Yunseong benar-benar terkejut dan hampir saja jatuh bersama Minhee. Bagaimana tidak terkejut? Ia melihat kakak laki-laki nya Minhee —Kang Daniel— yang sedang memakan Snack sambil tiduran di kasur dan menyalakan televisi. Kedatangan Yunseong dan Minhee di kamar nya tentu membuat Daniel juga terkejut. Terkejut karena Minhee yang memejamkan matanya sambil digendong Yunseong.

"K-kak Daniel?"

"Lo ngapain disini, seong?! Minhee kenapa itu?"

"I-itu, a-anu..."

"Minhee lo apain?!"

"E-enggak gue apa-apain kak! Suwer deh! Adek lo tidur! Jangan teriak dong!"

"Lo juga teriak jamilah!"

"Stttt...."

Minhee terlihat gelisah dan bergerak-gerak di dalam gendongan Yunseong. Karena doi peka, Yunseong coba nimang-nimang Minhee sambil ngusap rambutnya Minhee biar anaknya gak bangun dari tidurnya.

"Maaf, kak. Kayaknya gue salah kamar deh. Gue kira ini kamarnya Minhee, first time gue ke rumah Minhee, makannya gue gak tau dimana kamarnya."

"Kamarnya dia di sebelah kanan kamar gue. Jangan ke sebelah kiri, itu gudang tempat mainan nya Minhee pas masih umur 5 tahun sampai 15 tahun."

"Oke, makasih ya, kak. Maaf ganggu, gue ke kamar Minhee dulu."

"Jangan khilaf, kalau Minhee narik lo tiba-tiba, lepas aja terus kabur. Gue pernah hampir kelepasan karena ini anak."

"O-oke..."

Daniel membuka pintu kamarnya, Yunseong dan Minhee pun keluar dari kamar Daniel. Ketika ingin masuk ke dalam kamar Minhee, Yunseong lagi-lagi harus membenarkan posisi Minhee karena Minhee gelisah lagi. Yunseong jadi khawatir. Iya khawatir, takut ada yang bangun tapi bukan Minhee.

"Tapi gue Cap-cip-cup nya pake nama Junho sih, jadi kenal sial."

Yunseong membuka pintu kamar Minhee, sangat rapih. Iya rapih, saking rapihnya sampai selimut aja kegantung di jendela.

"Kamar nya lumayan besar seukuran kamar gue, jendela nya sedang, ranjang nya juga lumayan, tapi kerapihan nya... Ah sudahlah."

Yunseong melepaskan tangan Minhee yang melingkar di lehernya secara perlahan. Setelah berhasil melepaskannya, Yunseong mulai merebahkan tubuh Minhee secara perlahan, berusaha untuk tidak membuat Minhee bangun.

Candu [Junsang+Hwangmini+Wonkyu]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang