Chapter 1
Rumah Baru
"Kita dah sampaiii," Lea berucap dengan ceria, tersenyum memperlihatkan deretan giginya yang rapi.
Lea dan kedua laki laki yang duduk di jok depan keluar dari mobil, sekarang tinggal lah Lia seorang.
Bukan tak mau keluar, hanya saja Lia masih merasa bingung dengan situasi saat ini.
"Yuk Li keluar," ajak Lea sembari membukakan pintu mobil untuk Lia.
Seakan tersadar, Lia membawa barang barang nya keluar dari mobil yang di bantu dengan Lea.
"Lia, ini kamu nak?"
Bruk
Sebuah tas dan handphone yang Lia genggam terjatuh kala seorang wanita paruh baya memeluk nya dengan tiba tiba hingga membuat nya mundur beberapa langkah.
"Mama sangat merindukan mu," wanita itu melepas pelukannya, memegang kedua bahu Lia dan menatap wajah Lia dengan air mata yang sudah membanjiri kedua pipinya.
Sedangkan Lia, gadis itu juga menatap penuh tanda tanya pada wanita paruh baya di depanya, sayang nya tak ada yang tau kini Lia sedang kebingungan karna ia hanya memasang wajah nya tanpa ekspresi.
Tangan kanan wanita paruh baya itu beralih ke pipi sebelah Kiri Lia, dan begitupun tangan kiri nya yang beralih ke pipi kanan Lia, dan secara perlahan di usap nya dengan lembut kedua pipi Lia.
"Kamu sangan cantik Lia, bahkan tinggi badan mu melebihi mama dan Lea."
"Mama sangat merindukan mu," wanita paruh baya itu kembali memeluk Lia dengan erat seakan tak ingin kehilangan Lia.
Di dalam pelukan wanita paruh baya itu yang menyebut dirinya sebagai 'mama', Lia dapat melihat seorang pria paruh baya yang berdiri tak jauh dari nya sedang tersenyum dengan mata berkaca-kaca.
Pria paruh baya itu merentangkan kedua tangannya kala melihat wanita paruh baya itu melepas pelukan dari Lia, tapi sayang nya Lia tak ada niat untuk mendatangi pria itu, Lia masih diam di tempat sembari menatap datar pria itu.
Dirasa Lia tak akan mendatangi nya, Pria itu berjalan mendekati Lia dan langsung memeluk Lia sembari mengusap usap kepala Lia dengan lembut.
Beberapa saat kemudian pria itu melepas pelukannya dari Lia, menatap gadis itu yang tidak menunjukan ekspresi apapun.
"Akhinya papa bisa liat kamu lagi, sekarang kamu sudah besar ya," pria itu menyeka air matanya nya sudah tumpah, kemudian tersenyum pada Lia.
Setelah pria paruh baya itu sedikit menjauh kini giliran dua laki-laki yang tadi berada satu mobil dengan nya mendekat.
Salah satu dari kedua laki laki itu memperkenalkan diri dengan ramah, "kakak pertama mu, Revin,"
Lia melihat laki laki bernama Revin itu kemudian berdeham sebagai balasan.
Dan yang satu lagi mengulurkan tangan nya ke Lia sembari berkata, "Hai Lia, kenalin, Abang Revan yang paling tamfan se-Indonesia, anak ke dua kembaran Abang Revin, Lea and tentunya juga Lo."
Kini pandangan Lia beralih menatap laki laki bernama Revan, kemudian menatap laki laki itu dengan tatapan tajam nya.
Lia hanya tak suka pada seseorang yang menurutnya sok asik.
Perempuan bernama Lea itu merangkul lengan kanan Lia dan membawanya berjalan mendekati rumah yang menurutnya cukup besar.
Sesekali Lea mengajak Lia berbicara, namun Lia sama sekali tak berniat untuk membalas nya.
Baru satu langkah Lia melewati pintu masuk ia sudah di buat terkejut dengan sebuah suara bas yang datang dari belakangnya.
"Selamat datang di rumah baru mu my younger sister!" Yah begitulah teriakan Revan menyambut kedatangan Lia.
Lia sendiri langsung menatap Revan dengan tatapan tajam nya, Lia adalah tipikal orang yang membenci keributan.
Sedangkan sang empu yang telah membuat keributan langsung diam kala merasakan aura tak bersahabat dari Lia, mengangkat jari tunjuk dan jari tengah nya hingga berbentuk V.
"Peace haha," ucap Revan tertawa hambar.
"Lia kamu pasti capek kan karna sudah melakukan perjalanan selama 7 jam dari Jepang ke sini,"ucap sang mama dengan lembut.
"Sekarang kamu istirahat dulu ya,"
"Lea kamu antar Lia ke kamar nya ya, mama mau masak buat makan siang dulu," lanjut sang mama sembari berjalan menjauh.
"Iya ma."
•••
Lia memasuki kamar barunya lebih dalam, memperhatikan setiap sudut kamar bernuansa abu abu dan putih itu.
"Not bad," gumam nya.
"Apa ada yang kurang? Sesuatu yang Lo butuhkan?" Lea bertanya seusai membantu Lia membereskan baju baju nya ke dalam lemari.
"Not, You can go." Lia berucap tanpa ekspresi dan berjalan menuju kamar mandi untuk membersihkan dirinya.
Lea menatap pintu kamar mandi yang kini sudah tertutup itu dengan perasaan sedikit kecewa, ia pikir Lia tidak akan menjadi sedingin itu padanya.
15 menit kemudian barulah Lia keluar dari kamar mandi dengan menggunakan baju santai nya.
Berjalan mendekati kasur berukuran big size yang ada di hadapannya, lalu berbaring di atasnya, benar benar nyaman.
•••
Lia melihat jam dinding yang menunjukkan pukul 3 sore, dan seketika itu juga ia merasa ada sesuatu yang ia lewatkan.
Yah benar, makan siang...
Sekarang lihatlah para cacing di perut nya sudah berteriak meminta makan.
Pada akhirnya Lia lebih memilih turun ke lantai bawah dan melihat apakan ada makanan atau tidak, karna jujur kini ia sangatlah lapar.
Lia berjalan menuruni tangga, namun langkah nya terhenti kala ia mendengar suara tawa dari ruang keluarga.
"Hahaha masa sih bang?"
"Iya beneran hahahah."
"Bang Revan sama bang Revin receh banget sih hahah."
"Ada aja kelakuan kalian."
Ya seperti itu lah beberapa percakapan yang Lia dengar.
Lia tersenyum tipis, walaupun sebenarnya senyuman itu lebih menjerumus ke sinis.
"I'm sure they don't really want me in their family." Gumam nya lalu melanjutkan langkah nya menuju dapur.
Setelah mendapatkan apa yang ia ingin kan, Lia pun kembali menuju kamar nya berada dan mulai menghabiskan semua makanan yang ia bawa.
Done Revisi
2021
KAMU SEDANG MEMBACA
ATHALIA
Teen FictionMenceritakan tentang empat anak kembar dimana Athalia lah yang menjadi pemaran utamanya. ___ Sedang dalam masa revisi (◍•ᴗ•◍) Judul lama: Four Twins ___ DONT COPY MY STORY LAPAK INI UNTUK DI BACA BUKAN UNTUK DI TULIS ULANG... Cerita ini murni dari...