Bab 27: Nani ga Hoshii?

1K 135 15
                                    

Sesuai yang dijanjikan oleh Neji, surat perceraian itu datang dengan cepatnya pada pagi hari di hari berikutnya. Saat Hinata menandatangani beberapa berkas yang diperlukan, Ibu Hikari, Ayah Hiashi, dan Neji berkumpul di dekatnya dengan ekspresi yang tidak dapat dibaca, taruhan itu adalah kombinasi antara kecewa, sedih, dan marah. Bagaimanapun juga, putri mereka jelas mengalami penipuan dan kejahatan, jadi Ayah Hiashi sebenarnya telah mengusulkan kepada Hinata untuk melaporkan Keluarga Uchiha, khususnya Sasuke, yang menjabat sebagai pimpinan tertinggi perusahaan Uchiha, ke pihak berwenang, dan mengajukan adanya sidang lanjutan. Akan tetapi, Hinata menolaknya, dengan tegas menyatakan bahwa dia tidak ingin menghancurkan hati Ibu Mikoto. Yeah, Mikoto memang adalah gagasan tentang mertua terbaik yang bisa Hinata pikirkan.

Setelah merapikan berkas yang menumpuk di meja, Hinata berkata, "Ibu, Ayah, Neji-nii, aku akan mengirmkan surat ini kepada Sasuke lewat pos dan aku akan menyuruhnya mengirimkannya kembali dalam bentuk PDF."

Ibu Hikari menatap putrinya dengan sorot sendu. Beberapa minggu yang lalu, dia bisa melihat dengan jelas bahwa Sasuke dan Hinata masih bercanda di meja makan mansion Hyuuga dengan ramahnya, tapi bagaimana bisa sekarang gadis ini tidak mau bertemu dengan pria itu? Jujur saja, Mikoto sangat kecewa dengan keputusan mereka untuk bercerai, karena itu hanya membuktikan satu hal; Hinata dan Sasuke masihlah anak-anak yang mengambil keputusan tanpa berpikir panjang. Dia dan Hiashi sudah membicarakan ini semalam, tapi Hiashi tampaknya lebih pro kepada keputusan Hinata untuk berpisah.

"Keluarga Uchiha bukan jenis keluarga yang lurus untuk diajak dalam sebuah hubungan. Sejak awal, aku tidak setuju dengan Hinata yang berpacaran dengan ... akh, siapa nama pemuda itu?" tanya Hiashi semalam sembari membenarkan posisinya di atas ranjang. Dia menaikkan selimut ke dada, dan tidur menyamping menghadap Hikari.

Hikari mengerjap. "Uchiha Itachi-kun ...?"

"Ya, anak itu," sahut Hiashi. "Aku tahu dia pemuda yang baik dan bermartabat, dan ini bukan berarti aku berpikir bahwa Uchiha terlibat dengan dunia hitam, tapi sejak dahulu, mereka memang pembuat masalah."

Hikari kembali mengerjap. Yeah, well, dia tidak bisa setuju begitu saja dengan streotip seperti itu. Bagaimana pun juga, di Jepang ada banyak sekali keluarga bangsawan, tapi Keluarga Uchiha adalah yang paling bermartabat bagi Hikari, bahkan peringkatnya ada di atas Keluarga Fujiwara[1]. Belum lagi, sejak sekolah menengah, Hikari dan Mikoto sudah dekat selayaknya saudara, jadi Hikari bisa tahu seperti apa Uchiha yang sebenarnya. Komentar dari orang yang sama sekali tidak berinteraksi secara dekat dengan keluarga itu—well, seperti Hiashi—sama sekali tidak bisa dijadikan acuan yang konkret.

[1] Keluarga bangswan utama Jepang

Akan tetapi, betapa pun kontranya Hikari pada Hinata dan Hiashi, dia tidak bisa mengucapkan apa pun. Bagaimana pun juga, Hinata adalah seorang gadis berusia 26 tahun yang sudah pernah menikah. Hikari pikir, jika dia terus-menerus ikut campur dalam kehidupan putrinya, Hinata tidak akan pernah berkembang. Biarkan saja dia mengambil keputusan dan menanggung konsekuensi dari keputusannya. Tugas mereka sebagai orang tua sekarang hanya mendukungnya saja.

Walaupun memikirkan itu sebelum benar-benar pergi tidur semalam, saat pagi tiba dan mendengarkan Hinata mengatakan hal itu, Mikoto tidak bisa diam saja dan menyela, "Putriku Sayang, jangan seperti itu. Pergilah temui dia untuk hal ini, jangan bersikap kekanakan."

Gagasan untuk bertemu Sasuke lagi membuat Hinata mengernyit dalam, tapi dia juga tidak bisa kasar menolak ibunya, jadi dia hanya diam.

"Bibi, kupikir itu hal yang berat, yeah Bibi tahu kan, bertemu dengan orang yang sudah menghancurkan hidupmu ...," ucap Neji pelan sembari melirik Hinata. Gadis itu mendongaknya dengan tatapan penuh rasa terima kasih di matanya.

Say Something And I'll Give You Up {END}Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang