5. E

34 1 0
                                    

" Mana bos kesayangan Angkasa lo pada? Tumben gak ada sesungutnya?" Tanya anggota geng Antariksa yang bernama Feri dengan angkuhnya.

" Mungkin lagi ngumpet di bawah kolong meja bro, secarakan emang gitu sifat pengecut mah."

Semua anggota Antariksa yang berjumlah 5 orang itu tertawa menanggapinya.

" Huh... Susah yah ngomong sama banci mah, maennya omongan, bukan kekuatan." Sahut Randy santai, berhasil memancing emosi Feri.

" Apa lo bilang! " Bentak Feri marah.

" Banci. Emang benerkan lo pada cuma beraninya lewat omongan persis kaya banci." Timpal Revan enteng. Semakin membuat Feri dan teman-temannya terbawa emosi.

" Yah, seengaknya ketua Antariksa lo itu masih punya harga diri dengan maen sportif, gak kaya anggota nya, laga banyak aksi nol." Sekarang Niko yang giliran berbicara.

" Oh, sampe lupa gue, ketua Antariksa lo mana?" Cetus Revan, Feri terkekeh sinis.

" Ya berarti kita seimbang dong. Ketua gue gak ada dan ketua lo juga gak ada. "

" Imbang-imbang, mata lo ditaro didengkul ya, 3 lawan 5, itu yang lo sebut seimbang?! Tapi okelah, bagi gue mau jumlah lo pada ada 5 kek, 10 kek, 100 kek, gue gak takut. "

" Banyak bacot lo!!"

Feri dan teman-temannya maju menyerang Niko, Revan, dan Randy. Tak mau tinggal diam, mereka pun balas menyerang Feri dan teman-temannya. Baku hantam tak terelakkan lagi antar kedua kubu tersebut.

*****

" Gue balik dulu, hati-hati dirumah sendiri, kalo ada apa-apa telphone gue."  Kata Regan yang sudah berdiri diambang pintu dengan mengusap lembut kepala Allea.

Allea tersenyum lalu mengangguk. " Kak Regan juga hati-hati dijalannya, jangan ngebut."

" Iya Alleanya Regan."

Blush.....

Pipi Allea merona mendengar perkataan Regan. Regan yang gemas melihat tingkah Allea mencubit hidung Allea pelan.

" Ih, gemesin banget sih pacar aku kalo lagi blushing, jadi pengen nyubit deh." Regan mengacak surai hitam Allea gemas.

Allea menggembungkan pipi sebal. " Kak Regan jangan gitu, Alleakan jadi sering deg-degan, nanti kalo jantung Allea copot gimana?"

Regan tersenyum lalu menarik Allea kedalam pelukannya. Tinggi badan Allea yang hanya sebatas pundak Regan membuat Regan mendaratkan dagunya ke kepala Allea.

Regan menghirup dalam aroma shampo lavender yang menguar dari rambut Allea. Ia sangat menyukai aroma itu. Allea balas memeluk Regan dan menenggelamkan wajahnya didada bidang Regan.

Lewat dekapan itu, Regan dan Allea seolah menyalurkan rasa sayang dan kehangatan dari keduanya. Rasanya sangat nyaman.

" Kalo pelukan terus kapan pulangnya?" Kata Allea merenggang kan pelukan keduanya.

" Jadi gak pengen pulang. Pengen disini aja, seperti ini, ada dideket kamu, meluk kamu, dan semua perhatian kamu cuma buat aku. Kamu milik aku Allea. Dan selamanya akan seperti itu."

Regan kembali memeluk tubuh mungil Allea, dalam dekapan Regan Allea tersenyum haru, Allea merasakan hatinya menghangat dan juga ada desiran aneh yang tiba-tiba Allea rasakan.

*****

" Awh! Pelan-pelan ngapa ngobatinnya, na. Lembut halus gitu kaya Salma tuh, ini ngobatin atau mau nambah bonyokin muka ganteng gue."

RegAllTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang