42. I Hope You Always Happy

81 14 8
                                    


Baik mungkin ini memang sebuah akhir, Walaupun kenyataan nya akhir itu tidak sesuai atas apa yang di harapkan, Namun aku akan tetap menjalankan sesuai naskah yang telah di buatnya.

Terimakasih atas semuanya!!!

****

Deg....

"Apakah semuanya?...baik aku harus rela."batin nya sembari memegang erat dadanya yang sedikit sesak.

"Masuk aja Yul, Biar tau."ucap Mona yang menyadarkan Yuli.

Yuli hanya mengangguk, Namun saat langkahnya mulai berjalan, Dan hendak membuka pintu ruangan, Hatinya kembali berkecamuk atas apa apa yang di bicarakan oleh seseorang di dalamnya, Mereka yang sempat terpisah, Mungkin sekarang telah waktunya mereka kembali bersama.

"Len...Maafin aku ya, Aku udah buat semuanya hancur malam itu, Sekarang aku udah inget semuanya, Kita mulai dari awal ya."ucap Raga di dalam Ruangan, Itulah pembicaraan yang Yuli dengar dan sontak membuat aktivitas nya terhenti.

"Ga...aku kira kamu nggak bakal kembali."isak Lena dengan tangisnya, Lalu dia memeluk tubuh Raga yang masih terbaring di brankar.

Seketika Yuli memundurkan langkahnya, Tidak menyangka akan secepat ini kehilangan seseorang yang tengah membuatnya nyaman, Ternyata rencana nya sendirilah yang membuat hatinya terluka.

Dia memang rela untuk kehilangan Raga supaya kembali pada pelukan Lena, Tapi dia benar-benar tak menyangka jika hatinya terus menolak untuk melepas Raga.

"Yul? Kenapa?"tanya Indah yang melihat Yuli memundurkan langkahnya tidak jadi memasuki ruangan Raga.

Yuli menggeleng."Lo nangis?"tanya Dela yang melihat mata Yuli sudah mulai memerah.

Yuli meremas dadanya kuat untuk menahan kuat air matanya supaya tidak turun."Lo kenapa? Denger apa si lo di dalem? Masuk juga belum kan?"heran Rasti yang melihat tingkah aneh dari sahabatnya.

"Yul?"ucap Rika yang hendak memegang bahu Yuli, Namun sesegera Yuli kibaskan.

"Gu-gue ke sini cuma mau kasih flashdish ini, Tolong kasih ke dia kalo emang dia udah baik-baik aja nanti."ucap Yuli yang membuat semuanya tertohok, Nyatanya baru kali ini, Yuli berbicara dengan mereka menggunakan embel-embel gue, Seakan berubah dengan seketika.

Rika mengambil apa yang telah Yuli sodorkan."Baik-baik ya Yul, Lo jangan banyak fikiran lo kan baru sembuh."ucap Rika menguatkan Yuli, Dia mulai memahami apa yang di ketahui dan di rasa oleh sahabatnya ini.

"Gu-gue pamit ya, Bilangin makasih sama dia."ucap Yuli yang sudah mulai terisak, Cukup sudah pertahanan nya kali ini benar-benar hancur.

Lalu setelahnya, Ia melarikan diri di koridor yang membuat banyak pasang mata melihatnya, Air mata sudah mengalir deras, Seperti ikut memberi tanda bahwa sang pemilik sekarang sedang benar-benar sedih dan kalut akan kehancuran."YUL!!"panggil teman-teman nya serempak yang kaget melihat Yuli lari begitu saja.

Raga Alamsyah, Terimakasih atas semua nya, Terimakasih atas semua suka dan dukanya, Kini Yuli mu telah kembali kepada wujud asalnya, Dimana hidupnya belum terpengaruh oleh mu, Biarkan waktu yang menjawab bagaimana keadaan hidupku kelak, Yang pasti untuk saat ini aku hanya mengenal kehancuran dan kegelisahan.

Story Old [END] Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang