Happy Reading
◽◽◽
"Lo hutang cerita sama gue ya. Awas aja kalau cerita, gue marah."Fia menepuk paha Nafla yang tengah cerewet itu. Sejak ia datang kembali ke bangkunya, Nafla sudah dengan raut wajah kesalnya menatap Fia. Entah kesal karena apa, yang jelas Fia belum tau.
"Udah lah, Nafla. Nonton aja dulu, lo gak lihat tuh gimana ramenya yang lain neriakin anak sekolah kita yang tanding."
Ucap Fia sambil menatap ke tengah lapangan. Arah matanya mengikuti kemanapun Dion berlari mengejar bola.
Saat ini memang SMA Nusa Bangsa tengah bertanding mempertaruhkan nama sekolah. Beberapa tahun terakhir, sekolah mereka selalu juara.
"Apalagi Kak Fito, gue kayaknya dari tadi denger nama dia si teriakin mulu deh, Naf."
"Bodoamat lah, gue gak peduli. Kesel gue sama lo."
"Ya ampun, Nafla. Masih soal Kak Dion? Apa yang terjadi sampai kita berdua jalan ke lapangan berdua? Lo penasaran banget?"
Fia menatap Nafla gemas. Sahabat nya itu punya rasa penasaran yang tinggi. Kalau belum dapat jawaban atas rasa penasaran nya itu, ya belum bisa diam.
"Iya lah, gue penasaran."
"Oke, kalau gitu, gue juga penasaran sama jawaban dari lo. Lo suka 'kan sama Kak Fito?"
"Eng-enggak ya, siapa bilang? Gue nggak pernah bilang kalau gue suka sama dia."
"Ada, lo pernah bilang itu ke Kak Dion."
"Gue bukan bilang ke dia kalau gue suka sama Kak Fito. Ta- "
"Tapi apa?"
Nafla bungkam. Ia tak lagi membalas ucapan Fia.
"Udah ya, Naf. Nanti dibahas lagi pas pulang sekolah. Sekarang nonton pertandingan dulu. Yakin mau nyia-nyiain para cowok lagi tanding?"Ujar Fia berusaha menghibur Nafla yang murung itu.
◽◽◽
Tidak sia-sia hari ini kelas sepuluh ips dua menonton pertandingan lomba futsal SMA mereka. Awal datang, mereka sudah yakin kalau tim futsal sekolah mereka akan pulang dengan kemenangan. Bukan kekalahan.
Kini segerombol siswi itu bersorak atas kemenangan sekolah mereka. Bahkan, dua siswi di antara mereka itu melompat-lompat kecil saking senangnya.
"Menang lagi!"
"Ya iyalah, anak SMA Nusa Bangsa gitu loh."
"Gak percuma gue nonton hari ini."
"Untung aja 'kan masalah lo udah beres, coba kalau belum. Lo gak nonton mereka karena kesel sama dia."
Fia dan Nafla saling bersahutan. Mereka tak lagi duduk di bangku penonton paling belakang, sudah bergabung dengan teman sekelasnya yang lain.
Kekehan yang keluar dari mulut Fia membuat Nafla menggeleng-gelengkan kepalanya.
"Coba aja kalau tadi gue nonton nya di tepi lapangan sana, pasti sekarang Kak Dion lagi senyum ke gue."
Fia berandai-andai.
"Tanpa berandai-andai juga Kak Dion bakal senyum ke lo. Tuh liat tingkat dia."
Sebelum menoleh ke lapangan, Fia menatap Nafla sekilas. Tak ada kebohongan, kalau iya berarti, Fia langsung menatap tengah lapangan. Pertandingan yang sudah selesai itu membuat suasana lapangan sangat ramai karena banyak penonton yang turun.
KAMU SEDANG MEMBACA
See You [TAMAT]
Teen Fiction¦ FOLLOW DULU SEBELUM BACA ¦ Lengkap! ♣♣♣♣♣ Ketika sama-sama suka, namun tidak ada yang mau menyatakan perasaannya lebih dulu. Lalu, saat sudah bersama, harus dipisahkan karena suatu hal. Bagaimana kisah mereka? ♣♣♣♣♣ 📌Rank📌 #1 melihatmu [15-6...