“Untuk kali berikutnya. Tolong izinkan aku memilikinya. Izinkan aku memeluknya.”
***
Langit biru menyambut pandangan Nadia seketika saat dia menurunkan kaca jendela mobil. Mencium aroma bau laut segar, serta mendengar debur ombak yang menghempas bebatuan karang. Dia biarkan angin memasuki mobil, menerbangkan ujung kerudung putihnya.
Nadia tidak bisa berhenti tersenyum, akhirnya dia bisa melihat laut biru. Di sepanjang jalan dilintasi, laut berkilau tertimpa sinar matahari siang. Pantai Sawarna Banten adalah destinasi yang dia tempuhi saat ini. Sejak dulu dia ingin sekali ke tempat ini, selalu mendengar kabar betapa indahnya pantai Tanjung Sawarna dari orang-orang yang menyebutnya sebagai surga dunia yang tersembunyi.
Udara di sini bersih, Nadia mencium aroma laut yang menyegarkan sedangkan pohon-pohon rindang berjejer rapi di sepanjang jalan dengan warna hijaunya daun yang memanjakan mata. Bahkan dari kejauhan, sebelum mobil yang Nadia tumpangi mencapai pantai, dia sudah menangkap indahnya hamparan pasir putih Pantai Sawarna.
Walaupun belum pernah ke Pantai Sawarna sebelumnya, tapi Nadia sudah mengetahui beberapa tempat yang menarik di Sawarna salah satunya adalah Desa Wisata. Desa yang menampilkan lingkungan pedesaan yang kental dari sawah hijau terhampar, saung-saung tradisional serta para petani beraktifitas menanam padi.
Pantai Sawarna juga memiliki banyak gua indah seperti gua langir, gua seribu candi, gua Kanekes dan ingin sekali dia kunjungi adalah Gua Lalay. Gua Lalay terkenal dengan batuan stalaktit dan stalakmit yang menghiasi langit-langit gua. Sangat menakjubkan bisa melihat bebatuan yang terbentuk setelah mengalami proses pengapuran selama ribuan tahun. Nadia merasa dia melintasi waktu hanya dengan memasuki gua-gua itu.
Pantai, bukit, batu karang, langit biru dan lautan.
Sungguh terlalu banyak yang dikagumi. Terlalu banyak hal yang indah yang bisa ditemukan di Pantai Sawarna, sehingga tiada kata selain puji kepada Tuhan karena memberikan kesempatan untuk Nadia bisa mengunjungi sepotong surga yang terdampar di bumi.
Perhatian Nadia beralih ketika dia merasakan tangannya digenggam, dia menoleh dan Raja memberikannya senyuman. Lelaki itu mengendalikan setir mobil dengan satu tangan dan satu tangan lainnya menyemat di antara jari-jemari Nadia.
“Kamu senang, sayang?” tanya Raja. Dia menangkap bibir Nadia membentuk senyum lebar. “Maaf baru sekarang aku bisa mengajak kamu ke pantai. Maaf baru sekarang kita bisa liburan.” Dia menambahkan dengan sesal.
Nadia menggeleng. “Nggak pa-pa. Lagipula kamu sibuk sama pekerjaan kamu dan di samping itu…” Dia menelengkan kepalanya, memberikan isyarat kepada Raja agar menoleh ke belakang. “Kita harus menunggu Dirga cukup besar dulu buat diajak bepergian.”
KAMU SEDANG MEMBACA
Jodoh Terbaik Nadia [End]
Espiritual"Kamu membuatku hanya memiliki satu pilihan. Melepaskan kamu, itu yang bisa aku lakukan." - Nadia Humaira Nadia Humaira adalah perempuan yang terobsesi dengan penyempurnaan diri. Dia tidak mempercayai cinta walaupun umurnya sudah siap untuk menikah...