"Angga kamu aja dah yang ngomong sama Zara, om sama tante yang nunggu hasilnya aja" ucap Ima diluar pintu ruangan Zara
"Tapi tan... "
"Udah om sama tante bantu doa aja" ucap Reno, mau tak mau Angga masuk untuk berbicara dengan Zara
Diruangan Angga duduk disamping Zara menatap sekilas jam tangan yang pernah Zara kasih dulu pada Angga dan menunjukkan jam tiga sore
"Gimana kata dokter? Aku udah boleh pulang? "
"Raaa aku kan belum ngomong"
Zara berbalik ke samping, memunggungi Angga yang disampingnya itu
"Yaudah cepetan" ucapnya dengan arah masih memunggungi Angga
"Iya kamu sekarang boleh pulang"
"Tuh kan"
"Belum selesai sayang"
"Tapi kan kamu belum pulih total masak iya mau liat pertandingan nanti"
Tak ada jawaban dari Zara, Zara memencet tombol untuk panggilan kepada tim medis, sehingga seorang suster datang, Zara pun duduk menghadap ke suster tersebut
"Sus saya sudah boleh pulang kan?" tanya Zara memastikan
"iya bak"
"Oke trima kasih sus, biaya administrasinya udah di urus kan?"
"Iya bak, bak Zara sekarang tinggal beres-beres saja habis itu pulang"
"Oke"
Suster itu pun keluar, Zara yang sudah tidak diinfus lagi, segera turun dari tempat tidurnya itu menuju toilet dengan membawa baju ganti, selesai berganti Zara segera keluar dari kamarnya itu, Angga hanya menatap penuh tanda tanya
"Mau pulang apa enggak?" tanya Zara jutek
Angga bangkit dari duduknya menarik pelan Zara kepelukannya itu
"Sekarang kamu pilih, kamu liat turnamen tapi aku gak main, atau kamu diam dirumah tapi aku tanding" ucap Angga berusaha lembut
"Apa susahnya kakak main aku diam duduk nonton kakak" ucap Zara masih setia di dada bidang Angga
"Susah banget, dengan keadaan kamu yang masih belum pulih total masak iya kamu mau liat pertandingan"
"Aku sayang kamu, aku gak mau kamu kenapa-kenapa sayang"
Angga terus-terus saja merayu wanitanya itu dengan romantis, beruntunglah kedua orang tua Zara berada diluar hingga Angga tidak merasa canggung
Zara melepaskan pelukannya menatap tajam mata Angga, kedua tangan Angga memegang pipi Zara
"Aku kelihatannya manja banget ya?" tanya Zara dengan wajah serius
"Maksudnya?"
"Jawab aja dulu, aku ini kayak anak kecil yang gak pernah dengerin perkataan orang, yang egois, menangnya sendiri ya kan?"
"Ini pertanyaan?" tanya Angga memastikan
"Enggak ini pernyataan, pernyataan kalo aku emang seperti anak kecil"
"Kamu mau apa? Bilang biar aku penuhi asal kamu mau nuruti aku kali ini aja, ini demi kamu demi kesehatan kamu"
"Bintang, kalo kamu bisa ambil bintang dilangit aku bakal turutin kamu"
"Itu mustahil, aku pasti gak bisa"
"Kakak sudah menemukan jawabannya"
"Maksudnya"
KAMU SEDANG MEMBACA
Setangkai Surat Dari Bebek Karet (end)
RomanceBukan cinta namanya Kalo tidak ada perjuangan Yang pada hakikatnya Cinta tidak mudah untuk didapatkan Tapi semua orang bisa merasakan Dan tidak semua orang bisa mendapatkan Angga Yunanda Jangan lupa VOTE DAN COMEN...