🔹🔸🔹 Pauvre Enfant
.
.
Tak disangka Nana bergerak cepat dan mulai melaksanakan tugasnya, terlihat karena baru saja berjabat tangan dengan Ji Goon, Nana sudah pamit ke kamar anak yang dianggapnya Pembawa Sial itu.
Cklek..
Nana membuka pintu kamar putra bungsu nya tanpa mengetuk terlebih dahulu membuat ketiga anak yang ada di dalam terkejut dengan kehadiran ibu mereka yang terbilang sangat langka ini.
Nana melihat mangkuk yang ada di tangan Laun. Isinya masih penuh dan si Pembawa Sial itu pun terlihat sangat lemas dan pucat. Ayolah.. Ia masih anak-anak dan pucat dalam ukuran anak-anak berarti ia sedang tak baik-baik saja.
" M-mommy......"
Nana menghampiri mereka dan membuat Jin yang tadi sempat di bentak oleh Nana kembali bergetar ketakutan.
Nana mengambil alih mangkuk bubur yang ada di tangan Laun dan mengambil posisi menghadap ke Jin." Makan..." ucap Nana dingin.
Bukannya mau makan, Jin malah bergetar hebat karena ketakutan.
" Kau harus makan.. Kau sedang sakit." ucap Nana masih dengan nada dinginnya.
" Ta-tapi.. Njin cakit peyut mommy.. Muay... Mau muntah.." cicit Jin.
Mendengar itu, bagian keibuan Nana pun muncul. Entah ia lupa atau apa, ia malah mengusak kepala Jin dan membawa anak itu kedalam dekapannya.
Jungkook dan Laun yang sedari tadi melihat adegan langka ini pun langsung pergi tanpa pamit karena takut mengganggu moment ibu dan anak ini.
Nana merasa hatinya berdesir hangat saat memeluk anak ini, bukan hangat karena demamnya, namun karena Nana merasa bahwa ia mendapatkan sesuatu yang sangat ia inginkan sejak lama.
" Kau makan yaa..? Sedikit saja.." bujuk Nana sambil melepaskan pelukannya.
Jin pun mengangguk dan tanpa banyak bicara lagi Nana mengambil mangkuk bubur Jin dan menyuapinya. Jin tampak sangat senang dengan perhatian Nana, namun baru saja makan dua suap, Jin merasa mual dan tanpa sengaja ia pun muntah di baju Nana.
Huweekk...
Huweekk...
Nana melotot dan wajahnya memerah padam menahan amarahnya.
" Ma-maaf mommy.. Peyut Njin cakit.." cicit Jin. Nana tidak menjawab ia hanya keluar dari kamar Jin untuk membersihkan dirinya.
Setelah kepergian Nana, Jin hanya diam dan menunduk. Ia merasa bersalah karena telah membuat ibunya marah lagi padanya. Tapi Jin tak bisa bohong bahwa perutnya sangat sakit dan mual.
" Sudahlah sayang.. Laun hyung yakin bibi Nana tak marah padamu." ucap Laun menghibur Jin yang tampak sedih.
" Tapi.."
" Benar kata Laun hyung sayang.. Kookie hyung akan meminta maaf pada ibu nanti. Kookie hyung akan memberikan penjelasan pada ibu." ujar Jungkook.
Jin pun mengangguk. Ia mencoba untuk tenang dan berfikir positif pada ibunya. Ibunya kan tadi sempat memeluknya tadi. Mungkin saja ini pertanda ibunya akan menyayanginya setelah ini.
" Tuhan.. Cemoga caja.." mohon Jin dalam hati.
.
.
Disisi lain, Nana sedang menggerutu sambil membersihkan tubuhnya yang terkena muntahan anak sialan itu.
" ck.. Kalau tahu begini.. Mana mau aku datang dan mengusrusnya.." gerutu Nana.
" Ayolah.. Kalau bukan karena izin mana mau aku.. Huh!"
Nana sangat jengkel saat tadi ia melihat anak itu muntah dengan gamlangnya di baju mahalnya. Namun saat melihat wajah anak itu, entah kenapa ia bisa mengatur emosinya. Biasanya ia akan marah dan mungkin menendangnya, melihat wajah pucat anak itu, hatinya jadi tak tega. Jadilah ia langsung pergi tanpa sepatah katapun dari kamar anak itu.
Nana jadi kepikiran..
" Apa selama ini aku keterlaluan?" batin Nana.
🔹🔸🔹Lanjut or Udahan?
😄😄Ibu uri Jin udah mau nyadar tuh.. Gimana ya kelanjutannya???🤔🤔 Stay Tune teroos..😄😄😄
KAMU SEDANG MEMBACA
Pauvre Enfant { Complete }
RandomDia adik kami.. Meski nyatanya kalian tak menganggap dia anak kalian maka tak apa.. Diaa tetap adik kami..