Pagi ini menjadi hari yang indah sekaligus misterius untuk Luna. Indah atas apa yang terjadi semalam, misterius untuk hal apa yang akan dialami Luna setelah kejadian semalam. Luna menikmati seluruh alur yang ia rasakan semalam. Setiap detik, setiap sentuhan, dan setiap nafas yang ia rasakan dari Deva. Ia mengenangnya dibawah shower yang mulai mengalirkan air pada tubuhnya.
"apa yang harus kulakukan? sial, aku menikmatinya" gumamnya dalam hati.
Hari ini Luna menyiapkan dirinya dengan sempurna. Kejadian semalam tak ingin membuatnya terlihat secelah kekurangan apapun. Ia memilih untuk mengenakan nuansa merah untuk memancarkan kesan sensual dan berkelas. Kemeja merah yang dibiarkan tersisa dua kancing atas seperti biasanya, sneakers, dan jam tangan retro casio yang tak ketinggalan pula.
Rambut indah sebahu ia biarkan terurai dengan sedikit berantakan namun terlihat lembut. Lipstik warna peach ia poleskan pada bibirnya yang tebal dan ranum. Parfume aroma musk dan woody yang bercampur sempurna dengan aroma tubuhnya
TIINNN TIIIINN!!
Terdengan bunyi klakson mobil di depan rumah sewa Luna. Pertanda ia sudah dijemput oleh sobat tercintanya. Juan.
"Morning Juan" sapa Luna sambil masuk kedalam mobil
"Morning darling" Balas Juan, Pria bertubuh kurus namun memiliki dada yang bidang. Tak lupa rambut berponi yang membuatnya terkesan manis namun tetap maskulin.
"Bagaimana semalam? Mengesankan?" Tanya Juan.
"Sangat. Hingga membuatku terkejut"
"Mengapa? menikmati wine bersama seseorang milik orang lain?"
"Bagaimana kau tahu?"
"Seorang pria tampan, kaya, belum memiliki momongan, satu paket untuk tetap memiliki kebebasan dan terkesan menarik bukan?"
"Benar, kau bilang"
"Ditambah jika ia kesepian, walaupun ia memiliki pasangan"
"Tepat! Ku harap ia akan seperti itu"
"Hei, kau mulai menggilakah?"
"Apa salahnya?"
"Entah, aku tak bisa menceramahimu layaknya manusia"
"Ya karena kisahmu lebih tak masuk akal dariku"
sepasang sahabat ini mulai tertawa, menikmati awal hari mereka.
"Bisakah kita memutar lagu?"
"Why not darling"
"Baby, oh, you blow my mind
you tell me wait, wait on ya
But baby, I can't wait all night
I go through pictures you sent before
Oh stop tempting me
You know what I want
I wanna make, wanna make love
Girl, I can't lie"Luna mulai memutar lagu kebangsaannya setiap pagi, Juan yang tahu akan kebiasaan sahabatnya itu juga mulai menikmati apa yang ia dengarkan.
"Btw apa kau tau bahwa Natan sedang bersama Ms. Jo?"
"Benarkah? Kapan Ms. Jo kembali?"
"Kemarin. Aku tahu bahwa kau sangat merindukannya"
"Sangat. Inspirasiku kembali"
"Dan kau mahasiswi kesayangannya"
"Kau iri?" ledek Luna dengan ketawa ringannya
"Bagaimana tidak, mendapatkan magang, dan part time dengan mudahnya"
"Itu karena aku lebih cerdas darimu"
"Hei! sombong. Natan yang lebih bijaksana darimu saja diam"
"Huftt, pria sempurna satu itu"
"Lebih sempurna dari ahjussi mu itu?"
"Hei, jangan sebut ia ahjussi"
"Itu kenyataan bukan""Hahahaha"
****
"Morning Juan, Luna" Sapa Ms. Jo dan Natan
Ms. Jo dosen wanita misterius dengan kemanisan dan kesuksesannya di usia 29. Ia adalah wanita yang sangat dikagumi oleh Luna. Dimatanya, Ms. Jo adalah wanita idealis dengan segala kemandirian, dan kecerdasannya. Sikapnya yang cuek namun peduli sekitar membuat Luna betah mengagguminya. Ms. Jo sangat mendukung kemampuan Luna. Itu alasan utama Luna.
Natan, sobat dan pria sempurna untuk Luna. Problem solver terbaik dikehidupan Luna, sejak pertamakali mereka bertemu. Natan selalu ada untuk Luna. Pria yang sangat sulit untuk didekati wanita. Terlalu sibuk dengan segala ambisinya.
"Bagaimana wawancaramu kemarin Luna? Ku dengar kau mewawancarai salah satu Event Organizer besar" Tanya Ms. Jo
"Ah, sangat menyenangkan Mom, kurasa aku bisa menjadikannya partner utamaku dalam waktu dekat"
"Benarkah? Hebat sekali. Apa namanya?"
"Malam Event Organizer"
"Seriously? hahaha, baiklah aku akan membuatnya menjadi partnermu"
"Bisakah?"
"Tentu. Aku memiliki kenalan disana. Tapi tetap aku harus merahasiakannya. Agar kau tetap bekerja kerjas disana"
"Baiklah. Terimakasih mom" ujar Luna sambil memeluk idolanya. "Aku sangat merindukanmu Ms. Jo"
"Me too" balasnya
"Apakah drama wanita ini sudah berakhir?" Tanya Natan yang sedari tadi menanti berakhirnya obrolan Ms. Jo dan Luna
"Baiklah, aku harus kembali ke ruanganku" Pamit Ms. Jo
"Baik Mom, semoga harimu menyenangkan" ujar Natan. Dan Ms. Jo meninggalkan ketiga serangkai itu.
"Hai Natan, aku merindukanmu" Ujar Luna
"Benarkah?"
"Hmmm"
"Aku juga merindukan kalian"
"Bagaimana study bandingmu di Melbourn Natan?"Tanya Juan
"Aku mengalami banyak kesulitan, karena aku selalu merasa tegang dengan lingkungan ku. Beruntungnya Ms. Jo mendampingiku"
"Memang Ms Joan, Kau idolaku" Ujar Luna yang tak bisa menyembunyikan rasa kagumnya.
Tanpa sadar cerita mereka, mengantar mereka sampai kekelas.
"Ayo kita duduk bersama saja" Ajak Natan pada kedua sahabatnya itu
"i'm sorry guys. Aku harus menemani kekasihku" Ujar Juan, pertanda ia tak akan duduk bersama Natan dan Luna.
"Baiklah, kau bisa tinggalkan kami sekarang" Usir Luna
"Sampai bertemu nanti" pamit Juan. Ia langsung duduk disamping Rio. Juan mulai mengecup bahu dan memeluk pria blasteran itu dengan manja. Dibalas dengan usapan manis pada rambut Juan. Ahh tidak! Rio sangat romantis.
KAMU SEDANG MEMBACA
Malam. Deva & Luna
RomanceBisakah kita bersama dilain waktu? Sampai kapan kita terus berjumpa dimalam hari?