Semilir Angin kecil mengenai rambut hitam kecoklatan milik seorang gadis yang manik matanya seakan tidak lepas dari apa yang ia lihat. Kedua tangannya menggenggam erat kamera SLR berwarna hitam pekat yang ia arahkan ke arah seseorang yang lebih tua 1 tahun darinya. Ya, ia sedari tadi duduk di pinggir lapangan utama sekolahnya untuk memotret pertandingan basket kakak kelasnya itu.
Alena Angkasa Jaya, gadis berparas cantik nan imut yang masih berkutat pada kakak kelasnya lewat jepretan foto yang baru saja ia ambil. Setiap hari ia selalu membawa kamera kesayangannya untuk menyimpan kenangan2 indah baginya. Alena baru saja selesai mengikuti penutupan acara sekolahnya yang sudah diselenggarakan 3 hari berturut-turut.
"Len masih mau disini aja? Udah selesai nih pertandingannya, balik yuk tapi mampir kantin dulu hehe..." Ucap Via diikuti cengiran khasnya.
Alvia Salsabila, Sahabat Alena yang selalu disampingnya, Ia memiliki tahi lalat di tengah hidungnya yang membuatnya unik, ia ramah, cerewet dan yang paling Alena tidak suka suara nyaringnya, yang menurut Alena dapat mengganggu pendengarannya.
"Ehh yaudah yuk, dasar Via" Menatap malas via, sembari membawa kamera SLR nya.
--Alena Pov--
Dikantin yang cukup ramai ini, terdapat beberapa ratusan meja yang tertata rapi yang sebagian mejanya sudah terisi penuh oleh para siswa/i Sma Pandawa. Aku sudah duduk di meja pojok bersama Via yang sedang menyantap siomay bu ratih kesukaannya, Aku lihat ia sangat kelaparan dan aku terkekeh sedikit.
"Kenapa lo ketawa kek gitu?" Via yang awalnya berkutat dengan makanannya itu menatapku penuh curiga.
"Eh enggak apa-apa kok Vi..hehe, makannya makan gausah buru-buru kayak gak makan seminggu aja!" Sahutku sambil mengaduk-aduk es teh manis pesananku.
Seketika mataku refleks melirik seseorang yang baru saja lewat disampingku, ingin ku memanggilnya tapi tidak punya urusan apa-apa tambah juga aku tidak punya keberanian yang cukup besar untuk memanggil seseorang yang mungkin tidak tahu keberadaan ku itu.
"Emm liat siapa len?" Ucap via dengan senyuman yang mencurigakan.
"Enggak kok gak liat siapa2" ucapku dengan menunduk agar menutupi wajahku yang tak terkendalikan.
"Terserah lo deh, btw perasaan lo masih buat dia len?" Menatapku serius
"Emm gatau deh vi, iya juga iya, enggak juga iya" Jawabku yang tidak yakin dengan perkataanku.
"Len mending move on deh lo...ngapain cinta ama orang yang gak tau bahwa lo itu ada." Sambil menggenggam tanganku erat seakan meminta permohonan.
"Gatau vi perasaan ini masih buat dia, mungkin selamanya buat dia, tapi mau gimana lagi perasaan ini udah tumbuh sekian lama. Dan aku gabisa menyangkalnya, walaupun dia gak tahu keberadaan ku seenggaknya aku tahu keberadaannya." Jawabku penuh keyakinan.
"Iya deh iya asalkan lo bahagia aja gue pasrah.." Sambil mengulum senyumannya kepadaku.
Kring..kring..kring
"Udah bel vi, balik ke kelas yuk!" Ajakku
"Okey"
Kami sekarang menuju kelas X MIPA 1, dan yang tak lain dan yang tak bukan itulah kelas kami. Saat sedang asyiknya aku mengobrol dengan Via tanpa memperhatikan sekitar aku tidak sengaja menabrak seseorang, yang sepertinya aku mengenalinya.
"Hati-hati" Ucap seseorang yang baru saja kutabrak dengan muka datarnya.
"Emm..maaf kak lain kali aku bakal lebih hati-hati" Ucapku sambil menunduk, entah mengapa aku tidak berani melihat manik matanya.
Oke tenangin diri dulu, inget ini cuma kebetulan Alena. -batinnya
Setelah itu seseorang yang baru saja ditabrak itu langsung melengos pergi entah kemana ia berjalan. Ia adalah penakluk hati Alena, Hatta Sanjaya, seorang lelaki berparas tampan, memiliki otak cerdas, bertubuh kekar dan 1 tahun lebih tua dari Alena. Ia cukup terkenal di sekolah ini, terkadang ada beberapa cewek fanatik yang sengaja mengikutinya untuk sekedar melihatnya.
--Hatta Pov--
Gue kayak kenal muka cewe tadi, mungkin mirip. -batinnya
Dia berjalan tanpa tujuan, entah kemana kakinya melangkah, padahal waktu sudah menunjukkan jam pelajaran tapi ia malah melengos keluar kelas tanpa tujuan, sehingga sampailah ia ke tempat favoritnya taman belakang sekolah. Disana ia duduk di bangku taman berwarna coklat sambil menyenderkan bahunya di bangku tersebut. Entah mengapa ia sangat suka melakukan hal tersebut, dan memikirkan perempuan yang belum lama ini ia tabrak.
Dia mirip seseorang, tapi kenapa gue masih berkutat dengan cewe itu? Apa memang dia seseorang itu? -batinnya penuh tanda tanya di pikirannya.
--------------------------------------------
Semoga suka sama ceritanya, hope you like it!
Jangan lupa VOTE dan KOMENNYA!!!
Biar semangat update part berikutnya...Kira-kira siapa seseorang yang ada di dalam pikiran sang Hatta Sanjaya???
Vote kalian berharga bagi saya!!!
:)))))))))))))))
KAMU SEDANG MEMBACA
(Secret) Admirer // H&A
Fiksi RemajaMemilikimu hanya sebatas anganku, seperti diriku yang selalu tak pernah berani mengungkapkan bahwa aku mencintaimu. -Alena